Selasa, 22 Agustus 2023.
Pagi itu, Kyou telah pergi tanpa sepengetahuan Theta dengan meninggalkan perlengkapan menyamarnya di depan kamarnya. Theta yang mengeceknya pun dikejutkan dengan isi dari identitas barunya. Sontak saat itu juga Theta langsung menghubungi Kyou.
"Kenapa aku harus menjadi guru BK?" tanya Theta kesal, seolah pilihan Kyou menyindir kepribadiannya.
"Haha... maaf, Ta. Banyak yang mesti kupertimbangkan agar kau tetap aman dan sekaligus bisa membawa senjatamu itu," jawab Kyou yang menggunakan headset nirkabel sambil berjalan di tengah keramaian.
Berbicara tentang senjata milik Theta yang digunakannya kemarin, bentuknya seperti belati tebal sepanjang 30 cm dengan bagian yang tumpul di kedua sisinya. Belati ini masih cukup misteri bagi Kyou yang bagaimana bisa berubah wujud sesuai perintah Theta.
"Lalu kenapa harus BK, Kyou?! Apa tidak ada pekerjaan lainnya?!" tanya Theta lagi yang masih merasa janggal dengan keputusan Kyou dalam memilih penyamaran.
"Begini..., kalau aku pertimbangkan kau menjadi penjaga sekolah, kemungkinan justru targetmu akan semakin menjauh dari pengawasanmu. Kalau guru bagian pengajar, kau tidak mungkin bisa membawa senjata dan waktumu akan habis untuk mengajar dibanding mencari petunjuk. Dan kalau guru BK, aku dapat informasi bahwa guru sebelumnya telah pensiun dan menyisakan posisi yang kosong. Selain itu, posisi guru BK di kota ini tidak harus terikat dengan kepegawaian negeri, jadi penyamaranmu bisa lebih aman tanpa memanipulasi data pemerintahan. Nilai plus lainnya, kau akan lebih leluasa karena tidak ada jadwal tetapnya," kata Kyou menjelaskan secara detail.
Theta hanya bisa geleng-geleng kepala dengan keputusan yang diambil oleh Kyou dalam penyamaran ini. Memang cukup logis alasan yang diberikan oleh Kyou. Ditambah lagi, ia juga memiliki sedikit pengetahuan seputar psikolog melalui senior di organisasinya. Namun, ia masih berat hati, di mana ia juga harus belajar menghadapi siswa-siswi yang memasuki masa psikologis yang cenderung memberontak.
"Lalu apa yang membuat pekerjaan ini aman untuk membawa belatiku?" tanya Theta yang hampir melupakan satu hal yang juga menjadi pertimbangan Kyou.
"Sebagai guru BK, anggap saja untuk pertahanan diri dari siswa-siswi pemberontak di sekitarmu," kata Kyou santai.
"Huft... anggap saja katamu...?" keluh Theta yang sudah malas meneruskan pembahasan.
Dengan berpakaian jas panjang dan penggunaan kacamata berlensa normal, Theta keluar dari gedung apartemen membawa sepeda yang ia pinjam dari Kyou. Ia menghela napasnya sejenak kemudian berdoa dari dalam hati, bersiap menyusuri jalanan sesuai petunjuk yang diberikan Kyou.
Dalam kayuhannya, sesekali Theta memandang langit yang cukup cerah untuk memulai hari pertamanya. Tanpa terasa, semakin lama di sekelilingnya mulai ramai terlihat siswa-siswi yang berjalan menuju sekolah. Nostalgia, ungkapan yang tepat untuk perasaannya saat ini, karena dirinya sudah lama tidak merasakannya setelah ia lulus dan mengakhiri masa-masa sekolahnya.
Theta sampai tepat di depan gerbang SMA Pusat Abad Baru dengan mata terbelalak. Semalam, dari kejauhan yang ia kira tembok istana ternyata adalah sekolah yang dimaksud Kyou. Ia hanya bisa garuk-garuk kepala saat memarkirkan sepedanya.
"Maaf, Pak. Ada keperluan apa anda datang kemari?" tanya salah satu penjaga senior yang di seragamnya tertulis nama Sukanda.
Dengan tenang Theta langsung menunjukkan kartu identitasnya kepada kedua penjaga itu.
"Izinkan kami periksa barang bawaan anda," kata penjaga satunya lagi yang terlihat sebaya dengan Theta yang di seragamnya tertulis nama Rio.
Sementara Rio mengecek isi tas Theta, Sukanda memeriksa sekujur tubuh Theta dari barang-barang yang berbahaya. Sesaat setelahnya, Sukanda tersentak sejenak ketika menyadari adanya belati di bagian belakang pinggang Theta yang tertutup oleh jas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasiKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...