Aku akan menemuimu lagi setelah diskusi kalian selesai.
Begitulah yang diucapkan Edel kepada Theta sebelum ia menghindar dari yang lainnya. Tidak ada waktu bagi Theta untuk terlalu memikirkan perkataan dan tingkahnya Edel kala itu. Ia lebih memilih berkumpul kembali dengan yang lainnya untuk mendiskusikan langkah berikutnya tentang undangan Pria Misterius tadi.
"Jadi apa keputusanmu, Ta? Apa kita langsung datang saja ke sana?" Tanya Seth bertolak pinggang, merasa kesal dengan apa yang pria misterius tadi lakukan.
Tidak langsung menjawab, Theta membuka proyektornya kembali untuk menunjukkan peta yang ia pakai sebelumnya. Theta memperhatikan peta itu fokus. Jika pria itu jujur, maka daerah yang dituju berada di sekitar Bukit Senduro.
"Sebentar," singkat Theta menghadap ke arah Kyou. "Tadi apa yang ingin kau bicarakan?"
"Mungkin ini tidak ada kaitannya dengan masalah kita saat ini, tapi klienku mengirimkan paket ini untukmu. Dia bilang ini tentang kejadian 3 tahun yang lalu," kata Kyou menyodorkan paket berbentuk amplop tipis.
Mata Theta seketika melebar. Ia pun langsung mengambil paket itu dan keluar dari ruangan. Tidak ada yang begitu mengerti dengan sikap Theta kecuali Kyou dan Gamma. Kebenaran lainnya mulai semakin terbuka untuk Theta terima.
Beberapa menit telah berlalu, Theta kembali dengan sedikit tertunduk dan terlihat memiliki tatapan yang hampa. Ia seperti baru saja menerima fakta yang sulit untuk diterima. Tidak ada satu pun di ruangan itu yang mencoba untuk mempertanyakannya.
Theta menghela napasnya sejenak, lalu kembali menatap ke arah mereka semua seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kita akan ke sana," kata Theta tenang. "Tapi sebelum itu, ada yang ingin aku bicarakan dengan Edel."
Dengan anggukan pelan, mereka membiarkan Theta untuk melakukan apa yang perlu dilakukan tanpa ada yang membantah, terlebih setelah melihat ekspresi kecewanya tadi.
Ada apa, Ta...? Apa yang terjadi saat itu...? pikir Inaya penasaran.
***
"Katakan apa yang kamu tahu atau aku saja yang bertanya," tegas Theta dengan tatapan tajam.
Theta yang kembali bertemu dengan Edel di atap terbuka apartemen pun sebisa mungkin menahan amarahnya. Ia tahu Edel menyembunyikan sesuatu tentang asal-usul pria misterius tadi yang berimbas kepada penculikan Ulya.
Edel tertunduk gemetar karena tekanan dari tatapan Theta. Ia terlalu takut untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi hingga sejauh ini.
"Aku mencoba untuk percaya padamu. Namun, jika sikapmu seperti ini terus, akan aku selesaikan semua ini sendiri dan jangan ganggu aku lagi," lanjut Theta melangkah pergi.
"Tunggu!" seru Edel menahan tangan Theta, sontak Theta melepas pegangan itu dan berbalik kembali menghadap Edel. "Silakan... silakan tanyakan padaku. A-Aku akan menjawab sebisaku..."
Theta menghembus napasnya keluh, lalu bersedekap tangan, menuruti kemauan Edel dan memulai pertanyaan satu per satu.
"Sejak awal kamu sudah tahu motif pria ini, kan? Termasuk di mana semua lokasi portal dimensi yang ada di kota ini," tanya Theta.
Edel merespons dengan anggukan pelan.
"Lalu kenapa kamu membuang-buang waktu dengan memberiku informasi yang setengah-setengah?" tanyanya lagi.
"Itu karena... awalnya aku belum bisa sepenuhnya percaya dengan kemampuanmu. Aku sudah bilang itu padamu sebelumnya, kan? Jadi... yang di taman waktu itu adalah awal aku mencoba untuk percaya padamu...," jawab Edel memalingkan pandangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasyKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...