09 - Bad Reunion

33 2 3
                                    

Sabtu, 30 September 2023.

Klub Abnormal. Hampir sebulan sudah kegiatan mereka berjalan dengan berbagai masalah yang sudah mereka atasi. Namun suasana klub hari ini benar-benar hening hanya menyisakan suara jarum jam yang terus berputar. Mereka berlima kini tampak fokus untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa mereka lakukan selain berburu penyihir di sekolah. Namun isengnya Juna justru memulai pembahasan yang tidak terduga.

"Hei, menurut kalian... Pak Theta itu cocoknya dengan Kak Ulya atau dengan Kak Inaya?" Tanya Juna sontak membuat seluruh tatapan tertuju ke arahnya. "Aku hanya iseng bertanya loh."

"Aku sih memilih Kak Ulya." Kata Lala justru menanggapi pertanyaan iseng Juna.

"Kalau aku lebih memilih Kak Inaya." Kata Hilda yang tidak disangka Juna bakal ikut merespons. "Kalau menurutmu, Zo?"

"Keputusan di antara merekalah yang paling menentukan." Kata Enzo cepat.

"Aku sih hampir mirip seperti Enzo. Akan sangat seru ketika kita bisa melihat bagaimana perkembangan hubungan di antara mereka sampai akhir." Kata Juna tertawa sendiri mengkhayal yang aneh-aneh.

"Kau seperti ingin membuat film saja." Kata Hilda mengetuk kepala Juna pelan menggunakan bukunya. "Kalau menurutmu bagaimana, Endora?"

Kini mereka semua memperhatikan Endora yang mencoba menuliskan sesuatu di bukunya. Dengan senyumnya yang berseri-seri, ia menunjukkan apa yang ia pikirkan.

Kenapa tidak dua-duanya saja?

Mereka berdua kan sangat baik (^-^)

Sontak semuanya tercengang melihat jawaban itu. Mereka tidak tahu lagi apakah Endora itu terlalu pintar untuk memahami poligami, atau terlalu polos untuk mengetahui itu semua.

Dengan fokus mereka yang teralihkan, tanpa mereka sadari di depan pintu sudah ada Inaya yang mengucapkan salam dan memasuki ruangan.

"Loh... kok suram begini suasananya?" Pikir Inaya heran.

"Ka-Kami hanya bosan saja, Kak." Kata Juna dengan cepat menyembunyikan buku yang ditulis Endora tadi.

"Wah... kebetulan berarti. Kakak punya kabar baik untuk klub kita." Kata Inaya tersenyum senang.

"Benarkah? Apa itu, Kak?" Spontan Hilda penasaran karena sudah muak dengan kebosanannya.

Inaya tertawa pelan, kemudian mengeluarkan sejumlah uang yang cukup tebal dan diletakkannya di atas meja. Sontak mereka berlima terkejut melihat uang sebanyak itu.

"Bu Lisa bilang, kita bisa pakai uang ini untuk belanja klub atau untuk liburan setelah perjuangan kita beberapa minggu ini." Kata Inaya semangat. "Saya sarankan kita gunakan ini untuk belanja di Plaza Cempaka sekaligus liburan ke Taman Rekreasi besok."

"Setuju!" Pekik Juna paling cepat, disusul dengan yang lainnya ikut semangat menanti hari esok.


***


Malam itu di atap terbuka apartemen, Theta berjalan pelan mengelilingi pagar tinggi sambil menatap lampu-lampu kota di bawahnya. Sudah hampir sebulan ia tidak lagi bertemu dengan Asih, begitu juga pencariannya terhadap Edel yang juga tidak membuahkan hasil. Ia sudah mengirim surat ke organisasinya perihal perkembangannya di sekolah ini, namun yang awalnya Theta pikir ia sudah mendekati dengan apa yang ia cari, kini seperti hilang begitu saja tanpa jejak.

Faith in You : The SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang