07 - Abnormal Club

19 3 3
                                    

"Aduh... di mana ya kacamataku...?" Kata seorang wanita bernama Inaya meraba-raba tanah di malam yang gelap.

Perlahan Inaya mendengar suara langkah kaki yang mencoba mendekatinya. Ia yang tidak dapat melihat dengan jelas merasa ketakutan dan bergerak mundur dengan posisi duduk, hingga ia tersender ke dinding, ketakutannya justru semakin menjadi-jadi.

"Ja-Jangan mendekat!!!" Pekik Inaya menutupi wajahnya, namun perlahan langkah orang yang mendekatinya mulai menjauh dan tidak terdengar lagi.

Inaya melihat sekelilingnya yang sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Namun saat ia melihat ke bawah, walau dengan penglihatannya yang buram tampak seperti kacamata yang ia cari dari tadi. Sepertinya ia salah paham dengan orang yang ia kira akan menyerangnya, yang sebenarnya telah membantu menemukan keberadaan kacamatanya.

Inaya segera memakai kacamatanya kembali dan bangkit mencari-cari ke arah mana orang itu pergi, namun ia tidak dapat menemukannya lagi.

"Siapa pun kamu... terima kasih...." Kata Inaya tersenyum lembut.


***


Rabu, 30 Agustus 2023.

"Maaf, Bu. Kenapa kami dipanggil kemari?" Tanya Juna melihat sekeliling ruangan kelas yang sudah lama tidak terpakai.

"Benar. Ini tidak biasa." Kata Enzo sempat menyentuh meja yang sudah penuh debu dengan jarinya.

Tepat saat jam istirahat, Lisa meminta Juna dan Enzo untuk mendatangi ruangan di gedung klub sekolah yang berada di lantai 2 pada posisi paling ujung dari tangga. Hal yang tidak biasa dimintai oleh kepala sekolah langsung untuk bertemu di satu tempat. Namun tentu Lisa punya alasan tersendiri.

"Baiklah, saya mulai sedikit pembahasannya." Kata Lisa menghela nafasnya dalam. "Saya sebenarnya salut dengan kalian yang ikut membantu Pak Theta dalam mengatasi masalah sihir di sekolah ini. Tapi saya tidak bisa membiarkan kalian berkeliaran begitu saja tanpa alasan yang jelas di mata para siswa yang lain. Jadi saya berencana membuat sebuah klub khusus di ruangan ini dengan kalian yang menjadi anggotanya yang punya pengalaman terhadap sihir."

"Wow... itu keren. Aku setuju!" Kata Juna bersemangat.

"Tunggu dulu... anda belum selesai menjelaskan segalanya, bukan?" Tanya Enzo memastikan dengan mengangkat tangan kanannya.

"Benar. Sebelum saya lanjutkan, sepertinya anggota lainnya telah kembali." Kata Lisa melihat ke arah pintu, tampak Lala dan Hilda membawa dua kantong berisi roti dan minuman segar.

"Wah... Lala dan Hilda juga ikutan!" Kata Juna semakin heboh, sementara Lala hanya tersenyum sembari membagikan makanan.

"Apa ada masalah?" Tanya Hilda sedikit memalingkan wajahnya karena Enzo hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa.

"Tidak ada." Kata Enzo datar.

"Saya tahu kalian belum pada makan. Jadi kalian bisa makan sambil mendengarkan penjelasan saya kembali." Kata Lisa kini mempersilakan mereka makan di kursi yang tidak terlalu berdebu.

Poin demi poin tujuan dari pembentukan klub ini pun dijelaskan oleh Lisa. Namun masih ada dua masalah sebelum akhirnya klub ini bisa terbentuk, yaitu siapa yang akan menjadi pembinanya dan jumlah anggota yang minimal harus lima orang.

"Kenapa tidak Pak Theta saja yang menjadi pembinanya?" Tanya Juna mengangkat tangan kanannya.

"Tidak bisa, karena beliau bukan guru, ditambah status pekerjaannya bukanlah pegawai tetap." Jawab Lisa memberi alasan.

Faith in You : The SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang