"Apa... sudah berakhir...?" tanya May sambil memperhatikan seisi ruangan yang telah kembali normal.
"Aku harap begitu," jawab Kyou mengintip dari jendela, memperhatikan langit yang telah gelap alami karena memasuki waktu malam.
Di sisi lain, semua yang terlibat dalam pertarungan ini akhirnya bisa mengambil napas lega. Monster-monster yang sebelumnya tiada henti menyerbu mereka semua, kini telah hilang sepenuhnya. Selain itu, dikarenakan sudah tidak ada orang awam yang berada di sekolah, mereka tidak perlu khawatir untuk menyembunyikan perlengkapan senjata mereka lagi.
"HAPPY ENDING!!!" Pekik Juna melompat heboh.
"Kita berhasil! Kita berhasil!" seru Hilda menggendong Endora sambil berputar-putar kegirangan.
Syukurlah..., semoga kalian baik-baik saja di sana..., pikir Lisa terduduk lega.
Aku yakin kamu melakukan hal gila lainnya lagi, pikir Diana menghembus napasnya keluh. Dan seperti biasa, akulah yang harus menyiapkan perawatanmu setelah ini.
Reni..., pikir Ewan merasa gundah.
Selanjutnya, kejutan apa lagi yang akan kau tunjukkan kepada kami, Ta? pikir Gamma serius.
Ugh... toilet... di mana toilet...? pikir Seth merasa perutnya tidak enak.
Tidak seperti yang lain yang masih beristirahat, Gamma dan Ewan langsung menghampiri titik tengah sekolah untuk memastikan kondisi Theta dan timnya. Namun di tengah perjalanan, langkah Gamma justru terhenti karena bertemu dengan Kyou dan May yang juga searah ke sana.
"May?! Kyou?! Kenapa kalian berdua ada di sini?!" tanya Gamma sambil mendekati mereka berdua.
"Gamma?!" balas May terkejut dengan kedatangan Gamma. "Apa kamu melihat Kania?! Tadi kami terjebak di dimensi lain seperti kemarin, lalu dia menghilang begitu saja!"
Mata Gamma melebar sejenak, kemudian berlari meninggalkan mereka berdua. Dari sekian banyak pola yang telah terjadi di sekitar Theta, ia harus memastikan bahwa firasat buruknya tidak terjadi.
"Gamma! Tunggu!" susul May.
Ketika sedikit lagi sampai di lokasi, langkah mereka kembali terhenti sejenak karena melihat Ewan dari kejauhan yang tengah berjalan sambil menggendong Reni. Meskipun dari jauh, Gamma seolah bisa melihat tatapan lemah yang Ewan tunjukkan ke wajah Reni.
"Dia itu rekanmu, kan?" tanya Kyou memastikan siapa yang ia lihat.
Gamma mengangguk pelan. Sesaat Ewan sudah semakin dekat, Gamma mencoba untuk memanggilnya.
"Ewan," panggilnya.
"Oh..., Gamma...," respons Ewan lemah, baru menyadari keberadaan Gamma dan yang lainnya. "Aku... mau ke UKS duluan..."
"Dia baik-baik saja, kan?" tanya Gamma memperhatikan Reni.
Ewan hanya mengangguk pelan tanpa menoleh ke arah Gamma, lalu meneruskan langkahnya seolah tidak peduli dengan sekelilingnya.
Gamma tidak lagi meneruskan pembicaraan dan lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka yang tinggal sedikit lagi sampai. Ia memahami bagaimana perasaan Ewan dan tidak ingin mengganggunya. Dua hati yang dipisahkan oleh manipulasi ingatan bukanlah perkara yang mudah untuk diselesaikan dengan hanya sekadar kata.
"Aku melihat lima orang di sana!" seru May memperhatikan keberadaan Theta dan yang lainnya.
Semakin mereka dekat, semakin terlihat kondisi kelimanya yang tidak sepenuhnya baik-baik saja. Theta dan Kania terbaring tidak sadarkan diri, Ulya dan Inaya duduk dengan penuh bekas luka, sementara Edel menjadi satu-satunya yang berdiri meskipun tampak kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasyKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...