Senin, 16 Oktober 2023.
"Hah... pagi yang sibuk seperti biasanya. Aneh jika aku tiba-tiba merindukan tempat ini." Kata Theta memperhatikan sekeliling sekolah yang cukup ramai.
Seminggu telah berlalu setelah Theta keluar dari rumah sakit. Sementara sekolah sedang melaksanakan ujian tengah semester, Theta mengisi waktu selama seminggu kemarin membantu Gamma dkk menelusuri kota. Mereka berhasil menemukan portal baru di sekitar Stasiun Pusat. Tetapi setelah menumpas apa yang ada di dalamnya, Theta belum juga mendapatkan petunjuk baru, begitu juga dengan Edel yang belum ada menemuinya kembali.
Theta berencana untuk membahas kegiatan klub mereka kembali. Ia bergegas menemui Inaya lebih dulu yang tidak sempat ia temui dari kemarin. Berdasarkan jadwal mengajar Inaya yang pernah diberikan kepada Theta, ia mendapati bahwa Inaya sedang mengajar di gedung olahraga pagi ini.
Sesampainya Theta di depan gedung olahraga, ia membuka pintunya pelan sambil mengintip kegiatan di dalamnya, tampak siswa-siswinya Inaya mulai berbaris untuk melakukan pemanasan.
Inaya yang baru saja mau memulai memimpin pemanasan, tidak sengaja menyadari kedatangan Theta karena terdengar suara pintu gedung yang tertutup keras, Theta telah gagal masuk dengan senyap-senyap tanpa mengganggu.
Bukannya melanjutkan aktivitasnya, Inaya justru meminta salah satu siswanya untuk menggantikannya sebentar, lalu berlari santai mendekati Theta.
"Ada perlu apa, Ta?" Tanya Inaya lembut.
"Maaf mengganggu, tapi bukankah sebaiknya kamu pimpin dulu pemanasan mereka?" Tanya Theta heran.
"Enggak apa-apa kok, Ta. Aku sudah minta tolong ke salah satu siswa untuk menggantikanku sebentar." Kata Inaya tersenyum lembut.
"Tidak begitu banyak sih yang ingin kubahas denganmu sekarang. Mungkin selengkapnya akan kubahas ketika semuanya sudah berkumpul saat jam istirahat nanti."
Di tengah mereka membahas perihal kegiatan klub, tanpa mereka sadari mereka telah diperhatikan oleh siswa-siswinya dari kejauhan.
"Wah... Bu Inaya tampak berbeda ya kalau sedang berbicara dengan Pak Theta. Suasana hati beliau seperti berubah 180 derajat." Kata salah satu siswi.
"Iya. Tidak biasanya beliau bertingkah seperti itu." Respons siswi lainnya.
"Atau jangan-jangan... mereka ada hubungan spesial?" Pikir salah satu siswi tadi.
"Haha... kalau benar begitu, aku jadi merasa kasihan dengan para lelaki yang nge-fans dengan beliau." Respons siswi lainnya.
Tidak lama hingga pembahasan mereka selesai, Inaya tersenyum lembut memperhatikan Theta sampai keluar gedung. Selepas itu Inaya kembali ke siswa-siswinya untuk memimpin pemanasan.
"Baiklah semuanya! Saya pimpin kembali pemanasannya!" Tegas Inaya, namun respons dari sebagian siswanya tampak lemas.
"Maaf, Bu! Mungkin sebaiknya yang laki-laki langsung disuruh lari keliling lapangan saja!" Pekik salah satu siswi.
"Eh? Kenapa begitu?" Tanya Inaya bingung.
"Soalnya mereka semua sudah terbakar cemburu, Bu!" Pekiknya lagi membuat siswi lainnya tertawa.
***
Tepat pada jam istirahat, Theta dan anggota Klub Abnormal kembali berkumpul setelah dua minggu kegiatan klub diliburkan karena ujian. Sambil menunggu Inaya hadir, mereka mulai membahas bagaimana perkembangan masalah sihir selama ia tidak hadir di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasyKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...