Senin, 28 Agustus 2023.
Theta menyempatkan waktunya untuk menulis perkembangan dalam pencariannya sebelum berangkat ke sekolah. Kini ia bisa kembali lagi ke sekolah dengan kondisi yang sudah tenteram. Media massa sudah teralihkan oleh informasi palsu yang Lisa buat. Para siswa di sekitarnya pun tampak normal tanpa tahu kejadian sebenarnya, seperti kejadian kemarin hanyalah sebuah kecelakaan. Ia pikir Lisa benar-benar sudah bekerja keras.
Sebelum ke ruangannya, Theta menyempatkan diri untuk melihat kondisi Aula. Matanya seketika terbelalak melihat seisi gedung tampak baik-baik saja seperti sedia kala. Dengan cepat ia juga pergi ke gedung olahraga di mana Juna bertarung sebelumnya. Benar saja, seisi gedung itu juga tampak baik-baik saja dibanding apa yang pernah diceritakan Juna. Hal yang tidak masuk akal, kecuali ada campur tangan sihir.
"Pak Theta? Sedang apa anda di sini?" Tanya Lala tiba-tiba mendatangi Theta yang kebetulan sedang dalam jam pelajaran olahraga tanpa adanya guru.
"Eh... kamu rupanya." Kata Theta melihat ke arah Lala sekilas. "Aku hanya memastikan apa yang dikatakan Juna soal tempat ini saat kejadian Kamis lalu."
"Oh... soal gedung ini yang sempat berserakan itu ya, Pak?" Tanya Lala sementara Theta hanya mengangguk pelan. "Kabarnya sih sudah diperbaiki sejak hari Minggu kemarin. Yang memperbaikinya pasti orang-orang yang hebat."
"Begitu ya..." Kata Theta kemudian menatap Lala tajam. "Apa kamu menceritakan kejadian yang sebenarnya ke orang lain?"
"Ti-Tidak. B-Bu Lisa memintaku untuk merahasiakannya." Jawab Lala gelagapan.
"Syukurlah..." Kata Theta menghembus nafasnya lega. "Jaga dirimu baik-baik ya."
Theta langsung keluar dan menutup pintu gedung itu kembali. Sudah jelas bahwa ada campur tangan sihir dalam perbaikan kedua gedung tersebut. Rasa penasaran itu harus ia ungkap, menemui Lisa merupakan langkah yang tepat untuk menjelaskannya.
***
Theta dihadapkan pintu yang pernah ia masuki beberapa hari lalu, sebuah ruangan yang bertuliskan "Kepala Sekolah" di depan pintunya. Ia mencoba mengetuk pintu itu berkali-kali, namun tidak ada satu pun jawaban yang terdengar dari dalam ruangan.
"Maaf, Bu Lisa sepertinya hari ini tidak hadir ke sekolah." Kata salah seorang guru yang juga tidak jadi bertemu Lisa.
"Benarkah? Beliau ke mana?" Tanya Theta sedikit kaget.
"Saya dengar beliau sedang ada keperluan di kota sebelah. Mungkin besok atau lusa beliau kembali lagi." Jawabnya sedikit memelas. "Huft... padahal saya ingin cepat-cepat mengurus proposal ini ke beliau."
"Mmm... proposal untuk apa, Pak?" Tanya Theta penasaran kini melihat selembar proposal dan alat-alat unik yang dibawanya.
"Ingat tentang kebakaran di gedung Aula kemarin? Alat pembeku instan benar-benar bermanfaat di kala itu. Saya harap penemuan ini bisa bermanfaat jika diterapkan di sekolah ini." Jawab guru itu bersemangat.
Mendengar jawaban dari guru itu membuat Theta tersadar akan sesuatu. Kemudian Theta mencoba memastikannya langsung.
"Mmm... anda ini Pak Willy, bukan? Yang punya pengalaman dalam penemuan alat-alat yang unik." Tebak Theta.
Mendengar hal itu seketika membuat Willy terdiam menatap Theta tidak percaya dengan mata yang seperti berbinar-binar, seakan pada akhirnya ada orang yang mengerti dan tertarik tentang penemuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasyKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...