08 - New Responsibilities

16 2 1
                                    

Sabtu, 02 September 2023.

"Dia terlalu cepat, Pak!" seru Juna yang mengejar target menggunakan sepatu roda.

"Aku benci berlari," keluh Theta berlari di belakang Juna.

Tepat ketika klub resmi dibuka, Theta dkk sudah mendapatkan tugas baru pada hari Jumat kemarin. Informasi didapat oleh Lala yang kini sudah sah menjadi wakil ketua OSIS. Lala mendapatkannya melalui laporan anggotanya yang merujuk kepada hal yang tidak masuk akal yang dialami oleh salah satu siswa, di mana siswa tersebut merupakan salah satu anggota klub lari yang mempunyai catatan buruk dan sempat cedera, tetapi tidak lama setelah itu mampu berlari dengan kecepatan yang tidak biasa. Bahkan, Inaya mengakui melihat aura sihir dari siswa tersebut di saat jam olahraganya.

Hari ini, tepatnya sepulang sekolah, adalah waktu yang tepat untuk mereka eksekusi. Namun, siapa sangka target yang mereka hadapi sudah di luar kendali dari sihir yang dia miliki.

"Jangan mengeluh, Ta! Kenapa kamu lemah sekali kalau berlari?!" pekik Inaya melalui Handsfree.

"Huft... salah siapa tadi yang menakut-nakuti anak itu?" balas Theta mengingat Inaya terlalu menekan target sebelumnya.

"Tolong jangan bertengkar, Pak Theta, Kak Inaya. Kami semua bisa mendengar kalian, loh," kata Hilda menenangkan.

"Maaf...," balas Theta kembali fokus. "Lala, tolong tunjukkan di mana aku harus menghadangnya."

Lala menggunakan kamera drone untuk memantau pergerakan target. Di samping karena Lala tidak bisa bertarung, ia berperan sebagai kepala taktis dari operasi ini. Ditambah lagi, Lala sangat hafal dengan denah sekolah, membuatnya lebih mudah mengatur strategi penyergapan target.

"Setelah gedung berikutnya, anda belok ke kiri dan terus saja hingga aku minta berhenti. Untuk Kak Juna tetap mengejarnya saja dari belakang," jawab Lala koordinatif.

Mereka berdua pun menuruti perintah Lala. Juna sesekali dengan sengaja memelesetkan tembakan panahnya membuat target seakan terancam dan fokus berlari darinya.

Untuk rute-rute yang memungkinkan target untuk kabur, kini dihadang oleh Theta, Inaya, Hilda, dan Enzo, hingga akhirnya target teralihkan untuk berlari ke gedung olahraga. Kini tugas Endora untuk mengaktifkan sihir ruangnya, yaitu mengunci seluruh ruangan agar target tidak dapat kabur lagi.

"Target sudah terkunci, sisanya aku serahkan pada kalian semua. Tolong tetap hati-hati," kata Lala menutup komunikasinya.

Semua tim kecuali Lala kini sudah berada di dalam gedung olahraga. Target yang sudah kehabisan cara untuk kabur tiba-tiba menunjukkan wujud aslinya yang keluar dari tubuh korban. Wujudnya terlihat seperti Cheetah dengan aura hitam di sekelilingnya.

Theta kali ini mengambil alih komando untuk mengatur strategi bertarung tiap orangnya. Hilda yang melindungi Endora, mengingat saat ini sihir Endora dalam mode mengunci seluruh ruangan. Enzo menghadapi target secara langsung dan dibantu Juna dari jauh, karena hanya Enzo yang hampir bisa menyamakan kecepatan target. Hingga target teralihkan, Theta dan Inaya membawa mundur siswa tadi hingga ke tempat Endora dan Hilda berada.

"Mereka berdua luar biasa," kata Inaya melihat bagaimana ketangkasan Enzo dan Juna.

"Kalau mereka tidak seperti itu, tidak mungkin aku berani melibatkan mereka dalam urusan ini," kata Theta kemudian mengaktifkan belatinya ke mode pedang dan menggunakan perisai nanonya. "Ayo kita bantu mereka!"

Inaya mengangguk dan ikut berlari mendekati Cheetah itu.

Kondisi Cheetah saat ini sudah tertusuk tiga anak panah dari Juna dan beberapa luka tebasan dari Enzo. Tidak lama, kini Cheetah terkepung oleh Enzo, Theta, dan Inaya dengan pola segi tiga. Di luar dugaan, Cheetah memilih menyerang Inaya dengan mencakar dan menggigit tangannya hingga Inaya terjatuh dan kacamatanya terlepas.

Faith in You : The SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang