Senin, 23 Oktober 2023.
Paginya, di ruang VIP Rumah Sakit Cempaka, Inaya duduk di atas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit ruangan, memikirkan apa saja yang telah terjadi semalam. Cukup mengejutkan baginya bahwa selama ini Theta tanpa sadar di dalam dirinya juga memiliki Roh Sihir. Tidak seperti Dara yang lebih kooperatif, sikap dan ucapan Roh Api kala itu terdengar seperti menguji pendirian Theta, lalu ia pergi membiarkan Theta memutuskan apa yang akan dilakukannya kelak.
Di samping hal itu, Inaya juga teringat dengan apa yang telah terjadi pada Ulya. Inikah yang dikhawatirkan Theta? Inikah alasan Theta tidak ingin melibatkan Ulya dan juga dirinya? Dan Jika tidak ada Dara di dalam dirinya, mungkinkah ia akan senasib atau bahkan lebih buruk daripada Ulya?
Setelah memikirkan semua itu, Inaya merasa bahwa saat ini ia sudah harus terus terang soal Roh Sihirnya kepada Theta. Ia tidak ingin memperpanjang masalah ini lebih jauh hanya karena rahasia yang terus ia pendam.
"Nay... apa kamu siap untuk terus terang kepada Theta...?" Tanya Dara pelan.
Inaya tidak langsung menjawab. Ia turun dari tempat tidurnya, lalu melakukan perenggangan pada tubuhnya perlahan.
"(Aku tidak tahu. Tapi aku yakin... Theta pasti akan kecewa mendengarnya....)" Jawab Inaya.
Sreeet....
"Nay?! Kamu tidak apa-apa, kan?" Seru Lisa berlari dan memeluk Inaya selepas membuka pintu.
"Kakak...?" Respons Inaya terkejut dengan kehadiran Lisa, lalu membalas pelukan itu pelan. "I-Iya... aku sudah baik-baik saja kok, Kak...."
Perlahan Lisa melepas pelukannya, lalu memegang kedua pundak Inaya dan memperhatikan sekujur tubuhnya, tubuh yang terlihat baik-baik saja kecuali di bagian leher yang terlihat sedikit gelap dari warna kulit aslinya.
"Nay... apa benar ada Roh Sihir di dalam dirimu...?" Tanya Lisa tampak berkaca-kaca.
Mata Inaya melebar sejenak mendengar pertanyaan itu, lalu sedikit memalingkan wajahnya dan mengangguk pelan. Ia berpikir bahwa Gamma dan yang lainnya telah memberitahu Lisa.
"Kenapa kamu tidak cerita ke Kakak, Nay...? Kenapa kamu menanggung perkara ini sendirian...? Padahal Kakak juga sudah berusaha untuk menangani masalah sihir di kota ini." Kata Lisa menggebu-gebu, tanpa sadar telah mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan.
"Sihir di kota ini?!" Seru Inaya seketika mundur berjarak dari Lisa. "Apa maksud Kakak?! Aku kira Kakak hanya antisipasi kemunculan sihir di sekolah dan mata sihirku ini. Apa selama ini Kakak sibuk bukan karena urusan sekolah saja?!"
Kini giliran Lisa yang sedikit memalingkan wajahnya dari tatapan Inaya.
"Oh... aku paham...." Pikir Inaya menyadari sesuatu. "Sejak Kakak menceritakan kehadiran Pria itu, Kakak mulai semakin sibuk dari biasanya. Sudah lama aku ingin mempertanyakannya, tapi aku juga sering disibukkan dengan hal lainnya hingga lupa."
Kini giliran Inaya yang memegang kedua pundak Lisa.
"Kak... siapa sebenarnya Pria itu...? Dan apa yang Kakak lakukan selama ini di luar sekolah...?" Tanya Inaya tampak serius.
Lisa menghela nafasnya sejenak.
"Namanya Alif, beliau adalah gurunya Theta." Kata Lisa seketika membuat mata Inaya melebar, hingga membuatnya terduduk di kasurnya kembali. "Theta sudah cerita, bukan?"
Inaya menggeleng kepalanya pelan.
"Tidak, Kak. Theta tidak pernah menyebut nama beliau...." Kata Inaya pelan. "Jika kuingat-ingat kembali wajahnya... beliau sepertinya memang Pak Alif yang sama yang pernah aku lihat 10 tahun yang lalu...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith in You : The Seeker
FantasyKehidupan yang kamu dambakan itu... Dengan mudahnya lenyap tepat di hadapanmu, Tidak ada harganya lagi. Frustrasi? Depresi? Bukan... Kata-kata tidak dapat mewakili perasaanmu kala itu, Bisa hidup setelah semua itu terjadi pun... Sungguh merupakan su...