Bab 13. Ababil dan Rahasia

31 10 70
                                    

Aduh senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau
Duhai senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau

Bagaikan raja dan permaisuri
Tersenyum simpul bagaikan bidadari
Duhai senangnya menjadi pengantin baru

Duhai senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau
Duhai senangnya pengantin baru
Duduk bersanding bersenda gurau

Bagaikan raja dan permaisuri
Tersenyum simpul bagaikan bidadari
Duhai senangnya menjadi pengantin baru

Lagu Pengantin Baru dari Nasida Ria mengiringi pagi di kediaman Syafiq. Ditinggal sendiri membuatnya tak memiliki pilihan selain menyetel benda keramat agar rumahnya riuh. Saniyah sudah berangkat ke pasar menjual ayam-ayam potong dan Syafi'i 'kan baru 2 minggu di perantauan. Jadinya setiap pagi, Syafiq di rumah sendirian.

"Perasaan kemarin baru aja hujan, hari ini hujan lagi," ucap Syafiq. Ia sedang duduk di kamar dan mendengar rintikan air jatuh ke atap rumah. Beranjak mendekati papan kecil berbentuk segi empat dan membukanya. Di balik jendela kayunya, suasana hitam terang masih menyelimuti bumi.

Mendesah pelan lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapan. Hanya ada air panas, 2 bungkus mie gelas dan beberapa batang sosis. Syafiq pun mengambil gelas dan menuangkan kedua bungkus mi kecil itu, tak lupa menambahkan air, sosis dan bumbu. Selesai memasak kilat, tangannya menyambar nasi panas dan menambahkannya ke dalam gelas. "Bukan makan namanya kalau nggak makan nasi," deklarasinya sebagai rakyat Banjar.

Ia membawa sarapannya ke depan TV dan menyalakan kubus sedang itu. Ia juga menyambar HP dan membuka aplikasi WhatsApp. Ia membuka beberapa pesan dan berakhir pada grup leluhur persahabatan mereka, Grup Jompo Karatan.

Karena sudah tidak sreg dengan nama panggilan Ababil, Syafiq mengganti unsurname cowok itu menjadi Burung. Selain singkat, Burung juga merupakan nama Ababil, burung ababil. Entahlah mengapa orang tuanya menamai cowok setampan Ababil jadi nama burung, mungkin mengenang jasa burung itu menghalau pasukan abrahah kalik yak! Atau mungkin mencoba sesuatu yang belum ada orang membuatnya. Terlalu ada-ada saja orang tuanya itu.

Grup Jompo Karatan

Burung
Eh, ntar nongki yu sekalian mabar

Surga
Di mana? Oke aja sih kalau gue, tapi lo yang bayar

Anda
Hahah, cakep tuh Sur.

Burung
Lu bedua mah suka meras gue mulu.

Anda
Gue kagak ya

Surga
Gue doang perasaan yang sering minta duit ke musuhnya Abrahah.

Anda
Lu kan kang nyadar, Sur. Wajar

Burung
Rumah menteri aja gimana? Sekalian beli beberapa bahan masakan. Suruh emak lo masak.

Surga
Iya, gue nyadar. Nggak kayak menteri, nggak nyadar.

Anda
Palingan gue yang lo suruh masak, Bil. Tau gue akal bulus lo.
Sae lu Sur

Surga
Masakan lo kan nggak akan gagal menteri. Lebih sehat aja kalau dimasak sendiri.

Burung
Emangnya makanan apa yang mau dimasak? Biar gue suruh pembantu gue beli bahannya.

Anda
Sup batu aja, Bil. Lebih menantang.

SyaVin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang