Bab 24

17 8 8
                                    

Grup Jompo Karatan

Surga
Rung, jemput gue dong

Burung
Mobil, motor lo kan ada. Gue hari ini naik Astrea doang

Surga
Nggak papa gitu mah. Ayo jemput gue

Burung
Mobil lo kan ada. Ogah banget gue jemput sultan macam lo

Surga
Mobil sama motor gue disita bokap

Burung
Emangnya lo kemarin ngomong apa sama sumber keuangan lo itu?

Surga
Gue bilang pake motor mau maen

Burung
Maen ke mana emang?

Surga
Sampe alam baka doang

Burung
Sur, sebut Sur, astaghfirullaaaah

Surga
Lha apa yang salah?

Burung
Masa iya ada bokap yang ngizinin anaknya mati duluan?

Surga
Gue kan cuma becanda, eh dianggap beneran

Burung
Nggak semua orang menganggap sesuatu itu bahan candaan

Surga
Dan nggak semua orang menganggap sesuatu itu hal yang serius

Burung
Beli gih di shorooom

Surga
Pagi gini mana buka tuh tempat

Burung
Jam istirahat gue temenin

Surga
Jemput dulu tapi ini, ya

Burung
Ya

Syafiq meletakkan HPnya lagi tanpa niat nimbrung. Ia mengelap rambutnya satu kali lagi dengan handuk lalu menyampirkannya di punggung.

Lagi-lagi hari ini Syafiq ditinggal sendirian di rumah. Saniyah sudah pergi ke pasar guna mengais rezeki sedangkan Syafi'i lusa baru datang.

Ia menggantung handuk di balik pintu belakang. "Mandi-mandi sendiri, makan-makan sendiri, pergi-pergi sendiri. Mati pun sendiri. Hidup terasa kaku bagaikan angka satu, bahagialah, hidupku bahagia."

Ia berjalan mendekati penanak nasi untuk mengambil sarapan. Sepiring nasi panas tertata indah di piringnya. Tangannya mengangkat tudung saji (tutup makanan) untuk tahu menu apa yang akan masuk ke mulutnya.

Ikan asin air tawar terpampang menggoda di dalam sana. Hanya ada 5 ikan, tidak ada sayur atau menu lainnya. Pasti keuangangan mereka sedang diuji. Ia tersenyum lalu mendeklarasikan menu kali ini sangat enak! "Ayam turki mah. Enaak!"

Tok-tok-tok

"Menteri!"

Tok-tok-tok

"Menteri!"

Tok-tok-tok

"Bentar!" Syafiq berlari ke depan rumah melupakan sepiring nasi ikut terbawa bersamanya.

Syafiq melebarkan pintu. "Lha? Pada ngapain?"

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Masuk-masuk."

"Numpang makan, Fiq." Firdaus melepas helm dan memangkunya di perut.

Ababil ikut melepas helm dan meletakkannya di teras rumah Syafiq. "Surga minta jemput, sekalian aja lo kita jemput. Biar berangkat bareng."

"Oh, yaudah, masuk-masuk. Gue mau sarapan dulu." Syafiq memamerkan sepiring nasi yang masih mengeluarkan asap tipis.

"Gue ikut, ya?" pinta Firdaus.

SyaVin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang