18. Karam

501 55 2
                                    

Hallo

/

/

/

/

/

***

Anya udah deg-degan begitu keluar dari rumah sakit bakal berantem sama Ayah. Anya sadar sih kali ini dia yang salah, terlalu memforsir diri sendiri sampai jatuh sakit, masuk rumah sakit, dan membuat keluarganya khawatir. Selama di rumah sakit dia overthinking mikir apa yang akan dikatakan Ayahnya, kalau sampai Anya dilarang terlibat dikegiatan organisasi, wah Anya siap genjatan senjata buat perang dunia ketiga sih.

Tapi kenyataannya engga, Ayah hanya mengingatkan Anya untuk jaga kesehatan begitu Anya keluar dari rumah sakit.

Anya kaget, sekaligus senang karena engga usah buang-buang energi buat genjatan senjata.

Bunda bawel banget minta Anya menginap sementara di rumah Mami, karena Anya engga mau pulang soalnya dia masih harus kuliah, engga mau lama-lama istirahat di rumah. Gila, sepuluh hari engga masuk kuliah, Anya ngeri sendiri membayangkan berapa banyak tugas yang sudah dia tinggalkan dan sekencang apa dia harus berlari untuk mengejar ketertinggalannya. Memikirkannya saja udah bisa bikin Anya kembali dilanda pusing dan mual.

"Lu besok mau kuliah, Nya?" tanya Jeral yang sekarang ikut bergabung dengan Anya di ruang tv rumahnya.

Anya mengangguk, di pangkuannya ada satu piring berisi nasi dan telur pakai kecap sebagai menu makan malamnya, tangannya sibuk main HP padahal tv di depannya nyala.

"Istirahat aja dulu sih, masuk senin aja biar pas dua minggu lu gak masuk," sahut Jeral.

"Gak bisa, kepala aku udah pening duluan kalau inget engga masuk kuliah hampir dua minggu, gak kebayang aku ketinggalan berapa banyak."

"Yaelah, santai kenapasih, ada si Wira ini."

Anya mengabaikan ucapan Jeral, dia masih sibuk berselancar di akun instagramnya.

"Mas Je," panggil Anya.

"Hmm," Jeral menyahut, tangannya sibuk memindahkan channel tv di depannya buat nyari tontonan seru.

"Franda itu mantannya Mas Ghian, yang waktu itu dia galauin abis-abisan bukan sih?" tanya Anya, tiba-tiba.

"Iye, kenapa tiba-tiba bahas si Cici?" tanya Jeral.

Anya menggeleng, kembali memakan nasi telor yang ada di pangkuannya.

Engga mendapat jawaban, Jeral memiting kepala Anya yang sekarang mulutnya lagi sibuk ngunyah makanan. Gaada akhlak. "Mas Je, aku lagi makan."

"Kenapa tiba-tiba bahas si Cici?" tanya Jeral sekali lagi.

"Mereka deket lagi ya?" Anya malah balik nanya.

"Kenapa bisa berasumsi kayak gitu?" tanya Jeral yang sekarang sudah melepas pitingannya.

"Soalnya akhir-akhir ini mereka sering keliatan bareng. Mantannya Mas Ghian sering update story gitu bareng dia kan, terus dia repost, makannya aku tau walaupun engga follow kak Franda."

"Tolol," ucap Jeral dengan suara pelan, tapi masih terdengar sama Anya.

"Siapa? Aku?" tanya Anya.

"Bukan. Itu tadi ada nyamuk lewat, tolol banget lewat depan gue."

"Aneh."

"Emang kenapa kalau mereka deket lagi, Nya?" tanya Jeral.

Anya menghela nafas, gatau kenapa dadanya tiba-tiba sesak aja mendengar pertanyaan Jeral, "gapapa sih, itu haknya dia."

Grow Up: BersenyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang