Di bagian lorong kelas XII IPA 2 sangat heboh dan ramai. Bisa-bisa ramainya sampai ke kelas IPS dan Bahasa. Para cewek-cewek dengan sengaja melewati depan kelas itu karena anak Thunderz sedang berkumpul di sana. Jelas saja ramai, semua anggota Thunderz kan memang berasal dari kelas XII IPA 2. Arsen menatap sekeliling, banyak sekali yang lewat dan berusaha mencari perhatiannya. Namun ada juga yang hanya benar-benar sekedar lewat.
Di sekolah ini Thunderz menjadi satu-satunya geng yang ada di SMA Cakrawala. Tidak ada yang berani untuk membuat geng lain karena bisa saja menimbulkan perpecahan dan permusuhan sesama warga sekolah. Thunderz sendiri sering berselisih paham dengan Redline—perkumpulan SMA Cendrawasih yang merupakan tetangga sekolah mereka. Semua orang mengetahui kalau kedua geng besar itu merupakan musuh bebuyutan sejak lama.
Arsen yang sedang bersandar di tembok pembatas koridor itu bersedekap memperhatikan teman-temannya. Terutama Januar dan Bagas, benar-benar hidupnya di dedikasikan untuk menggoda para cewek.
"Beli paku sama si ratu
Beli jamu sama si raja
Cintaku itu cuma satu
Ya cuma buat kamu aja!!!""Lo emang setia banget, Nu. Setiap tikungan ada!" semprot Shinta yang kebetulan lewat didepannya. "Daripada gajelas sama kurang kerjaan gini, mending lo bantu piket kelas! Gue yakin lo belum piket pagi."
"Haduh, Shin, orang kaya Janu mana pernah piket sih! Tiba-tiba jadi orang pikun pas kebagian piket!" ucap Yura yang berada disebelah Shinta mendelik pada Janu membuat cowok itu hanya tertawa geli mendengar ucapan Yura dan Shinta, teman sekelasnya.
"Iya cantik, tenang aja nanti gue bakal piket kok. Jangan khawatir gitu dong Neng Yura nanti Abang jadi makin cinta!"
"Dih geli!" balas Yura. "Shin, ayo kita masuk kelas aja. Males banget gue ngeladenin ni anak-anak gajelas!" ajaknya pada Shinta. Kemudian dua gadis itu pergi dari sana dan menuju kelas.
"Udahlah, Nu. Mereka berdua emang gak asik! Masih banyak di SMA Cakrawala yang bisa digodain. Nih banyak cewek-cewek cantik. Owwww, hai, Ruby si cantik." sapa Bagas ke salah satu siswi yang berada di lorong itu.
"Gak mau ah godain Ruby, takut diamuk gue!" ucap Janu lalu melirik Arsen yang sedang menatapnya. "Tuh kan liat aja, udah kaya serigala mau nerkam mangsanya. Ampun ya bos!"
"Eh, Ruby!" Ajun ikut menyapa Ruby. "Cantik begini dicuekin. Kalo si Arsen gamau mending sama gue aja, By."
Saga yang berada di sebelah Ajun langsung saja menoyor kepala lelaki itu. "Yeee itu sih maunya elo! Ruby mana mau nurunin standar dari si Arsen ke elo, Jun!" Ajun hanya mendengus.
"Ada apa, By? Mau ketemu Arsen, ya?" Juan juga ikut menggoda Ruby. "Itu yang ditangan lo pasti buat Arsen, kan?" tanya Juan lagi karena melihat Ruby membawa sebuah bingkisan.
"Bukan. Ini buat Jevran." sontak saja jawaban Ruby membuat mereka semua kaget. Arsen hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Jadi lo udah move on dari Arsen nih By? Dan sekarang beralih ke Jevran?!!" Bagas bertepuk tangan kecil. "Gak ada harapan buat lo, Jun. Seleranya Ruby sekelas Arsen sama Jevran." lanjutnya sambil merangkul Ajun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Favorite Crime
Fanfic[Taennie Story] Mungkin terdengar klise, tapi inilah kisah Aletheia Ruby Jane yang mengejar cinta pria cuek bernama Arsenio Elio Putra. "Tapi gue sayang sama lo, Arsen..." "Mending lo berhenti, karena perasaan lo dan gue gak akan pernah sejajar." ⚠...