11. Jangan Menyerah, Ruby!

3K 526 70
                                    

Ayo di klik bintang dulu sebelum baca, gratis kok hihiHappy reading yall<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo di klik bintang dulu sebelum baca, gratis kok hihi
Happy reading yall<3

Ruby sudah berdiri di koridor utama sekolah pagi-pagi sekali. Senyumnya tampak merekah dan coba gadis itu tampilkan semanis yang ia bisa. Siswa-siswi yang lalu lalang menatap Ruby aneh karena dirinya persis seperti seorang penjaga yang sedang menyambut tamu.

"Cosplay patung selamat datang, By?" ucap salah satu teman sekelas Ruby yang bernama Hadi. Cowok itu melewatinya sambil terkekeh membuat Ruby memelototinya, memperingati untuk diam saja.

Hal ini ia lakukan atas saran dari Jasmine setelah Ruby melakukan sesi curhat tadi malam dengan sahabatnya itu.

"Besok pagi-pagi lo harus senyum yang manis. Kasih sapaan pagi buat Arsen, biar tuh cowok kebayang sama lo terus."

Sebenarnya bukan sekali dua kali Ruby melakukan ini. Tetapi kata-kata Jasmine membuat Ruby tergiur, "Coba aja lagi. Siapa tau kali ini berhasil, dia kan udah mulai perhatian sama lo."

Mulutnya terasa pegal karena terus tersenyum sejak tadi. Beberapa saat kemudian ia melebarkan senyumnya saat melihat Arsen mendekat. Namun seperti biasa, cowok itu hanya berjalan dengan cuek melewatinya. Rencananya lagi-lagi gagal.

Ruby langsung mengimbangi langkah Arsen. "Good morning, Arsen!" sapanya masih berusaha tersenyum manis.

Gadis itu mendengus kesal. Ia tak tahan menampilkan sisi manisnya terus menerus, ditambah cowok itu tampak tidak tertarik kepadanya. Arsen sudah seperti orang bisu dan tuli.

"Arsen, jadi kapan?" Ruby berjalan setengah berlari mengikuti Arsen. Cowok itu tetap melangkah dengan santai seakan-akan gadis itu tak ada disana. Untungnya lorong sekolah masih sepi jadi tidak terlalu memalukan sekali bagi Ruby.

"Kapan lo terima cinta gue?!" tanya Ruby. Gadis itu tidak akan menyerah sampai Arsen meresponnya. "Nanti lo nyesel loh nolak tawaran gue yang super limited edition ini!" ucap Ruby lagi namun Arsen masih kekeh dengan pendiriannya untuk tak menghiraukan gadis aneh di sampingnya ini.

"ARSEN LO TULI YA? JAWAB DONG! GUE GAK AKAN NYERAH-"

Arsen menghentikan langkahnya lalu menatap Ruby tajam. Cowok itu kemudian mendekatkan wajahnya membuat mata Ruby melebar karena posisi mereka saat ini sangat ambigu. Arsen sangat dekat dengannya.

"Diem bisa gak? Berisik banget. Sakit kepala gue denger teriakan lo terus." desis Arsen dengan sorot mata menusuk membuat Ruby tercekat. "Mending balik ke kelas, gausah gangguin gue!"

"Jadi pacar gue dulu, baru gue mau balik ke kelas!" Ruby tak juga menyerah.

Arsen mendecak kesal. "Udah berapa kali gue bilang kalo gue nggak suka sama lo, Ruby?"

"Ck. Kenapa sih, Ar? Emangnya gue kurang apa?" Ruby mendesah lelah namun sedetik kemudian matanya memicing menatap Arsen curiga. "Atau jangan-jangan lo penyuka sesama jenis? Lo gay, Ar?" tanya Ruby membuat Arsen semakin menatapnya tajam.

[✔️] Favorite CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang