Karena ini chapter terakhir, jadi lumayan panjang.
Happy reading ya💚Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Dulu datangnya hari ini mungkin adalah salah satu hal yang paling Arsen takuti. Hari dimana ia akan melihat sang ayah mengucap janji suci bersama wanita lain. Meski lelaki itu bertekad akan menerima semuanya, dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia masih merasakan asing. Bayangan keluarga harmonis yang ia miliki beberapa belas tahun yang lalu seketika menyeruak dan membuat dadanya terasa sedikit sesak.
Arsen menghela napasnya pelan. Ia benar-benar bertekad akan berlapang dada sekarang. Tak lepas juga dari dukungan orang-orang terdekatnya. Arsen harus bisa menerima bahwasanya kedua orangtuanya itu sudah memiliki jalan kebahagiaan nya masing-masing. Termasuk dirinya. Dipertemukan dengan Ruby adalah sesuatu yang paling ia syukuri saat ini.
"Mama gak datang?"
Sebelum menghadiri pernikahan sang ayah, Arsen memutuskan untuk mendatangi rumah ibunya. Sekedar izin dan ingin mengetahui kondisi ibu kandungnya itu.
"Bukannya Mama gak mau datang, sayang, tapi Mama setelah ini harus pergi ke New York untuk urusan pekerjaan." jelas Kirana sambil menepuk pundak sang anak lelaki. "Mama titip salam aja ya buat Papamu dan istrinya."
Kirana tersenyum lembut menatap anaknya itu. Ia sudah benar-benar berdamai dengan masa lalunya, juga dengan mantan suaminya—Edgar, ayah dari anak-anaknya itu. Kirana sudah melupakan Edgar. Yang terpenting dan yang selalu ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara untuk menebus kesalahannya pada kedua anaknya yaitu Arsen dan Ashilla.
Arsen mengangguk sambil tersenyum tipis pada ibunya. Tapi tak lama setelahnya atensi ibu dan anak itu teralihkan pada suara sepatu yang sedang menuruni tangga. Disana Arsen melihat dua bidadari cantik dalam hidupnya. Namun sosok itu benar-benar menarik perhatiannya. Matanya tak lepas menatap perempuan dengan mata kucing itu. Gadis itu memang tak pernah gagal membuat dirinya terpesona.
"Biasa aja kali ngeliatin kak Ruby nya. Nanti matanya copot 'kan ngeri." celetuk si bungsu dengan tatapan sinisnya kepada sang kakak lelaki yang tak henti menatap wanita di sampingnya itu dengan tatapan memuja. Kirana yang mendengar itu sontak tertawa dibuatnya. Begitupun Ruby, ia terkekeh melihat interaksi kakak beradik tersebut.
"Ck. Apaan sih." balas Arsen kesal menatap Ashilla yang kemudian duduk di sebelah sang ibu dan Ruby duduk di sebelahnya.
"Gimana, Ma? Penampilan aku? Cantik gak?" tanya Ashilla dengan semangat pada Kirana.
"Of course, sayang. Emang kapan kamu gak cantik?" jawab Kirana sambil terkekeh pelan.
Ashilla tersenyum senang mendengarnya. Lalu menoleh pada Ruby. "Makasih banyak ya, kak. Hasil make-up kakak bagus banget!"
"Make-up aku biasa aja kok sebenernya. Itu karena kamunya aja yang cantik, Ashilla." ucap Ruby membuat Ashilla tersenyum malu-malu karena mendapat pujian dari calon kakak iparnya yang cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Favorite Crime
Fiksi Penggemar[Taennie Story] Mungkin terdengar klise, tapi inilah kisah Aletheia Ruby Jane yang mengejar cinta pria cuek bernama Arsenio Elio Putra. "Tapi gue sayang sama lo, Arsen..." "Mending lo berhenti, karena perasaan lo dan gue gak akan pernah sejajar." ⚠...