20. New Things

3.2K 567 109
                                    

⚠️2000+ Words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️2000+ Words

Klik bintang dulu sebelum membaca ya bestie!

Happy reading <3

Terdengar sorakan meriah di malam yang penuh bintang ini. Beberapa dari mereka melakukan tos khas lelaki dengan semangat. Dentingan gelas kaca beradu memenuhi ruangan serta banyak camilan yang tersedia disana.

Meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka dan belum ada yang berniat untuk pulang. Mungkin beberapa akan menginap di rumah milik sang ketua. Mereka menikmati kebersamaan dan menciptakan kenangan untuk masa depan nanti karena masa SMA tidak akan terulang lagi.

Arsen memilih duduk di bangku yang berada di hadapan kolam renang. Cowok itu hanya diam. Mengamati dan menikmati hembusan angin yang membelai wajah dan rambutnya. Meskipun hanya mengenakan kaus putih tipis tak membuatnya ingin masuk kedalam. Ia mendongak menatap hamparan bintang disana. Pikirannya terlempar pada gadis bermata kucing yang akhir-akhir ini sering sekali menyita perhatiannya. Bahkan hampir seharian ini ia terus memikirkan Ruby.

"Lo kenapa, bos?" tanya Bagas. "Kusut amat tuh muka." Bagas memperhatikan Arsen yang terlihat sedikit berantakan. Ia kemudian duduk di samping Arsen.

Hari ini rumah Arsen sangat ramai karena sedang merayakan kemenangan mereka melawan The Rebels- salah satu musuh Thunderz.

"Gak makan? Si Jevran sama Juan aja udah nambah tiga kali. Rakus bener kayak gak makan seminggu."

"Gue udah kenyang." ujar Arsen kepada Bagas.

"Makan apaan lo? Makan angin? Kita lagi happy nih ngerayain kemenangan, tapi lo, bosnya, malah diem aja." ujar Bagas lalu menunjuk Janu di yang berada di dalam rumah. "Liat noh si Janu yang bonyok gitu aja masih seneng."

Arsen menatap Janu yang sedang ngedance sambil berkaraoke dengan semangat walaupun di mukanya terdapat beberapa lebam hasil dari berkelahi.

"Kenapa?" tanya Bagas sekali lagi.

"Gak tau."

Bagas berdecak pelan. "Kayak cewek lagi PMS lo, ditanya jawabnya gak tau!"

Arsen menghembuskan napas berat.

"Serius anjir lo kenapa? Kayaknya berat banget beban hidup lo. Kalo ada masalah cerita aja, bro." ujar Bagas sambil menepuk pundak Arsen.

"Hm-"

"Apaan?"

"Gue-"

"Kenapa?"

"Gimana bilangnya?"

"Bilang apa sih?"

"Anu-"

"Bos, lo kalo ngomong yang bener dong!"

[✔️] Favorite CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang