Klik bintang dulu bestie!
Selamat membaca <3"ANJING!"
Janu mengumpat keras dan hal itu membuat Bagas yang berada di sebelahnya terlonjak kaget. "Bangsat! Ngagetin!" pekik Bagas. "Sekali lagi lo teriak begitu gue tendang ke segitiga bermuda ya, Nu!" geramnya yang sedang membantu mengobati lengan kanan Janu.
"Ya, maaf sih. Sakit banget ini asu." lirih Janu seraya memanyunkan bibirnya.
"Najis banget setan! Gak usah sok imut deh lo!" kesal Bagas melihat kelakuan ajaib Januar. Apakah mungkin efek terlalu lama menjomblo?
"Jahat banget lo, Gas..."
"BACOTTT!"
Ajun menggelengkan kepalanya melihat dua orang absurd di hadapannya itu. "Lo berdua ribut banget kenapa sih? Heran gue." ujar Ajun yang sedang mengoleskan obat merah pada kakinya yang terluka.
"Temen lo, nih! Gak waras!" balas Bagas kepada Ajun membuat Janu mendelik tak terima.
"Arsen udah di obatin belum woi?" tanya Juan yang juga sedang memasang plester pada dahinya. Ia tadi sempat keluar untuk membeli plester tambahan.
"Di kamar, lagi dijahit tuh lengan sama perutnya sama dokter." jawab Sagara. "Sekalian sama Jevran juga sempet kegores pisau bahu kanannya."
"Emang sialan banget itu pasukan Redline pake senjata tajam. Untung kita bisa ngimbangin!" balas Janu emosi ketika mengingat kembali pertarungan sengit mereka satu jam yang lalu.
Saat ini para inti Thunderz sedang berada di rumah Arsen. Mereka membawa kemenangan pada pertempuran hari ini. Sebenarnya Thunderz ingin merayakan kemenangan mereka di markas tetapi karena banyak yang terluka akibat pertarungan akhirnya Arsen memerintahkan mereka untuk mengobati diri serta istirahat terlebih dahulu dan jika ada yang terluka parah harus segera di bawa ke rumah sakit. Bahkan Arsen berkata ia yang akan menanggung biayanya.
Sedangkan ketujuh inti Thunderz sesuai arahan sang ketua, memutuskan untuk mengobati diri sendiri dan juga memilih rumah Arsen sebagai tempat berkumpul sekaligus memaksa ketua mereka itu agar luka robek pada bagian perutnya segera di obati. Pada akhirnya Arsen mau tetapi dokter yang harus datang kerumahnya.
"Tau gak luka lo itu bisa mengakibatkan pendarahan kalo gak ditangani dokter. Emang lo siap mati? Tapi tenang kalo lo mati nanti gue yang gantiin lo jadi pacarnya Ruby."
"Fuck! Oke! Panggil dokter sekarang!"
Kiranya begitu cara Bagas membujuk Arsen agar cowok itu mau di obati. Tidak susah, dengan menyebutkan nama Ruby sudah dipastikan akan efektif dan berhasil.
Di dalam sana Arsen terdiam memperhatikan Jevran yang meringis karena bahunya sedang dijahit oleh dokter. Dirinya terlebih dahulu di obati dan sudah selesai beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Favorite Crime
Fiksi Penggemar[Taennie Story] Mungkin terdengar klise, tapi inilah kisah Aletheia Ruby Jane yang mengejar cinta pria cuek bernama Arsenio Elio Putra. "Tapi gue sayang sama lo, Arsen..." "Mending lo berhenti, karena perasaan lo dan gue gak akan pernah sejajar." ⚠...