14. Harapan

2.9K 552 141
                                    

Yuk di klik bintang dulu bestie, gratis dan mudah kok xixiHappy reading ya<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk di klik bintang dulu bestie, gratis dan mudah kok xixi
Happy reading ya<3

"By, lo udah sadar?"

"Syukurlah!"

"Gue khawatir banget sama lo!"

Jasmine, Aubrey, dan Rissa tampak lega melihat Ruby membuka kedua matanya. Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekitar. Ruangan yang di dominasi warna putih membuatnya menatap bingung.

"Sekarang lo lagi di UKS." kata Jasmine seolah membaca pertanyaan tak terucap dari Ruby.

"Tau gak sih lo pingsan dua jam. Gara-gara si nenek lampir! Astaga gue jadi pengen ngelabrak tuh cewek!" ucap Rissa menggebu-gebu. Ketiga gadis itu sudah tahu apa yang menjadi penyebab Ruby terbaring di dalam UKS saat ini.

"Udah keterlaluan banget mereka, laporin polisi aja sih!" kesal Jasmine. "Kelakuannya udah kayak preman pasar."

"Bener, By! Mending lo laporin polisi aja, biar kapok mereka!" Aubrey menambahkan.

Ruby sendiri masih tak habis pikir dengan kejadian yang baru saja menimpanya, ia tak menyangka jika Sonya akan bertindak seperti ini. Ruby juga tak bisa mengingat dengan jelas detik-detik ia hilang kesadaran saat berada di gudang tadi. Yang ia ingat adalah seseorang yang datang menolongnya sesaat sebelum kesadarannya hilang, yaitu Saga.

Tapi kemana cowok itu sekarang? Apakah Saga yang membawanya kesini? Kalau iya, Ruby sangat berterima kasih padanya.

"By, kepala lo masih sakit?" tanya Rissa.

Ruby mengangguk, kepalanya masih sedikit berdenyut. "Sedikit." jawabnya.

"Lo mau kita anter ke rumah sakit?"

Ruby terkekeh. "Gausah lah, paling bentar lagi ilang sakitnya. Gue cuma butuh istirahat lebih, Brey."

"Gak ada yang lucu, serius loh kita. Kali aja lo geger otak." ucap Jasmine membuat Ruby melotot.

"Lo ngedoain gue geger otak?!" seru Ruby.

"Ya bukan gitu! Siapa tau lo ada luka dalam."

Ruby mengangguk dan memasang raut sedih. "Gue punya luka dalam asal lo tau." ucapnya membuat ketiga sahabatnya itu terlihat khawatit.

"Hah, apa? Dimana? Kok kita gak tau?" tanya Risa bertubi-tubi dan menatap Ruby panik.

Ruby menatap ketiga sahabatnya lalu tangan kanannya ia letakkan di atas dadanya. "Di sini. Luka dalam gue ada di sini." Ruby berucap dramatis seolah kesakitan membuat ketiga sahabatnya itu kompak berdecak sebal.

"Gue kira beneran lo anjir!" semprot Rissa membuat Ruby tertawa puas. Kalau tak ingat sahabatnya sedang sakit sudah dipastikan Rissa akan menoyor kepala Ruby. "Tapi serius kan lo gak apa-apa?"

[✔️] Favorite CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang