8. Anti

2.8K 559 121
                                    

Ayoo klik bintang dulu baru baca, gratis kok hihiHappy reading luv<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayoo klik bintang dulu baru baca, gratis kok hihi
Happy reading luv<3

Hari ini kantin terlihat sangat ramai. Bukan tanpa alasan, Para anggota Thunderz sedang berkumpul di sana sekarang. Hal itu membuat para penyuka ketujuh inti geng itu datang ke kantin hanya untuk sekedar melihat, memperhatikan, dan bahkan ada beberapa yang mencari perhatian.

"Tak kenal maka tak sayang, udah kenal kok gak disayang?"

Lala menghembuskan napas malas. Ia menoleh kebelakang dan melirik sinis Janu yang sedang tersenyum lebar. Tak di kelas, tak di kantin, tetap saja cowok itu senang menggoda perempuan.

"Duh, Nu... semua cewek aja lo godain. Kalo gue kumpulin semua udah jadi komunitas kali!"

"Bales, La, bales!" seru Bagas yang berada si sebelah Janu, sengaja mengompori gadis itu.

"Stroberi mangga apel, sorry gak lepel!"

Suara tawa khas Juan menggelegar mendominasi. "Parah lo, La! Kasian nih temen gue ditolak mulu sama cewek."

Janu memukul lengan Juan sambil ikut tertawa. "Sialan lo! Mentang-mentang udah taken."

"Udah, Nu. Jangan godain cewek mulu. Mending makan tuh bakso lo, keburu dingin." ucap Saga memperingati.

"Perhatian banget sih elo, Ga! Gue jadi makin lope lope deh!" Janu menoleh ke arah Saga sambil tersenyum sumringah.

Saga yang melihat itu pun langsung mendelik geli. "Gue tau lo sering di tolak cewek. Tapi jangan belok juga!" kata Saga lagi-lagi membuat bagian pojok kantin itu dipenuhi suara tawa.

Arsen yang sedari tadi hanya diam pun tersenyum kecil. Para sahabatnya memang tidak jelas. Ia sering bertanya-tanya mengapa bisa dirinya betah berteman dengan mereka semua.

Namun beberapa saat kemudian senyumnya pudar seiringan dengan panggilan seseorang kepadanya.

"Kak Arsen!"

Ketujuh pemuda itu sontak menoleh.

Tetapi yang dipanggil namanya hanya memutar bola mata malas.

"Aku... Kara, yang tadi kirim chat ke kak Arsen. Kakak belum buka chat dari aku ya?"

Suasana yang tadinya heboh dan ramai seketika berubah menjadi hening dan terfokus kepada ucapan adik kelas yang diketahui bernama Kara.

Bagas melirik Arsen yang tepat berada di sebelahnya. Terlihat tatapan kesal di sana. Ia menghela napas, karena sebetulnya sekitar dua jam yang lalu saat dirinya mau berangkat sekolah, ada seseorang yang mengiriminya pesan, berkata jika ingin bertemu dengan Arsen.

Cowok dengan senyum manis itu tentu paham bahwa sahabatnya pasti tidak menghiraukan pesan itu. Pun kelima pemuda yang lain. Herannya tetap saja masih banyak perempuan bernyali besar yang menyatakan perasaan di saat dirinya tahu bahwa Arsen tak akan menerimanya.

[✔️] Favorite CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang