[0.1]

28.1K 3.1K 92
                                    

Bagian 0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 0.1
–Mengamati Objek–

•••

Rasa-rasanya ada yang salah dari takdir. Entah Tuhan yang memang suka bercanda, atau nasib yang rasanya terlalu lucu.

Aku takut mati, tapi bayangan yang selama ini aku bayangkan hanya tentang surga dan neraka.

Maka siapa yang percaya, ketika sekarang, aku terlahir kembali dalam dunia yang sangat-sangat tidak realistis.

Dunia buku. Dalam sebuah novel.

Atau memang setiap orang yang mati selalu terlahir kembali? Atau malah, Tuhan hanya sengaja agar aku kembali merasakan rasanya menderita. Lucu.

PLAK!

"Jadi manusia itu harus sadar diri. Lo, gak ada apa-apanya dibandingkan gue. Jadi, berhenti cari masalah dengan cara, jauhin Kenan. Jauh sejauh-jauhnya, Ayra," ucap seorang gadis dengan nada dingin setelah menampar pipi seorang siswi dihadapannya sampai memerah.

Dia. Si antagonis. Yang memiliki cinta dengan rasio paling besar.

Ya, setidaknya itu yang bisa aku gambarkan tentang dirinya. Si antagonis yang sangat-sangat mencintai pemeran utama, Kenandra Senan.

"Kamu tuh kenapa sih, Gladys?! Aku tuh salah apa?!" pekik siswi itu.

Ah, untuk seorang yang sudah di-bully se-menyakitkan itu, agaknya dia hebat karena masih bisa berteriak didepan si-pembully.

Kuberikan dia satu tepuk tangan dalam hati untuk penghargaan.

"Lo tanya salah lo apa?" Gladys mendengus lalu mendorong bahu Ayra kuat sampai dia terjatuh dengan keras.

"Salah lo, karena lo muncul dan ganggu hidup gue yang sebelumnya damai sentosa, Ayra Riska."

Wah, agaknya aku juga harus memberikan satu penghargaan untuk antagonis kita yang satu ini.

Penghargaan atas dirinya, yang mengetahui nama lengkap dari pemeran utama wanita. Membuatku tertawa keras dalam hati.

"Aku gak ganggu hidup kamu! Lagipula aku gak pernah punya pemikiran buat ngusik apapun yang kamu punya," ucap Ayra dengan nafas yang naik turun.

Tidak memperdulikan dirinya yang bahkan masih terduduk miris dilantai kotor yang dingin itu.

Gladys diam, tidak memberikan respon apapun. Hanya berdiri dengan angkuh sambil menatap Ayra dengan seringainya.

"Kalau tentang Kenan, itu kan Kenan duluan yang dekatin aku. Itu artinya Kenan lebih suka aku dari pada kamu! Kamu yang harusnya sadar diri disini," ucap Ayra,

tanpa tau kalau kata-katanya membangkitkan jiwa serigala yang masih tertidur dengan tenang sebelumnya.

BRUK!

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang