[1.1]

14.3K 2K 109
                                    

Bagian 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 1.1
-Pesan-

•••

Di sisi dunia yang lain, terlihat seorang perempuan yang terpejam tidak sadarkan diri tanpa bisa memberi reaksi apapun.

Ruang intensive care unit (ICU) itu sepi, hanya ada perempuan itu saja dengan berbagai macam alat rumah sakit.

Hening. Benar-benar sepi.

Ceklek!

Suara pintu ruangan yang terbuka terdengar. Seorang perempuan yang terlihat seumuran dengan perempuan yang sedang koma itu berjalan mendekati brankar.

Perempuan itu menatap sendu. Ada rasa kecewa dalam dirinya sendiri. Dia merasa gagal.

Perempuan itu mengambil tangan perempuan yang sedang koma dan menggenggamnya.

"Maaf.." lirihnya.

"Maaf karena gak bisa selesaikan ini semua dengan benar."

"Bangun, Sya. Lo udah kembali dan ini waktunya."

"Gue akan tetap mengawasi dia dari jauh. Sampai dia mengerti kalau yang sekarang ada, memang sudah seharusnya begitu."

"Semoga segalanya selesai dengan benar."

•••



Aku berjalan dengan santai di rumah besar ini. Sesekali mengangguk saat para pelayan menyapa.

Jujur saja, hari ini rasanya sangat lelah. Memikirkan banyak hal membuat otak ku seakan ingin meledak. Belum lagi tugas tugas yang diberikan oleh sekolah.

Aku mengantuk dan sangat-sangat ingin cepat sampai kamar, agar bisa tidur di kasur yang empuk itu dengan tenang.

Tapi sialnya, rumah besar ini membuatku tambah lelah. Aku berdecak, merutuk diri sendiri dalam hati.

Berhentilah mengeluh, bodoh!

"Non! Non Raisya!" panggil seseorang.

Aku menoleh dan melihat Bi Jumi sedang berlari ke arahku.

Aku tatap dia bingung. "Kenapa Bi?" tanyaku.

"Maaf ya, Bibi cuman mau kasih surat. Tadi ada yang kirim," jawabnya sambil menatapku tidak enak hati.

Mungkin Bi Jumi tau kalau aku lelah, tapi melihatnya yang terlihat lebih lelah membuatku jadi ikut tidak enak.

Aku mengambil surat itu dengan kening yang berkerut. "Siapa yang kirim, Bi?" bingungku.

Kali ini Bi Jumi yang mengernyitkan dahinya. "Ya kayak biasanya itu loh Non, gak ada nama pengirimnya," balasnya membuatku tambah bingung.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang