[0.8]

15K 2.4K 33
                                    


Disarankan untuk membaca sambil mendengarkan mulmed diatas.

Disarankan untuk membaca sambil mendengarkan mulmed diatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 0.8
–Tidak Waras–

•••

Aku mendudukkan diri di bangku panjang yang ada dihalaman belakang rumah.

Menyenderkan punggung dengan nyaman dan menengadah menatap langit.

Mendung.

Aku pasang earphone di telinga dan mulai memejamkan mata.

"Pada akhirnya.. Ini semua.. Hanyalah.. permulaan.

Berbaring, tersentak, tertawa. Tertawa dengan air mata. Mengingat, bodohnya dunia. Dan kita, yang masih saja, berusaha.

Kita, beranjak dewasa. Jauh, terburu seharusnya. Bagai, bintang yang jatuh. Jauh terburu waktu," aku menyenandungkan syair lagu yang dulu sering aku nyanyikan.

Saat aku masih menjadi Kanisya, bukan Raisya.

"Mati.. lebih cepat. Mati.. lebih cepat."

Aku pejamkan mata. Meresapi setiap lirik yang terucap dari bibirku sendiri. Aku sudah mati sekali. Lalu Tuhan memberikan kesempatan dan membuatku ada di dunia ini.

Akankah nanti, aku akan merasakan mati untuk yang kedua kalinya?

"Kita, beranjak dewasa. Jauh, terbaru seharusnya. Bagai, bintang yang jatuh. Jauh, terburu waktu.

Mati.. lebih cepat. Mati.. lebih cepat."

Aku, kamu, dan banyaknya orang diluar sana pasti tau, kalau menjadi dewasa tidak seenak katanya.

Karena nyatanya, yang sudah dewasa ingin kembali merasakan rasanya dimanja, rasanya menjadi seorang yang tidak tau menahu tentang dunia.

Yang tidak mengerti tentang apa itu semesta. Yang hanya bisa berpikir tentang, caranya bahagia.

"Pada akhirnya.. Tirai tertutup. Pemeran.. harus menunduk."

Semesta terlalu luas untuk orang-orang yang lemah.

Aku pikir, mengapa bayi yang baru terlahir akan menangis? Bukankah mereka seharusnya bahagia karena terlahir ke dunia? Melihat indahnya alam, bertemu berbagai macam manusia.

Sayangnya tidak, semesta terlalu kejam untuk manusia-manusia yang tidak tau caranya berjuang.

Lalu, haruskah yang lemah menjadi kejam juga?

Tapi kalau seperti itu, dunia akan kekurangan manusia-manusia baik.

Lalu apa? Apa yang tepat?

Menjadi kuat? Tapi menjadi kuat, tidak segampang itu.

Aku tersentak.

Tiba-tiba earphone yang tadinya terpasang di telingaku terlepas. Itu ulah seseorang. Yang memang dengan sengaja melepaskannya.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang