[0.7]

15.5K 2.3K 22
                                    

Bagian 0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 0.7
–Sisi Lain Pemeran–

•••

Cakra sedang sibuk-sibuknya. Bahkan saat istirahat tadi aku ditinggalkan karena Cakra harus pergi menemui kepala sekolah.

Aku ingin ikut sebagai wakil dan menemaninya, tapi dia melarang. Dia bilang, aku harus masuk kelas hari ini, karena kemarin aku bolos.

Dia seakan tau niatku untuk ikut dengannya memang karena aku tidak ingin ada dikelas.

Cakra itu terkadang memang, menyebalkan!

Kutatap penjelasan guru didepan sana dengan malas. Oh, ayolah. Aku sudah menjadi mahasiswi jurusan teknik saat di dunia asliku dulu. Untuk apa lagi aku belajar jika bahkan aku saja sudah mengerti?

Pada akhirnya, bolos atau tidak pun aku tetap mengerti apa yang dipelajari kan?

Apalagi, entah kenapa pelajaran yang dipelajari di dunia ini lebih mudah.

Aku mengangguk paham, mungkin ini alasan kenapa para tokoh di novel ini kebanyakan dideskripsikan sebagai siswa dan siswi yang pintar.

Pelajarannya saja mudah. Aku mendengus mengingat sulitnya pelajaran yang aku pelajari dulu, tidak adil!

Seorang pemuda yang tiba-tiba berpindah tempat duduk di sebelahku juga menjadi alasan kenapa aku malas berada dikelas ini.

Lihat saja tingkahnya sekarang, memain - mainkan rambutku dan dengan sengaja membuatnya berantakan.

Aku memaki dia dalam hati, dasar manusia kurang kerjaan! Tidak bisakah dia menerapkan hidup damai sentosa?

Aku tatap dia tajam. Dia yang menyadari tatapanku menaikkan alisnya bertanya.

"Apa?" tanyanya pelan agar guru yang mengajar tidak mendengar.

"Berhenti main-main, Gilang," jawabku malas.

"Sayangnya, gue gak bisa berhenti main-main sama lo."

Aku mengernyitkan dahi. Ada apa dengan dia sebenarnya?

"Gilang, rambutku berantakan!" aku menyentak tangannya agar menjauh.

Aku mendecak. "Risih tau gak?"

Gilang tersenyum mengejek. "Memang itu yang gue mau. Ganggu lo."

Oke, aku baru ingat kalau orang ini gila.

Kringg! Kringg!

Bel pulang akhirnya berbunyi nyaring. Menyelamatkanku dari keanehan Gilang.

Wah, aku tidak habis pikir, mengapa pemeran di cerita ini tidak ada yang waras.

Aku tidak mengerti, kenapa pemeran - pemeran di novel ini tidak bisa ditebak tingkahnya.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang