PART 22

4.9K 300 7
                                    

{Revisi Lagi}

10 vote + 10 komen???
🌼🌼🌼

Matahari terbit di sebelah timur, menandakan masih adanya kehidupan. Tapi sepertinya tidak berlaku bagi Aza.

Gadis itu duduk termenung di teras rumahnya, sudah rapi dengan seragam sekolah dan sebuah buku di pangkuannya.

Menatap kosong ke depan sana. Sudah hampir 15 menit Aza melamun dan terbengong di sana.

Orang rumah sepertinya masih tertidur karena ini baru menunjukkan pukul 05:35.
Entah Aza yang bangunannya kepagian atau mereka yang kesiangan, pikir Aza.

Sunyi, bahkan jangkrik pun sudah tak mengeluarkan suaranya. Burung-burung seakan belum bangun dan engan untuk bernyanyi.

Hanya ada suara daun-daun yang bergesekan tertiup angin pagi. Bau tanah menyeruak masuk karena semalam gerimis datang.

"Ngapain Lo disini, mau cosplay jadi setan?" Aza menoleh ke belakang dan mendapati Adit berdiri di sana.

"Yee, ditanya malah bengong," Adit mulai berjalan lalu duduk di samping Aza.

Hening...

"Lo beneran nggak inget sama gue?" Tanya Adit setelah lama diam.

Aza menatap Adit lalu menggeleng. Terdengar Adit menghela nafasnya.

"Dulu kita tuh sering berantem," Adit menatap langit di atas sana, Aza pun mengikuti arah pandang Adit. Keduanya sama-sama menatap langit.

"Suka banget buat bunda kesel, berantem nggak jelas. Ntar juga baikan lagi," Adit terkekeh saat mengucapkan kata terakhir.

"Abang harap kamu cepet sembuh ya," ujarnya, Adit dan Aza sama-sama saling menatap. Tangan Adit naik ke kepala Aza lalu mengusap rambutnya.

"Belajar yang rajin, Abang sayang Aza." ujarnya lalu pergi begitu saja.

Aza masih duduk disana. Memandangi punggung Adit yang perlahan hilang, masuk ke dalam rumah.

"Dia beneran Abang aku kan?" Tanyanya monolog.

"Kok muka-mukanya kayak gembel gitu sih?"

"Nggak pake baju, rambut acak-acakan, itu lagi lehernya habis dicupang siapa?" Tanyanya terus menerus entah kepada siapa.

"Tapi ganteng sih."

🌼🌼🌼

Siang yang melelahkan bagi semua murid di sekolah. Setelah menyelesaikan ujian di hari pertama mereka semua memutuskan untuk bermain-main di sekitaran sekolah.

Bel pulang sebentar lagi berbunyi, namun mereka sepertinya masih ingin menghabiskan banyak waktu disekolah.

Aza dan Jessi, dua orang sahabat yang kini entah masih bersahabat atau tidak. Sedari tadi Aza diam dan tak menyapa Jessi sama sekali.

Ya, Jessi paham kalau Aza tidak mengingatnya. Jessi, Selly, Arvin dan Arsen berserta Arthan duduk di kantin sejak bel istirahat berbunyi.

Seperti tak ingin meninggalkan meja itu. Tak jauh dari meja yang mereka duduki mereka dapat melihat Aza yang duduk sendirian.

Ditemani semangkuk bakso yang sedari tadi sama sekali belum ia sentuh. Arvin memberi kode kepada Arthan untuk menghampiri Aza. Arthan pun segera berdiri dari duduknya.

"Boleh duduk?" Tanya Arthan saat sudah sampai di depan Aza, Aza mendongak lalu mengangguk dan kembali fokus ke ponselnya.

"Kalo makan jangan main handphone bisa?" Arthan meraih ponsel Aza lalu dimasukkan nya kedalam saku celana.

NIKAH MUDA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang