PART 7

5.6K 312 39
                                    

(Revisi lagi)

_OoO_

Pagi ini Aza berangkat lebih awal ke sekolah. Tak ada niat lain, hanya saja ia malas berdebat dengan sang Abang dirumah, dan ya tentunya ia iri melihat abangnya bermesraan dengan mbak Della.

Gadis itu kini tengah duduk manis di kursi taman yang berada di belakang sekolah. Sepi, jelas saja lha orang baru jam 06:35. Biasanya sekolah akan mulai ramai di jam-jam 07:00 atau bahkan di jam 08:00 tepat sebelum bel berbunyi.

Ia duduk manis sembari menatap cincin di tangan kirinya dan sesekali tersenyum.

"Nggak nyangka doa gue terkabul juga," gumamnya.

"Emangnya Lo doa apa?"

Aza menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari seseorang yang berbicara itu.

"Serem." ujarnya mengusap tengkuknya yang mulai merasa merinding.

"Gue bukan setan asal Lo tau!!"

Aza kembali menolehkan kepalanya, dan ya memang tidak ada siapa-siapa disana kecuali dirinya,"tuh kan ada yang ngomong tapi nggak ada orangnya."

"Gue di atas!"

Aza mendongakkan kepalanya ke atas. Tak ada siapapun di langit sana. Berwarna cerah biru dengan awan putih yang menghiasi.

"Atas pohon,"

Aza menolehkan kepalanya ke arah pohon di belakangnya. Dan ya, ada seseorang sedang berbaring di dahan pohon dengan tenang.

"Arthan?"

"Hm,"

"Lo ngapain disitu?" Tanyanya sembari berjalan mendekati pohon yang diatasnya ada Arthan.

"Tidur." jawabnya.

"Lo sejak kapan disitu?" Tanya Aza.

"Dari jam enam tadi."

"J-jadi, Lo denger gue ngomong apa aja tadi?" Tanyanya.

"Nggak banyak, kan Lo dari tadi diem aja sambil ngeliatin tuh cincin." ujarnya menunjuk cincin di tangan Aza dengan dagunya.

"Ish, ngeselin lo!!" Ketus nya lalu berbalik ingin pergi dari sana.

"Lo PMS ya?"

Pertanyaan yang terlontar dari bibir Arthan membuat Aza berhenti dan menoleh ke Arthan,"tau darimana Lo?"

"Lo tembus,"

Deg

Aza membulat kan matanya. Ia meraba rok sekolahnya dan ya benar saja apa yang di bilang Arthan. Malu? Pastinya dong.

"Ish, kenapa Lo nggak bilang!!" Aza menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Udah tadi,"

Bruk

Arthan loncat dari atas pohon dan berjalan mendekati Aza sembari melepaskan seragam putihnya. Aza pun refleks mundur ke belakang. Namun langkahnya terhenti saat Arthan menarik pinggangnya dan membawanya ke dalam pelukannya.

"L-Lo mau ngapain?" Tanya Aza gugup.

"Diem aja!" bisik Arthan di telinga Aza.

Aza merinding mendengar bisikan dari Arthan, namun ia mencoba berpikir positif. Aza merasakan ada sesuatu bergerak di pinggangnya ia menoleh dan mendapati Arthan mengikatkan seragamnya di pinggang Aza.

NIKAH MUDA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang