PART 2

10K 551 28
                                        

(Revisi lagi)

_OoO_

Mata Aza sedari tadi melihat ke kanan dan ke kiri. Mencari sosok orang yang ia klaim sebagai sahabat. Sudah hampir 10 menit ia mencari Jessi.

Aza pun akhirnya memutuskan pergi ke kantin tanpa menunggu Jessi. Di perjalanan ia tak sengaja menangkap siluet seseorang yang ia kenal, Arthan. Pria itu lagi, kenapa akhir-akhir ini ia sering bertemu dengan pria itu.

Arthan tengah bermain bola basket di lapangan bersama teman-temannya. Keringat bercucuran membasahi wajah dan rambutnya. Sial, Aza tak bisa memungkiri bahwa arthan kali ini terlihat sangat. Akh, sexi.

Entah apa yang merasuki pikiran Aza. Gadis itu berjalan mendekat ke arah lapangan basket. Tanpa menghiraukan tatapan tajam dari beberapa siswi disana, tatapan nya hanya fokus ke satu titik, Arthan. Lelaki itu berhasil mencuri pandangan Aza akhir-akhir ini.

Hingga sebuah suara mengalihkan perhatian Aza.

"AZA AWAS!" Pekik seseorang.

Duk.

Sial.

Bola basket itu tepat mengenai kepala Aza. Kepala Aza rasanya nyeri dan sangat berat. Aza dapat merasakan ada beberapa orang berlari ke arahnya. Aza juga melihat Arthan yang berlari ke arahnya sebelum akhirnya kesadaran benar-benar hilang.

_OoO_

Disinilah Aza berada, di ruang kesehatan. Entah siapa yang membawanya kesini. Atensi Aza kini beralih menatap seorang pria yang berdiri membelakanginya.

"Arthan?" Ujar Aza.

Arthan, pria yang berasa namanya di panggil pun menoleh. Tatapannya kini beradu dengan tatapan Aza, cantik. Itu yang ada di pikiran Arthan saat ini. Arthan menggelengkan kepalanya lalu berjalan mendekati Aza.

"Masih pusing?" Tanya Arthan. Aza menggeleng lemah.

"Udah makan?" Tanya Arthan lagi. Aza pun membalasnya dengan menggelengkan kepalanya pelan.

Setelah mengatakan itu Arthan pun pergi meninggalkan UKS, Kaget? Pastinya, ada apa dengan Arthan. Apakah Aza salah bicara. Aza tak mengambil pusing urusan Arthan. Aza pun meraba-raba saku celananya mencari sesuatu.

Kemana ponselnya?

Akh, Aza baru ingat kalo ia lupa membawa ponselnya. Huh, yasudah Aza akan terperangkap di ruangan ini.

Ceklek.

Mata Aza beralih menatap pintu UKS yang terbuka. Disana menampakkan Arthan tengah berdiri sembari membawa semangkuk bubur dan teh. Arthan berjalan mendekat dan meletakkan nampan itu di meja.

"Makan dulu, biar nggak tambah pusing."

Aza sedikit kaget saat melihat sendok kini berada di hadapannya. Apa? Arthan menyuapinya?Tanpa berucap lagi Aza segera menerima suapan itu.

"Sorry tadi gue nggak sengaja," ujar Arthan setelah beberapa lama terdiam.

"Iya nggak papa." balas Aza singkat.

"Masih ada pelajaran habis ini?" Tanya Arthan.

"Hm, mapel nya pak Bimo." jawab Aza.

"Habisin dulu nanti gue anter ke kelas." ujar Arthan lalu kembali menyuapi Aza.

_OoO_

Satu sendok terakhir, Arthan menaruh mangkuk itu di meja lalu mengambilkan Aza teh hangat. Aza pun menerimanya dengan senang hati dan segera meminumnya.

NIKAH MUDA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang