PART 23

5.1K 299 11
                                    

{Revisi Lagi}

10 vote + 10 komen???
🌼🌼🌼

MENUJU ENDING!

"ARTHAN, GUE LAPER!!" Aza berjalan menuruni tangga, mengusap perutnya yang  terasa keroncongan.

"Than?" Panggilnya, tak ada sahutan. Ia pun terus berjalan dan sampai diruang tamu.

Dilihatnya Arthan sedang tidur tengkurap di atas karpet bulu yang ada disana. Aza lalu berjalan menghampirinya dan duduk di sebelah Arthan.

"Than bangun, gue laper." Aza menggoyang-goyangkan tubuh Arthan.

"...."

"Than, ayo dong. Nanti kalo gue mati gimana?" Tak mendapat sahutan Aza pun semakin gencar untuk membangunkan Arthan, dicubitnya pipi Arthan membuat Arthan menggeliat pelan.

"Eughh, nyamuk nakal!" Gumam Arthan mengusap-usap pipi nya, Aza tertawa pelan, sangat pelan.

"Nyamuk laper jadi mau makan Arthan aja, boleh?" Tanyanya berbisik pada Arthan.

"Heumm,"

Tawa Aza semakin jadi saat melihat Arthan yang tidurnya tidak tenang. Diambilnya bantal sofa lalu ia pun ikut berbaring di samping Arthan.

"Kalo Lo beneran suami gue ...." Ujarnya menggantung.

"Gue beruntung, Lo ganteng." lanjutnya dengan tangan yang memainkan jakun Arthan.

"Gue masih perawan nggak ya?" Tanyanya, dia menatap wajah Arthan yang sedang tertidur. lalu menusuk-nusuk dahi Arthan mengunakan jari telunjuknya.

"Heh, Lo udah perawanin gue ya?" Tanyanya.

"Ih jawab, jangan diem aja!" Aza semakin gencar menusuk-nusuk kan jarinya, tetapi kini berganti di pipi mulus Arthan.

"Gue bunuh ya Lo kalo nggak ngaku!" Ancamnya, namun sama sekali tidak mendapat jawaban.

Karena kesal dan lapar, Aza Akhirnya pun ikut tertidur disana. Dengan satu tangan yang memeluk leher Arthan.

Mendengar Aza tak mengoceh lagi Arthan pun membuka matanya. Tidur tadi hanyalah alasannya agar tidak disuruh membelikan Aza makanan. Jahat memang, tapi niatnya memang ingin menjahili Aza.

Tetapi hal yang lain pun terjadi tanpa sepemikiran nya. Ia tersenyum kala melihat wajah Aza yang kini tertidur di sebelahnya.

Di singkirkan nya beberapa anak rambut yang menutupi wajah Aza, mendekatkan wajahnya dan mencium kening Aza.

Merasa dirinya ikut mengantuk Arthan pun melingkarkan tangannya di pinggang Aza dan memeluknya.

Tak ada pergerakan dari mereka berdua, keduanya sudah larut dalam mimpi masing-masing. Tidur dengan posisi berpelukan di atas karpet bulu.

Momen yang langka, dan jangan lupakan televisi yang masih menyala memperlihatkan si spons kuning dengan kepiting tua disana.

🌼🌼🌼

"Haha, anjir enak banget ya kalo udah sah mah." ujar Arvin yang tengah duduk di sofa. Memperhatikan Arthan dan Aza yang tidur berpelukan di bawah.

"Jadi pengen," timpal Arsen yang tengah memakan cemilan. Arvin menoleh dan menatap Arsen lalu tertawa pelan.

"Gaya Lo nikah, punya pacar aja kagak." ujar Arvin di sela-sela tawanya. Arsen menatap Arvin yang tengah tertawa itu, mengambil bantal sofa dan memukul kepala Arvin.

"Gila, sakit Wei!" Arvin meringis memegangi kepalanya.

"Hilih, pake bantal doang!"

"Makanan siap." seru Jessi yang datang dari arah dapur, membawa dua mangkuk mie. Dibelakangnya ada Selly yang juga membawa dua mangkuk mie.

"Widih, seger nih." ujar Arvin lalu menyerobot satu mangkuk mie instan.

Selly menatap ke arah Arthan dan Aza yang masih tertidur lelap sembari berpelukan. Ya, mereka kini tengah berada di rumah Arthan dan Aza.

Bagaimana mereka bisa masuk? Ya karena pintu depan yang tidak terkunci, saat mereka masuk langsung disuguhkan pemandangan suami istri yang tidur berpelukan di karpet bulu. Untung saja rumah mereka tidak kemasukan maling atau penjahat.

"Belum bangun juga tuh dua," ujar Selly.

"Kecapekan mungkin, habis olahraga." Arsin menimpali.

"Olahraga apaan siang-siang?" Tanya Selly, dirinya duduk lantai sembari memakan mie instan buatannya dan Jessi.

"Tuh kuda-kudaan." Arsen menaik turunkan alisnya.

"Oh,"

"Dih oh doang."

"Terus apa?"

"Nggak deh,"

"Nggak jelas,"

"Penting ganteng,"

"Kayak upil badak aja bangga."

"Wes sembarangan kalo ngomong!"

"Kalian berdua bisa diem nggak sih?!" Tanya Jessi kesal sembari menatap ke arah Arsen dan Selly.

"Udahlah 'yang, makan aja mie nya. Mereka tuh lagi dalam masa pdkt." sahut Arvin.

"Pdkt gundulmu!"

"Hilih, kalo suka bilang aja nggak usah gengsi!"

"Suka sama dia?" Arsen menunjuk ke arah Selly.

"OGAH!" Lanjutnya.

"Gue juga ogah kali, Lo jelek!" Ejek Selly.

"Serah lu dah,"

"Ciri-ciri cowok kalo udah kalah debat tuh gitu." Arsen kembali menatap Selly yang juga sedang menatap ke arahnya.

"Bodo! Sel bodo! Suka-suka ati Lo aja!" Balasnya

🌼🌼🌼

Keesokan harinya....

Hari ini adalah hari kedua untuk Aza dan semua murid kelas 12 melaksanakan ujian yang akan menentukan lulus atau tidaknya mereka.

Keadaan Aza masih sama, masih belum ingat siapa saja orang-orang terdekatnya. Saat kemarin Jessi, Selly dan lainnya berkunjung Aza lebih memilih untuk mengurung diri di kamarnya.

Kring kring

Bel istirahat berbunyi, juga sebagai tanda selesainya ujian hari ini. Semuanya maju satu persatu ke depan untuk mengumpulkan kertas ujian mereka.

"Aza!" Panggil Jessi dan Selly hampir bersamaan. Aza yang tadinya ingin keluar kelas pun jadi terhenti dan menatap Jessi serta Selly bergantian.

"Lo mau ke kantin kan?" Tanya Jessi, Aza mengangguk.

"Kita boleh bareng nggak?" Tanya Selly, Aza terlihat sedang mempertimbangkan itu. Lalu setelahnya ia tersenyum tipis dan mengangguk.

Jessi dan Selly lalu berjalan menghampiri Aza, dan mereka bertiga berjalan beriringan menuju ke kantin.

🌼🌼🌼

Bersambung....

#seeyounextpart

Plis deh,
Udah nggak ada ide buat cerita ini😭😭
Bentar lagi menuju ending, doain semoga endingnya bagus dan nggak garing ya.


Ika Putri, 22 Agustus 2021
10:12

NIKAH MUDA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang