17. Perkara tugas.

1.1K 179 43
                                    

Nata, Zela tunggu!"

Natasya dan Zela yang hendak melangkahkan kaki keluar dari kelas langsung menoleh saat Audi memanggilnya.

"Apa?" tanya Natasya menghentikan langkah di ambang pintu.

"Kita diskusi dulu buat bahas drama," kata Audi berdiri dari bangkunya yang berada di urutan paling depan.

"Udah si nanti aja. Kita laper," jawab Zela mendengus.

"Tapi ini lebih penting, waktunya juga sebentar lagi," kata Audi membuat Natasya dan Zela menghela napas. Beginilah resiko satu kelompok dengan orang yang rajin dan pintar.

Keduanya menurut menghampiri meja Audi.  Mereka berdua mengurungkan niat untuk pergi ke kantin.

"Bobi, Fito. Ayo diskusi dulu," ajak Audi membuat Fito dan Bobi juga mendekat.

"Galang nggak di panggil?" tanya Zela membuat Audi menggeleng. Ia tidak berani melakukan itu. Lagipula Galang sudah pergi dari kelas sejak tadi.

"Jadi kemarin gue sama Bobi udah diskusi buat drama kelompok kita," ucap Audi lirih karena takut terdengar oleh kelompok lain.

"Oh iya gue lupa belum bikin grup WA," sahut Natasya yang baru mengingat janjinya kemarin.

"Udah gapapa, kita diskusi di sini aja biar serius," jawab Audi. Natasya mengangguk.

"Terus dramanya tentang apa?" sahut Fito.

"Iya ini mau gue jelasin. Ini menurut kita berdua ya, gimana kalo drama sleeping beauty? Gue juga udah nyicil bikin naskahnya semalam. Menurut kalian gimana?" tanya Audi. Natasya menggaruk kepalanya.

"Sleeping beauty itu putri salju?" tanya Natasya polos seperti orang oon yang baru keluar dari goa.

Zela menyaut. "Putri dugong. Jelas-jelas ada kata sleeping ya berarti putri tidur, ya nggak sih?"

"Iya bener. Jadi nanti drama kita kaya di Disney gitu konsepnya," jawab Audi dengan penuh semangat.

"Oh. yang pemerannya Elsa sama Ana bukan sih?" tanya Natasya kembali.

"Elsa sama Andin. Udah kalo lapar diem dulu, gue juga laper tapi nggak goblok-goblok banget," kata Zela membuat Natasya manggut-manggut.

"Yang Aurora apa bukan?" tanya Fito tiba-tiba.

"Iya putri Aurora. Kok lo tau?" tanya Audi melirik Fito dengan raut wajah penasaran. Biasanya kan cowok-cowok tidak suka menonton film seperti itu.

"Gue suka nonton sama ponakan di rumah hehe," jawabnya sambil menunjukkan deretan giginya yang agak gingsul di bagian samping kanan. Audi hanya ber-oh ria kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Kemarin kita juga udah nentuin buat pemeran putri Aurora. Tinggal pemeran yang lain hari ini kita diskusikan biar cepat-cepat latihan. Gimana setuju?" kata Audi kembali dengan antusias.

Semuanya mengangguk.

"Menurut gue sama Bobi, pemeran utama yang cocok itu Nata."

"Heh gue jadi putri?" tanya Natasya kaget lalu terkekeh karena ide Audi sepertinya agak konyol.

"Iya, soalnya tinggi badan lo sesuai. Terus kita kan juga kekurangan pemain. Nanti juga ada yang meranin dua karakter," jelas Audi kembali.

Natasya menolak. "Hi jangan gue dong. Gue nggak bisa akting. Gue jadi batu aja gimana? Atau nggak jadi pohon juga gapapa. Zela aja gimana?"

"Udah Nat gapapa. Masa iya gue yang jadi putri? Putri Aurora kok bentuknya bogel ya nggak lucu jadinya," kata Zela menyindir dirinya sendiri. Memang tinggi badan Zela tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan tinggi badan Natasya.

prickly flower (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang