Ini adalah hari kepulangan Natasya dari rumah sakit. Gadis itu tentunya sudah merasa lebih baik untuk sekarang.
"Mau papa gendong?" tawar Darel saat melihat anak semata wayangnya itu baru selesai di lepas selang infusnya.
"Hih enggak, Nata udah gede pa."
Kesya yang tengah mengemasi barang-barang terkekeh pelan.
"Mau papa ambilin minum?" tanya Darel kembali.
"Pa, Nata udah sembuh," ucap Natasya kembali karena Darel selalu menganggap bahwa Natasya masih kecil.
Darel mengangguk. Akhir-akhir ini ia menjadi sangat perhatian dan posesif pada Natasya. Mungkin ia teringat saat anaknya itu terbaring di atas brankar seperti kemarin.
"Nata, papa mau tanya."
"Tanya apa pa?"
"Ada hubungan apa kamu sama Galang?"
Mendengar pernyataan tersebut lantas Natasya terdiam beberapa saat.
"Mas, kamu ini tanya apa sih. Biarin dong itu urusan anak muda," sahut Kesya.
"Jawab Nata," ucap Darel menodong. Natasya berdehem.
Belum sempat Natasya menjawab, Ketiganya kini menoleh ke arah pintu saat melihat seseorang berjalan masuk ke ruang perawatan. Laki-laki itu sedikit menunduk mengucap salam pada Darel dan Kesya.
"Galang, ngapain ke sini?" tanya Natasya cepat.
"Jemput kamu," jawabnya singkat.
Mendengar itu, Darel langsung bersedekap dada. "Ngomong apa kamu?"
"Mas, udah dong." Kesya mencubit perut Darel.
Darel mendengus.
Galang berjalan mendekati Natasya namun di halangi oleh Darel dengan tatapan tajamnya. Ia benar-benar posesif pada anaknya.
****
Beberapa hari kemudian...
Hubungan Galang dan Natasya kini semakin dekat. Mereka masih menyembunyikan status mereka dari orang lain. Hanya teman-teman Galang dan Zela saja yang tau.
Meskipun Natasya dan Galang berpacaran, Namun jangan salah keduanya masih seperti dulu. Sering berantem hanya karena hal-hal sepele.
Seperti pagi ini, keduanya sudah ribut hanya karena masalah bolpoin. Galang sengaja menjahili dengan menyembunyikan bolpoin Natasya.
Namun nampaknya sekarang juga Galang sudah tidak ragu mengajak Natasya ke kantin bersama. Bahkan ia tiba-tiba merangkul Natasya saat ada orang lain. Tapi ya jangan salah, Galang tetap mendapatkan tonjokan maut dari pacarnya itu.
"Kucing sama tikus pacaran ya gini haduhh." Zela menggeleng heran lalu mendengus.
"Diem lo Zel," jawab Natasya cepat.
Galang hanya terkekeh dan terus menjahili Natasya. Namun tiba-tiba saja, Vano datang menghampiri mereka membuat semua menoleh.
"Nata, sesuai janji waktu itu. Ada hal yang bakal gue sampaikan ke lo. Kita bisa bicara berdua?" tanya Vano membuat Natasya langsung menoleh ke arah Galang karena biar bagaimanapun juga Galang sekarang pacarnya.
Galang mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Bisa Van, di mana? Kapan?"
"Di cafe cerry nanti malam."
Natasya mengangguk. "Oke Van."
******
20.00 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Teen FictionCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...