Berjalan santai, Natasya kini baru saja sampai di rumah setelah perjalanan ke rumah sakit yang sia-sia. Ia tidak mendapatkan hasil apapun karena setelah melihat perdebatan antara Galang dan ayahnya, membuat Natasya enggan untuk memperkeruh suasana. Ia memilih untuk pulang dengan tangan kosong. Mungkin saja bisa lain waktu untuk berbicara dengan Galang sekaligus untuk membuat perjanjian.
Gadis itu menghentikan langkah di teras depan lalu menoleh ke samping kanan. Sorot matanya menangkap objek beberapa meter dari tempatnya berdiri. Seorang anak kecil yang sedang asyik bermain air menggunakan selang yang seharusnya digunakan untuk menyiram bunga tapi malah untuk mengguyur badannya sendiri.
"Rachel, baju kamu basah itu," ucap Natasya sedikit meninggikan suara saat melihat anak kecil bernama Rachel itu sengaja mengarahkan selang ke bajunya sendiri sambil tersenyum dan sepertinya sangat menikmati setiap air yang mengalir.
"Sini kak, main," ajak Rachel melambai membuat Natasya berjalan mendekat.
"Ini bajunya basah, ntar masuk angin loh," ucapnya memegang baju anak kecil itu sambil sedikit berjongkok tapi tiba-tiba Rachel malah mengarahkan selang hingga Natasya kaget dan langsung berlari menjauh karena terkena cipratan. Rachel yang melihat itu sangatlah puas sampai tertawa terbahak-bahak.
Natasya hanya mendengus dan melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah sebelum seragamnya juga ikut basah. Sesuai dugaannya, kalau ada Rachel sudah pasti ada Amanda. Natasya langsung menyalami Kesya dan Amanda secara bergantian.
"Itu Rachel main air loh tan di depan," ucap Natasya setelah menyalami Amanda yang sedang berada di ruang tamu.
"Biarin aja, dari pada di rumah rewel. Dia tadi nangis terus ngajak ke sini katanya pengin main sama kamu," jawab Amanda sambil tersenyum menatap Natasya.
"Harus diawasin bener-bener loh Nda anak umur segitu. Jangan kaya Nata, dulu waktu kecil suka ngikutin abang-abang penjual mainan sampai tersesat."
"Hih mama apaan sih." Natasya mendudukkan dirinya di samping Kesya.
"Mama serius sayang, kamu itu dulu pernah bikin khawatir waktu ngilang dari rumah sampai malem. Mana hujan lebat lagi," jelas Kesya.
"Emang iya?" tanya Natasya yang masih tidak percaya.
"Ngapain mama bohong. Waktu kamu pulang nih, semuanya sujud syukur. Meskipun kamu harus masuk rumah sakit karena demam tinggi dan tubuh kamu lemas," ujar Kesya kembali.
"Untung Rachel nggak gitu anaknya Sya, dia anteng kalo udah suka sama mainannya," sahut Amanda.
"Malah bagus lah Nda. Duh kalo inget kejadian waktu Nata ilang dulu bikin dada sesek. Masih ingat banget waktu umurnya sekitar lima tahun," ucap Kesya sembari mengusap sudut mata yang tiba-tiba mengeluarkan air karena jika mengingat kejadian waktu itu seperti mimpi buruk sebagai orang tua yang lengah mengawasi anaknya. Padahal Kesya adalah tipe orang tua yang selalu menjaga anaknya dengan baik. Hanya saja Natasya terlalu aktif dan pandai mencari celah untuk keluar dari rumah.
"Kok Nata nggak inget? Emang Nata ketemu di mana waktu itu?"
"Semuanya udah panik. Nyari kamu dari siang sampai malem. Tapi pas sekitar jam delapan malam, waktu itu hujan lebat banget, tiba-tiba pas mama lagi di gang depan sana, kamu pulang di anterin sama dua anak kecil yang sepertinya juga seumuran sama kamu, ya paling beda satu tahun lah. Yang satu anak cowok, dia gendong kamu sampai kelelahan dan juga kedinginan. Yang satu anak cewek, dia yang bawa payung. Haduh sakit banget rasanya kalo keinget," cerocos Kesya panjang lebar.
"Tapi lebih nyesek lagi waktu belum kasih apa-apa ke dua anak kecil itu, eh mereka berdua langsung lari. Padahal belum berterimakasih, karena kita semua panik langsung bawa kamu ke rumah sakit, badan kamu juga lemes banget," lanjutnya sambil menghela napas mengingat kejadian beberapa tahun silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Fiksi RemajaCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...