Tinggalkan jejaknya ya, biar aku tau kalau kalian nunggu cerita ini up.
Terimakasih 🖤Hujan semakin deras. Diiringi hembusan angin yang membuat hawa semakin dingin.
Namun tidak untuk Darel. Laki-laki itu kini tidak merasakan dingin sama sekali. Ia terlihat berdiri dengan gagah sembari bersedekap dada. Menatap tajam ke arah dua remaja di depannya dengan penuh selidik. Ya, Darel tadi membawa Galang dan Vano untuk ke teras rumah setelah mereka berdua ketahuan berantem di depan gerbang.
"Kenapa kalian berantem di depan rumah saya?" tanya Darel. Galang dan Vano hanya terdiam menunduk tanpa menjawab apapun.
Galang yang biasanya pecicilan juga sekarang menciut nyalinya.
"Saya tanya sekali lagi, kenapa berantem di depan rumah saya?"
Vano membuka suara. "Ini salah paham om."
"Kenapa anak saya tadi turun dari motor kamu? Siapa kalian? Ada hubungan apa dengan anak saya?"
Galang dan Vano saling menoleh satu sama lain.
Darel beralih menatap Galang. "Waktu itu saya juga melihat anak saya di pinggir jalan sama kamu. Saya tanya sekali lagi, siapa kalian berdua? Ada hubungan apa dengan anak saya?"
Natasya yang baru saja berganti baju kini langsung berlari ke pintu depan saat mendengar ada keributan di sana. Ia langsung berlari ke teras.
"Galang, Vano. Kalian udah datang? Jadi bikin tugasnya kan?" sahut Natasya dengan napas memburu. Gadis itu memberi kode mengedipkan mata berkali-kali pada Galang dan Vano.
Keduanya mengangguk cepat.
Natasya beralih menoleh ke arah Darel.
"Pa, mereka temen Nata. Ada tugas prakarya hari ini. Kita satu kelompok makanya mau bikin bareng.
"Tapi tadi papa liat mereka berantem di depan rumah."
Natasya tersentak. "Ooh itu, itu mah akting buat latihan drama. Ya kan Lang, Van?" tanya Natasya sambil cengengesan.
Galang dan Vano kembali mengangguk secara bersamaan.
Darel manggut-manggut. "Bagus. Akting yang sangat profesional sampai babak belur begitu," ucapnya dengan nada seolah tidak percaya sambil menunjuk ke wajah Vano yang kini memang lebam.
"Ada apa ini? Kok ramai?" tanya Kesya yang kini berjalan mendekat. Kesya bergabung dengan mereka di teras.
"Loh, kamu anaknya bu Irma kan?" tanya Kesya sedikit terkejut saat melihat Vano berdiri di depannya.
Vano mengangguk lalu menunduk kembali.
Darel menoleh bingung. "Bu Irma siapa?"
"Itu loh mas penjual kue yang kita sering beli di sana."
Darel mengerutkan dahi.
Kesya kembali menatap Galang dan Vano. "Jadi kalian temennya Nata?"
Keduanya mengangguk secara bersamaan.
"Kamu pasti Galang ya?" tanya Kesya membuat Natasya terkejut.
"Kok mama tau?" tanya Natasya heran.
Kesya terkekeh "Cuma nebak aja hehe."
Natasya kembali membuka suara. "Ma, kita boleh bikin kue di rumah nggak? Buat tugas."
Kesya mengangguk antusias. "Boleh banget dong. Ayo masuk. Eh tapi tunggu, masa kalian basah kuyup begitu nanti masuk angin."
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Teen FictionCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...