Tinggalkan vote dan komentar.
Author POV
Pagi ini bukanlah pagi yang baik untuk Natasya. Menekuk wajahnya, gadis itu berjalan malas memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka lebar. Jujur saja sebenarnya ia malas berangkat sekolah karena masih tidak terima juga dengan sikap papanya yang berlebihan. Selain hape dan laptop yang di sita, Natasya juga sudah tidak boleh membawa motor ke sekolah lagi. Alhasil ia harus nebeng sama Raka.
Memasuki ruang kelas dengan plang bertuliskan sebelas IPA tiga, gadis itu langsung di sambut oleh senyuman hangat dari cewek berambut pendek sebahu dengan alis mata tebal yang tengah duduk di bangku pojok.
"Nataaaaa," teriaknya cempreng sambil melambai membuat Natasya hanya mendongak kemudian berjalan mendekat tanpa menjawab.
"Kenapa lo? Tumben lemes lembek kaya adonan olos?" tanyanya kembali saat Natasya mendudukkan bokongnya di atas kursi.
Natasnya hanya mendengus kemudian menangkupkan kepalanya di atas meja.
"Baru kemarin satu hari gue nggak berangkat, eh udah kesambet aja nih bocah." Gadis bernama Hazela itu menatap Natasya dengan heran. Masalahnya, Nata yang dia kenal adalah orang yang selalu semangat dan terlalu hiperaktif. Tapi apa sekarang? Seperti memikul beban hidup yang sangat berat.
"Gue sebel sama papa gue, kenapa si setiap gue ada masalah selalu nyalahin dulu sebelum tau penyebabnya," ucap Natasya membuat Zela mengrenyit.
"Hape di sita lagi?" terka Zela membuat Nata mengangguk sambil mendengus kasar. Zela memang sudah tahu kalau Natasya membicarakan papanya, pasti ada kaitannya dengan pencabutan fasilitas pribadi.
"Gue si nggak masalah kalau fasilitas di cabut semua. Tapi bokap gue tuh selalu mojokin gue apapun masalahnya pasti gue yang di salahin," keluh Natasya membuang napas gusar.
"Sabar ya, makanya lo jangan sering-sering cari masalah," ucap Zela mengelus punggung Natasya tapi malah di tepis kasar.
"Sana lo bela bokap gue," ucap Natasnya sedikit menaikkan atensi membuat Zela menggaruk tengkuknya sambil cengengesan.
"Hehe iya-iya gue di pihak lo," koreksinya cepat.
"Eh tapi btw lo keren sih bisa nonjok Galang kaya gitu di depan umum," ucap Zela tiba-tiba membuat Natasya mendongak.
"Lo tau dari mana? Kan kemarin lo gak berangkat."
"Emang lo belum tau? Video lo udah viral, heloww. Nih buktinya." Zela membuka ponsel lalu menunjukkan video di depan Nata yang di upload di Instagram oleh salah satu akun dengan pemilik followers yang lumayan banyak. Dalam video berdurasi pendek itu menampilkan Natasya yang dengan tanpa ragu menonjok wajah Galang hingga meninggalkan luka memar.
Natasya merebut ponsel itu lalu mulai berpikir kalau kemarin mungkin saja ada yang sengaja mengambil video saat ia dan Galang berantem di kelas.
"Gue seneng banget akhirnya nih si jamet Galang kena mental. Di pukul cewek di depan umum lagi. Dia kan selalu menjaga harga dirinya buat tetap di atas. Pokoknya lo hebat deh langsung ciutin mental dia," puji Zela memeluk Natasya sambil tersenyum lebar.
Itulah alasan mengapa Natasya sangat akrab dan bisa menjadi sahabat Zela. Karena Zela satu frekuensi dengannya. Sama-sama tidak tertarik untuk menyukai atau bahkan memuja geng Black devil.
🌻🌻
Kepulan asap rokok kini mendominasi ruangan sempit yang terlihat cukup berantakan. Segerombol beban keluarga sedang duduk di kursi yang sudah agak reot sembari sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Teen FictionCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...