2. Kehebohan ulah Natasya

2.5K 336 35
                                    


Hari sudah semakin sore. Natasya baru saja pulang dari sekolah karena tadi sempat terjebak macet di jalan bersama Raka. Gadis itu berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung menghampiri mamanya yang tengah berkutat dengan alat-alat masak di dapur.

"Ma," sapa Natasya tiba-tiba memeluk Kesya dari belakang.

Kesya yang tengah memotong sayuran menghentikan aktivitasnya lalu menjawabnya dengan lembut.

"Iya, kenapa anak mama yang paling cantik?"

"Bujukin ke papa dong biar fasilitas Nata di balikin semua," pinta Natasya melepas pelukan lalu menatap Kesya sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

"Mama gak mau ikut campur, itu urusan kamu sama papa," jawab Kesya melanjutkan aktivitasnya.

"Ma, pliss." Gadis itu menunjukan raut wajah memelas sembari mengerucutkan bibirnya membuat Kesya kembali menghela napas.

"Nata, kamu itu udah hampir dewasa loh. Kamu kan tau papa kamu tuh galak makanya jangan sering-sering bikin masalah."

"Mama dulu juga sering bermasalah kok kata nenek."

"Tapi mama tuh masih wajar. Paling maling mangga, terlambat kalo nggak ya tidur di kelas. Lah kamu? tidur di kelas, Berantem lah, bolos, jahilin temen lah ini lah itu lah," cerocos Kesya panjang lebar membuat Natasya tidak putus asa.

"Ma pliss, Nata nggak bakal ulangin lagi suer, lagian kalo bolos sih jarang. Salah papa juga kenapa coba Nata harus masuk ke kelas IPA? Udah tau Nata goblok dih, jadinya kadang males ikut pelajaran," cerocos Natasnya yang tidak mau kalah.

"Ma, plis janji deh kali ini Nata nggak bakal bikin masalah lagi," lanjutnya memohon dengan menangkupkan kedua tangan agar mamanya itu percaya. Kesya mendengus lalu tersenyum.

"Iya, nanti mama bilang ke papa. Kamu mandi dulu sana, habis itu makan."

"Makasih mamaku yang paling cantik," ucap Natasya menjembel pipi Kesya dengan raut wajah yang langsung berubah ceria.

"Oh iya Nata, besok temen-temen mama mau pada kesini. Kamu jangan lakuin hal yang bikin mereka nggak betah kaya waktu itu."

"Hm," jawab Natasya cuek.

"Temen-temen SMA mama apa temen kuliah?" tanya Natasya kembali.

"Temen SMA."

"Ada pak Bagas juga berarti?"

Kesya mengangguk sembari terus berkutat dengan pisau dan wortel di tangannya.

"Hih males banget. Ma, Pak Bagas tuh bermuka dua. Kalo di depan mama nih, dia baik kan ke Nata. Eh giliran di sekolah dia selalu nyalahin Nata. Katanya Nata bikin ulah lah ini itu segala macem. Kemarin juga tuh, cuma Nata sama Raka yang di kasih surat peringatan. Terus Galang di biarin gitu aja," cerocos Natasya tanpa menjeda ucapannya.

"Ya karena itu kesalahan kamu sama Raka. Pak Bagas juga berarti profesional."

"Tap-" Natasya menjeda ucapannya dan tidak jadi melanjutkan saat ia melihat Darel berjalan masuk ke dapur. Nampaknya papanya itu baru pulang dari kantor.

"Nata ke kamar dulu," tukas Natasya berjalan meninggalkan dapur tanpa mau melihat ke arah Darel sama sekali. Masih ngambek ceritanya.

Darel berjalan mendekati Kesya dan langsung di sambut ciuman tangan yang hangat oleh istrinya itu.

"Nata kenapa? Bikin masalah lagi?" tanya Darel membuat Kesya mendongak lalu menggeleng.

"Nggak kok mas, Nata tadi cuma bilang kalau dia udah janji nggak akan bikin ulah lagi. Kasian mas, balikin fasilitas dia ya," bujuk Kesya sembari menatap suaminya itu dengan intens.

prickly flower (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang