Mohon maaf kalau kata-kata yang di gunakan sedikit kasar.
Matahari semakin terik. Natasya baru saja menepikan motornya di sebuah jalanan sepi yang banyak ditumbuhi pepohonan rindang. Gadis itu menengok kanan-kiri mencari keberadaan Raka yang tidak terlihat batang hidungnya. Padahal lokasi yang di kirimkan sepertinya sudah benar.
Natasya turun dari motor, ia berniat menghubungi nomor Raka kembali tapi belum aktif juga.
"Sialan nih anak, awas aja kalo sampai ngerjain gue," gumam Natasya yang sudah dongkol karena Raka tidak bisa di hubungi sama sekali.
Sedetik kemudian, ia berbalik badan saat instingnya merasakan ada seseorang yang tengah mengawasinya. Tapi nampaknya tidak ada siapapun di sana selain dedaunan yang berjatuhan.
Kesya kembali menghadap ke posisi awal, tapi tidak lama kemudian..
"Emphhh...lepasin, tolo- emphhh," mulut Natasya tiba-tiba di bungkam dari belakang. Membuat gadis itu berontak dan hendak memukul tapi mendadak tubuhnya lemas dan tidak ada tenaga sama sekali.
Natasnya terjatuh dalam dekapan orang yang tadi membungkamnya.
Gadis itu di bawa masuk ke dalam mobil dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Ponsel Natasya yang tadinya berada di tangan juga sudah jatuh tanpa di sadari."Tenang bitch, ini untuk pelajaran saja dan nggak akan lebih," ujar seseorang yang langsung membawa mobilnya itu melaju kencang menuju base camp.
"Anjir nekat banget lo Lang nyulik anak orang sembarangan," celetuk Firza yang langsung berdiri dari posisinya setelah melihat Galang masuk dengan membopong Natasya.
"Enaknya di apain nih?" tanya Galang setelah membaringkan tubuh Natasya di atas sofa.
"Kerjain aja biar kapok, tidurin aja udah," usul Altar dengan watadosnya.
"Wah jangan nekat sih Lang, meskipun nih gue itu pakar perb*kepan tapi jujur gue nggak tega kalo tiba-tiba lakuin hal kaya gitu ke cewek," ujar Firza sembari melihat Natasya yang sudah tidak berdaya.
"Lagian lo kok bisa sih culik hulak betina ini sendirian tanpa bantuan kita?" tanya Glen membuat Galang mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana.
"Sambil menyelam minum air," ujarnya membuat mereka saling menengok satu sama lain.
"Maksudnya?" tanya Altar yang masih bingung. Apalagi saat melihat Galang menunjukkan ponsel di tangannya.
Altar langsung mengambil ponsel di tangan Galang. "Punya siapa nih? Buat gue?" tanyanya membolak-balikkan setiap sisi.
"Raka," jawab Galang mendudukkan bokongnya di atas kursi sembari memantik-kan korek api di tangannya.
"Oh gue paham, jadi lo bisa bawa Nata ke sini atas nama Raka gitu?" terka Glen membuat Galang mengangguk.
"Kok bisa?" tanya Altar yang masih penasaran.
Galang tidak menjawab dan malah terlihat berpikir sejenak lalu tiba-tiba berdiri membopong Natasya.
"Loh mau di bawa kemana lagi?" tanya Firza cepat.
"Apartemen. Ini biar jadi urusan gue," tukas Galang membawa Natasya masuk ke dalam mobilnya.
"Tunggu-tunggu, jadi apa maksudnya Galang bawa dia ke sini kalo ujung-ujungnya di bawa keluar lagi?" tanya Altar menggaruk kepalanya yang masih sangat penasaran.
"Ya mana gue tau," jawab Glen acuh sementara Firza hanya megedikkan bahu.
"Jadi latihan nggak nih?" tanya Glen kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Roman pour AdolescentsCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...