Adakah yang menunggu cerita ini up?
Kayaknya lama banget baru ada mood buat nulis 🙃
Tapi tenang aja, part ini lumayan panjang kok.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya ya 🖤Hari semakin sore, Natasya baru saja pulang ke rumah setelah latihan bersama Galang di rooftop.
"Dari mana saja? Kenapa baru pulang?"
Natasya tersentak saat melihat Darel sudah berdiri di balik pintu sambil bersedekap dada.
"Papa, kok udah pulang? Kirain masih di kantor," jawab Natasya membuat Darel mendengus.
"Kenapa malah balik tanya? Papa nanya sama kamu, habis dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Darel mengulangi.
"Habis latihan drama sama temen."
"Temen siapa?"
"Ya temen Nata lah pa, masa temennya papa."
Darel mendengus kemudian terlihat mendudukkan dirinya di atas sofa.
"Mulai besok, kamu nggak usah bawa motor lagi."
Natasya tersentak. "Loh kok gitu?" tanyanya menaikkan atensi.
"Kamu bisa berangkat sama Raka, atau di antar jemput sama supir."
"Loh kok gitu sih? Memangnya Nata salah apa lagi?"
"Itu sudah menjadi keputusan papa. Tidak bisa diganggu gugat!"
Natasya terlihat menghela berat kemudian menghentakkan kakinya lalu berjalan masuk ke kamar.
Gadis itu melemparkan tasnya ke atas kasur lalu merebahkan tubuhnya dengan perasaan kesal. Bisa-bisanya Darel memutuskan hal seperti itu tanpa ada alasan yang jelas.
"Nata, mandi dulu sayang, udah sore," ucap Kesya yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar membuat Natasya mendengus.
"Nanti," jawabnya singkat mengubah posisi menjadi tengkurap.
Kesya tersenyum berjalan mendekat. "Kenapa lagi? Berantem sama Papa?" tanya Kesya mendudukkan dirinya di atas kasur.
"Kenapa si dulu mama mau nikah sama orang kaya papa?" tanya Natasya membuat Kesya mengerutkan dahi.
"Kok tanyanya begitu?"
"Mama dulu gantiin tante Airin kan pas pernikahan? Kenapa mama mau coba kalo calon suaminya kaya papa?" tanya Natasya kembali. Kesya menggeleng lalu terkekeh.
"Namanya juga jodoh kan nggak ada yang tau, memangnya mama bisa request sama Tuhan?"
"Ya tapi kan seenggaknya cari aman lah."
"Dosa loh. Papa nyebelin kaya gitu juga tetep papa kamu. Nggak boleh benci sama papa."
Natasya mendengus.
"Nata," panggil Kesya lirih.
"Nata nggak denger," jawab Natasya sengaja menindih kepalanya dengan bantal.
Kesya tersenyum jahil lalu menhgelitiki perut anaknya itu sembari terkekeh.
"Mama, geli ih awass haha." Natasya memberontak tidak kuat menahan tawa, tapi Keysa malah tidak perduli.
"Anak nakal harus di kasih pelajaran haha."
"Ampun ma ampun haha."
Melihat dua orang yang sedang bercanda, nampaknya tidak menggambarkan seperti ibu dan anak, melainkan seperti kakak dan adik. Mungkin karena jiwa Kesya yang juga masih menolak tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Подростковая литератураCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...