"Jadi pak Bagas mau tunangan?" tanya Natasya yang kini berada di dalam mobil bersama Bagas.Bagas yang sedang fokus mengemudi hanya mengangguk dengan ragu-ragu.
"Gitu dong pak jangan jomblo mulu," kata Natasya lalu terkekeh.
Bagas mendengus. "Sebenarnya saya nggak jomblo. Tapi backstreet."
Natasya langsung menoleh kaget.
"Hah? Pacaran diem-diem maksudnya?" tanya gadis itu sedikit tercengang.
Bagas mengangguk. Natasya malah menyemburkan tertawa.
"Ya ampun pak Bagas, udah bukan waktunya lagi backstreet. Inget umur dong."
"Suka-suka saya lah."
Natasya menggeleng heran. Ada-ada saja kelakuan berondong tua satu ini.
"Tapi untuk kali ini saya memberanikan diri untuk melamarnya. Makanya saya mau menyewa restoran ayah kamu saat acara itu, rencananya saya akan melamar saat dinner," ucap Bagas membuat Natasya menoleh.
"Widih, Pak Bagas bisa sosweet juga ternyata haha. Tapi ngomong-ngomong siapa calonnya pak?"
Bagas terdiam lalu mengetuk-ngetukkan jarinya pada stir mobil. "Rahasia," jawabnya singkat.
Natasya melirik sinis lalu kembali bertanya.
"Saya kenal?"
Bagas manggut-manggut. "Kenal."
Gadis itu menutkan kedua alisnya. "Masa?"
"Serius."
Natasya terdiam berpikir sejenak. "Nggak mungkin tante Amanda kan ya. Secara dia janda premium."
"Bukan. Orangnya masih muda. Makannya saya juga butuh bantuan kamu buat pilihin barang yang sekiranya seperti selera anak muda sekarang."
"Berarti calon pak Bagas seumuran saya?"
Bagas menggeleng. "Nggak sih. Tapi sedikit banyak di atas kamu."
"Sedikit banyak tuh gimana konsepnya." Gadis itu mendengus.
Bagas terkekeh.
Natasya mengerutkan dahi. Entah siapa orang yang Bagas maksud, Natasya benar-benar tidak tahu.
"Namanya siapa?" tanya Natasya kembali karena sedikit penasaran.
"Rahasia," jawab Bagas sambil cengengesan.
Bagas menepikan mobilnya di sebuah toko perhiasan. "Kamu bisa bantuin saya milihin yang bagus kan?"
"Tunggu! Saya belum izin pulang telat sama mama."
"Sudah saya bilangin ke mama kamu, katanya boleh. Lagian setelah ini Saya juga mampir ke rumah kamu biar sekalian."
Natasya mengangguk lalu turun dari mobil. Keduanya masuk ke toko tersebut. Pelayanan menyambut kedatangan mereka dan mulai mengeluarkan produk-produk terbaru. Natasya mulai memilihnya karena Bagas sudah mempercayakan semuanya pada pilihan Natasya.
Untuk cincin pertunangan nampaknya Bagas sudah memesannya lebih awal. Kali ini ia akan membelikan kalung untuk calon tunangannya sebagai kejutan tambahan katanya.
Setelah proses pembayaran selesai, Natasya dan Bagas terlihat keluar dari toko tersebut dan melanjutkan perjalanannya. Namun beberapa saat kemudian, seseorang berjalan cepat masuk ke dalam toko menghampiri pelayanan.
"Dua orang yang baru keluar dari sini tadi beli apa?"
Pelayan yang mendapat pertanyaan seperti itu sedikit terkejut dan terdiam beberapa saat. Tidak mungkin membeli nasi Padang juga kan. Pertanyaan konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
prickly flower (Tamat)
Fiksi RemajaCerita masa remaja dari seorang gadis bernama Natasya yang memiliki paras cantik tapi di anggap tidak menarik di mata laki-laki karena memiliki kadar galak dan jiwa barbar di atas rata-rata. Namun siapa sangka jika pada akhirnya dia mengalami sebuah...