Bab Qasamah

917 7 0
                                    

Fathul Qarib✍️
Bab Pidana

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

BAB QASAMAH


(

فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ الْقَسَامَةِ وَهِيَ أَيْمَانُ الدِّمَاءِ
(Fasal) menjelaskan hukum-hukum qasamah. Qasamah adalah beberapa sumpah atas pembunuhan

(وَإِذَا اقْتَرَنَ بِدَعْوَى الدَّمِّ لَوْثٌ) بِمُثَلَّثَةٍ

.
Ketika tuduhan pembunuhan bersertaan dengan lauts. Lafdz “lauts” dengan menggunakan huruf tsa’ yang diberi titik tiga.

وَهُوَ لُغَةً الضُّعْفُ وَشَرْعًا قَرِيْنَةٌ تَدُلُّ عَلَى صِدْقِ الْمُدَّعِيْ بِأَنْ تُوقِعَ تِلْكَ الْقَرِيْنَةُ فِيْ الْقَلْبِ صِدْقَهُ

Lauts secara bahasa adalah lemah. Dan secara syara’ adalah qarinah (tanda-tanda) yang menunjukkan atas kebenaran penuduh dengan gambaran, qarinah tersebut menimbulkan dugaan atas kebenaran si penuduh di dalam hati

وَإِلَى هَذَا أَشَارَ الْمُصَنِّفُ بِقَوْلِهِ (يَقَعُ فِيْهِ فِيْ النَّفْسِ صِدْقُ الْمُدَّعِيْ)

Pada gambaran inilah, mushannif memberi isyarah dengan perkataan beliau, “lauts tersebut menimbulkan dugaan kebenaran si penuduh di dalam hati.”

بِأَنْ وُجِدَ قَتِيْلٌ أَوْ بَعْضُهُ كَرَأْسِهِ فِيْ مَحِلَّةٍ مُنْفَصِلَةٍ عَنْ بَلَدٍ كَبِيْرٍ كَمَا فِيْ الرَّوْضَةِ وَأَصْلِهَا

Semisal korban pembunuhan atau sebagian anggotanya seperti kepalanya ditemukan di dusun yang terpisah dari kota yang besar sebagaimana keterangan di dalam kitab ar Raudlah dan aslinya kitab ar Raudlah.

أَوْ وُجِدَ فِيْ قَرْيَةٍ كَبِيْرَةٍ لِأَعْدَائِهِ وَلَايُشَارِكُهُمْ فِيْ الْقَرْيَةِ غَيْرُهُمْ
Atau korban ditemukan di desa luas yang dihuni oleh musuh-musuh korban dan tidak ada selain mereka di desa tersebut.

(حُلِّفَ الْمُدَّعِيْ خَمْسِيْنَ يَمِيْنًا)
Maka penuduh disumpah sebanyak lima puluh kali.

وَلَا يُشْتَرَطُ مُوَالَاتُهَا عَلَى الْمَذْهَبِ
Tidak disyaratkan sumpah tersebut diucapkan secara terus menerus menurut al madzhab.

وَلَوْ تَخَلَّلَ بَيْنَ الْأَيْمَانِ جُنُوْنٌ مِنَ الْحَالِفِ أَوْ إِغْمَاءٌ مِنْهُ بَنَى بَعْدَ الْإِفَاقَةِ عَلَى مَا مَضَى مِنْهَا إِنْ لَمْ يُعْزَلِ الْقَاضِيْ الَّذِيْ وَقَعَتِ الْقَسَامَةُ عِنْدَهُ
Seandainya antara sumpah-sumpah tersebut terpisah oleh gila atau pingsannya orang yang bersumpah, maka setelah sadar ia tinggal meneruskan sisa dari sumpah yang sudah diucapkan, jika qadli yang menjadi juru hukum saat sumpah qasamah yang sudah diucapkan tersebut belum dipecat.

فَإِنْ عُزِلَ وَ وُلِّيَ غَيْرُهُ وَجَبَ اسْتِئْنَافُهَا

Sehingga, jika qadli tersebut telah dipecat dan telah diganti qadli yang lain, maka wajib mengulangi sumpah qasamah-nya lagi.

(وَ) إِذَا حَلَفَ الْمُدَّعِيْ (اسْتَحَقَّ الدِّيَّةَ)

Dan ketika penuduh telah bersumpah, maka ia berhak mendapatkan diyat.

Fathul Qarib (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang