Macam-macam Nadzar

492 5 0
                                    

Fathul Qarib

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

 NADZAR

(Fasal) menjelaskan hukum-hukum nadzar.


(فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ (النُّذُوْرِ)

Lafadz “an nudzur” adalah bentuk jama’ dari lafadz “nadzru”. Lafadz “nadzru” dengan menggunakan huruf dzal yang diberi titik satu di atas dan terbaca sukun. Ada yang menghikayahkan dengan dzal yang terbaca fathah. Makna nadzar secara bahasa adalah berjanji dengan kebaikan atau dengan kejelekan.

جَمْعُ نَذْرٍ وَهُوَ بِذَالٍ مُعْجَمَةٍ سَاكِنَةٍ وَحُكِيَ فَتْحُهَا وَمَعْنَاهُ لُغَةً الْوَعْدُ بِخَيْرٍ أَوْ شَرٍّ

Dan secara syara’ adalah menyanggupi perbuatan ibadah yang tidak wajib dengan dalil  syara’.

وَشَرْعًا الْتِزَامُ قُرْبَةٍ غَيْرِ لَازِمَةٍ بِأَصْلِ الشَّرْعِ

Macam-Macam Nadzar

Nadzar ada dua macam :

وَالنَّذْرُ ضَرْبَانِ

Salah satunya adalah nadzar al lajaj dengan membaca fathah huruf awalnya, yang bermakna memperpanjang perseteruan.

أَحَدُهُمَا نَذْرُ اللَّجَّاجِ بِفَتْحِ أَوَّلِهِ وَهُوَ التَّمَادِيْ فِيْ الْخُصُوْمَةِ

Yang dikehendaki dengan nadzar ini adalah nadzar yang mirip yamin dengan gambaran ia menyengaja untuk mencegah dirinya dari sesuatu dan tidak menyengaja untuk melakukan ibadah.

وَالْمُرَادُ بِهَذَا النَّذْرِ أَنْ يَخْرُجَ مَخْرَجَ الْيَمِيْنِ بِأَنْ يَقْصِدَ مَنْعَ نَفْسِهِ مِنْ شَيْئٍ وَلَا يَقْصِدَ الْقُرْبَةَ

Pada nadzar ini maka ia wajib membayar kafarat yamin atau melakukan apa yang telah ia sanggupi dengan mengucapkan nadzar.

وَفِيْهِ كَفَارَةُ يَمِيْنٍ أَوْ مَا الْتَزَمَهُ بِالنَّذْرِ

Nadzar yang kedua adalah nadzar al mujazah, dan ada dua macam :

وَالثَّانِيْ نَذْرُ الْمُجَازَاةِ وَهُوَ نَوْعَانِ

Salah satunya adalah nadzir (orang yang nadzar) tidak menggantungkan nadzarnya pada sesuatu seperti ucapannya pada permulaannya, “hak Allah atas diriku, bahwa aku wajib melakukan puasa atau memerdekakan budak.”

أَحَدُهُمَا أَنْ لَا يُعَلِّقَ النَّاذِرُ عَلَى شَيْئٍ كَقَوْلِهِ ابْتِدَاءً لِلَّهِ عَلَيَّ صَوْمٌ أَوْ عِتْقٌ

Yang kedua adalah nadzir menggantungkan nadzarnya pada sesuatu. Dan mushannif memberi isyarah pada nadzar ini dengan perkataan beliau,

وَالثَّانِيْ أَنْ يُعَلِّقَهُ النَّاذِرُ عَلَى شَيْئٍ وَأَشَارَ لَهُ الْمُصَنِّفُ بِقَوْلِهِ:

Di dalam nadzar al mujazah, nadzar bisa menjadi wajib pada bentuk nadzar mubah dan nadzar bentuk keta’atan seperti ucapannya, maksudnya ucapan orang yang bernadzar, “jika orang sakitku sembuh,” dalam sebagian redaksi menggunakan bahasa, “penyakitku” atau, “aku dilindungi dari kejelekan musuhku, maka Allah berhak atas diriku, bahwa aku akan melaksanakan sholat, berpuasa atau bersedekah.”

Fathul Qarib (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang