Sebelum membaca tolong tekan vote terlebih dahulu.
Terima kashi
---Arga hanya diam menatap seorang laki laki yang terbaring kaku di bangkar, dengan banyak alat yang menempel ditiap sisi tubuhnya.
Merasa pernah bertemu sebelumnya, namun entah kapan dan dimana. Arga sendiri juga bingung. Yang ia pikirkan wajah laki laki itu sangat tidak asing di pengelihatannya.
Arga sekarang hanya duduk di sofa yang tersedia, sedangkan Angel duduk di samping bangkar sebelah Gavin.
Perempuan itu masih asik berbincang, walaupun ia tahu Gavin tak akan pernah membalas semua pernyataannya.
Merasa sudah cukup, Angel melirik sebentar kearah Arga. Gadis itu mengerutkan keningnya sebentar kala setelah menengok ia bisa melihat Arga yang sudah menatapnya lebih dulu.
Arga yang tahu segera beranjak menghampiri Angel.
" Udah?"
Angel hanya mengangguk, perempuan itu kembali melihat Gavin yang sampai detik ini belum ada tanda tanda apapun.
" Kapan ya Gavin sadar? "
Arga memegang pundak gadisnya, mengusap perlahan guna menguatkan gadis itu.
" Pasti sadar, berdoa aja buat kesembuhan Gavin "
" Setiap lihat Gavin, rasanya gue gak sabar tahu siapa yang buat Gavin bisa kayak gini. Orang itu bener bener gak tanggung jawab "
" Sabar, tuhan pasti siapin jalan keluar yang terbaik. "
Angel mengangguk, tangannya tak berhenti mengusap punggung tangan Gavin.
" Udah mau pulang?"
" Iya " setelah mengangguk Angel berdiri, kemudian keluar terlebih dahulu karena ingin menemui dokter yang menangani Gavin sebentar. Sedangkan Arga menunggu didalam ruangan.
Arga menatap wajah yang terbaring pucat itu. Benar benar sangat tidak asing dengan wajah itu. Rasanya laki laki itu pernah bertemu. Mungkin hanya perasaan saja, Arga segera menepis pikirannya.
__
" Buru masuk "
Arga membuka pintu rumahnya lebar, menyuruh kedua temannya masuk. Dipikir pikir sangat lama ia tak mengajak dua teman sehidup sematinya itu kerumah, ternyata bisa rindu juga ia dengan mereka.
Bara dan Jessica tak ada di rumah, jadi Arga bebas membawa dua temannya yang sangat berisik itu.
Disisi kanan ada Abdul yang langsung meloncat ke sofa sambil merampas beberapa cemilan buatan Jessica. Disini kiri ada Andys yang langsung membuka hp, menyahut kan dengan WiFi milik Arga.
" Jangan berantakin. Gue ganti baju dulu "
" Yoi pren. "
Arga memilih untuk berjalan ke kamarnya, meninggalkan Abdul dan Andys yang masih sibuk dengan dunia mereka sendiri.
" Dul "
KAMU SEDANG MEMBACA
' HATTERS '
Teen Fiction[PERBAIKAN CERITA] " Sepandai pandainya gue diam, bukan berarti gue gak mikirin lo " " Percuma gue udah gak mau lagi terikat sama lo " " Gue masih tetap sama, masih tetap disini. Silahkan, nanti kalau lo sadar, silahkan balik kesini " __ Jika ada...