25 (Hatters)

411 15 3
                                    

Hari ini Abdul, Arga dan Andys tengah berkumpul. Akhir akhir ini mereka bertiga menjadi jarang bertemu karena mereka merasa sudah memiliki urusan pribadi tersendiri. Tetapi mereka tidak akan menghilangkan rutinitas pertemanan mereka.

Seperti biasa pula, Andys dengan lihai memetik bergantian para senar di gitar berwarna hitam menggunakan tangan kanannya dan Abdul sebagai biduan serta Arga yang berperan menjadi juri.

Walaupun suara Abdul agak aneh bila didengar tetapi Arga dan Andys tetap membiarkan, karena kalau Abdul sudah banyak bicara pasti akan sampai berjam jam lamanya.

" Udah lah pegel tangan gue" ujar Andys sebari menghentikan petikan ditangannya.

" Gigi gue sampai kering gini jurinya malah bengong sambil senyum senyum gak jelas lagi" sambar Abdul sebari membuka tutup botolnya.

Arga yang mendengar hanya melirik Abdul sekilas.

" Ga, gue mau ngomong sama lo" ujar Andys setelah menaruh gitarnya dipangkuan Abdul.

" Ngomong aja"

" Lo sebenarnya ada rasa gak sih sama Gy?"

Arga langsung menolehkan wajahnya 90 derajat kearah Andys. Arga menatap raut wajah Andys yang kini terlihat sangat serius. Baru kali ini memang, Arga melihat sahabat satunya ini terlihat begitu serius.

" Lo kan tau hubungan gue sama Gy apa"

" Ya gue tau. Tapi sekarang pertanyaan gue lo lagi ada rasa apa gak sama Gy?"

" Gak ada. Perasaan gue sama Gy cuma perasaan sesama sahabat " Arga hanya membalas pertanyaan dari Andys dengan santainya.

Andys pun hanya menganggukkan kepalanya.

" Kenapa tiba tiba tanya gitu?" tanya Arga sebari memasukan handphonenya kedalam saku celana.

" Gue mau jujur sama lo"

" Lo mau nembak Arga Ndys?" sambar Abdul memotong perkataan Andys.

" Diem lo bulu ketiak " Abdul yang mendapat hentakan dari Andys langsung diam. Abdul kemudian kembali fokus mendengarkan curhatan dari Andys.

" Gue mau jujur sama lo kalau gue lagi naruh hati sama Gy"

Arga mulai mengangguk-angguk kepalanya pelan.

" Karena itu gue tanya sama lo tentang perasaan lo sama Gy"

" Seharusnya lo gak perlu tanya sama gue. Itu hak lo. Lagian kalaupun lo suka sama Gy gue setuju aja" kata Arga memotivasi Andys.

" Iya gue tau pasti lo bakal setuju. Tapi mungkin Gy "

" Kenapa, Gy gak setuju?"

" Hoooh,  karena dia suka sama lo"

Pernyataan Andys kali ini membuat Arga menatapnya tidak percaya. Gy, seorang sahabatnya yang sudah menjalin pertemanan sudah sangat lama itu ternyata menyukainya.

Disini mengapa Arga sangat tidak menyukai pernyataan itu. Selama ini Gy tidak memberikan suatu kode apapun pada Arga. Atau apakah Arga sendiri yang kurang peka?

Juga, Arga masih merasa ragu tentang ini semua.

" Lo yakin?" tanya Arga memastikan. Andys mengangguk sebagai jawaban.

Arga segera menarik nafasnya dalam kemudian mengeluarkannya pelan. Jika itu benar adanya, Arga harus segera melakukan sesuatu.

" Gue bantu lo jadi sama Gy"

__

Setelah melewati beberapa jam lamanya akhirnya semua siswa diperbolehkan pulang. Setelah membereskan semua peralatan sekolah miliknya, Gy dengan perasaan yang senang segera keluar dari kelas.

' HATTERS 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang