(8) (Hatters)

427 23 0
                                    


Ruangan berukuran luas yang tadinya sepi mendadak menjadi ramai dalam sekejap mata. Para perempuan perempuan yang juga tidak ada dikelas tiba tiba masuk, bersamaan seperti ingin lomba ajang tawuran.

Setelah mendapat kabar fotonya bersama Gy ada disosial media, Arga banyak mendapat pertanyaan yang sangat menggangu dari para teman temannya hari ini.

Saat ini yang laki laki itu pikirkan hanyalah bagaimana agar dirinya bisa keluar didalam kelas yang berisikan para kaum hawa yang tersulut banyak pertanyaan itu.

Ingin rasanya lelaki itu keluar, tapi apalah dayanya yang tidak bisa keluar karna dihalangi oleh siswi siswi yang membuatnya jerah.

" Eh loh ada apaan kok rame. Ada pembagian sembako? " ujar Abdul yang matanya tak sengaja melihat kelasnya ramai.

" Iya nih kenapa kelas kita rame. Apa jangan jangan ada tawuran lagi"

" Njir, ya kali disekolah tawuran, lihat aja udah"

Merasa penasaran dengan keributan dikelas mereka, Andys dan Abdul segera menghampiri keramaian itu.

Setelah berhasil berjinjit untuk melihat akhirnya mereka berhasil menemukan biang dari semua ini.

" Lah itu Arga? Itu Arga bukan sih? " tebak Abdul sambil masih memastikan, masih mencari cela untuk melihat.

" Kayaknya iya Dul. Yaudah ayo buruan masuk"

Mereka berdua segera masuk, walaupun harus berdesak desakan dengan para siswi siswi yang sibuk menginstrogasi Arga.

" Awas awas orang tampan mau lewat, rakyat jelata diharap menyingkir. "

Arga yang tadinya memijat kening dengan pasrah menjadi membuka matanya lebar. Sungguh mendengar suara Abdul membuat perasaannya menjadi lega.

" Woy Ga, lu ngapain sama cewek cewek kayak gini. 20 vs 1 mantap betul "

" Gak usah banyak omong. Mending bantu gue keluar dari sini "

Lelaki itu sangat ingin keluar dari tempat itu juga, kepalanya sudah sangat pening terkena ocehan nonfaedah mereka.

Andys dan Abdul yang juga merasa panas akhirnya mulai berfikir cara untuk melarikan diri.

" BU SINTA BU TOLONG BU!!!! "

Teriak Andys tiba tiba sambil meloncat dan mengangkat tangan,sepontan semua siswi siswi langsung menoleh kebelakang panik.

Tak meninggalkan kesempatan ketiga lelaki itu langsung kabur melewati jendela yang sempat Andys buka tadi. Mereka tak lagi memperdulikan para perempuan itu yang masih berteriak.

Lebih hebatnya lagi, Abdul yang juga menutup jendela juga pintu kelas mencegah mereka mengejar kembali.

" Huuh akhirnya bisa kabur" eluh Andys sebari mengusap sedikit keringat dipelipisnya.

" Lagian itu para ciwi ciwi makan apa sih, sampai serem serem gitu mukanya, ganas banget heran "

" Makasih udah bantu " ujar Arga yang nafasnya juga masih terputus putus.

" Apa sih yang gak buat Abang." balas Abdul sebari memukul pelan pundak Arga.

" Itu kenapa cewek cewek pada nyerbu lo, gak kayak biasanya " tanya Andys lagi, ingin mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya ini.

" Hatters "

" HAH!! " teriak Andys dan Abdul bersama.

" Hatters? yang bener lo? kok bisa"

" Gak tau, tiba tiba dia hina gue disosmed. Itu hasilnya"

Arga memilih untuk duduk dibawah tanaman bunga sepatu.

" Kok aneh. Perasaan, lo gak ada musuh, kok tiba tiba muncul hatters"

" Emang tuh hatters buat apaan disosmed sampai buat para kaum hawa kayak orang kesurupan? " tanya Abdul.

" Dia posting foto gue sama Gy lagi berdua digudang."

" Ceilah, cuma Gy kan, bukannya satu sekolah udah tau kalau lo sahabatnya Gy " timpal Andys.

" Difoto gak kelihatan wajah Gy, cuma wajah gue"

" Oh mungkin ceritanya dia mau ngandit lo Ga" sambar Abdul.

" Emang foto lo sama Gy kayak apa? "

" Difoto itu posisi gue deket sama Gy.Waktu itu mungkin gue mau benerin rambutnya, tapi orang yang fotoin gue gak tepat sasaran. Jadi kelihatan kayak gue mau cium dia "

Abdul dan Andys saling melempar tatapan, merasa tak percaya dengan yang mereka dengar.

" Gila sih, tapi kira kira siapa yang bikin postingan itu?"

Arga memilih untuk diam, kepalanya ia senderkan kebatang tanaman bunga sepatu. Laki laki itu juga mulai meluruskan kakinya, tak perduli jika celananya kotor karena menduduki tanah liat. Masalahnya lebih parah dari ini.
___

Setelah insiden saat Arga terinstrogasi tadi, setiap jam istirahat lelaki itu selalu pergi keperpustakaan yang penjaganya Bu Sinta sang guru BK. Karna hanya tempat itu satu satunya yang bisa menyelamatkanya dari para perempuan kejam.

" Dul, lo kenapa ngos ngosan gitu?"

Andys menatap Abdul yang sedang membungkuk memegang kedua lututnya, dengan nafas yang terengah engah.

" Gila gila, Aurel kayaknya gebet banget ngajakin gue lomba lari "

" Kenapa? " tanya Andys

" Tadi gak sengaja gue ketemu dia, dia bilang kegue katanya gue harus bantu dia buat balikan sama Arga. Katanya kalau gak bantu gue dimutilasi kan serem "

Jelas Abdul panjang. Kakinya ia langkahkan kedepan dan mendudukan dirinya dibawah Andys yang saat ini terduduk dikursi.

" Yaelah masih sama aja tuh anak, dari dulu gak bisa muve on"

" Lagian lo sih Ga kenapa juga dulu pacaran sama Aurel, kenapa gak lo kasih gue aja, biar kalau dia ngajak balikan gue tinggal bilang iya" sambar Abdul.

" Kalau gak karna orang tuanya gue gak mau sama dia "

" Sabar, orang sabar kuburannya lebar"

Sudah lebih dari 5 menit Arga dan kawan kawan masih berada didalam kelas. Bel pulang sudah berbunyi dari tadi tapi mereka masih setia berada dikelas untuk menghindari serangan maut dadakan dari para siswi siswi.

" Udah sepi belum sih, gue lagi biru biru nih"

" Buru buru " sambar Andys sebari memukul pelan kepala Abdul

" Jangan dipukul kungkang, ntar gue bego "

" Emang udah bego "

" Lo berdua kalau ada urusan duluan aja " titah Arga setelah melihat jam ditanganya.

" Beneran? "

" Iya "

" Okedeh kebetulan gue ada misi penyelamatan dunia, kalau gitu gue sama Abdul pergi dulu, kalau ada apa apa telvon Mas Andys aja"

" Heh lo kira Arga anak prawan "

" Udah ayo pergi, Ga gue duluan " Arga hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mungkin sebantar lagi lelaki itu akan segera pulang. Sungguh para kaum wanita tadi sangat meresahkan untuk Arga. Bisa bisanya dengan jumlah yang sebegitu banyak mereka menyerang Arga yang hanya sendirian.

Arga juga tidak habis fikir dengan motif sang hatters itu. Apa dia memang tidak memiliki pekerjaan lain selain mencampuri urusan orang.

Klek...

Terdengar suara pintu yang terbuka membuat Arga yang tadinya memasang ekspersi datar menjadi terkejut dan segera mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang membuka pintu.
__

' HATTERS 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang