Suara kicauan merdu para burung sudah terdengar. Matahari sudah setengah memuncul. Pagi ini dengan perasaan senangnya Arga bangkit dari tempat tidur. Hari memang masih sangat pagi, namun laki laki itu sudah memiliki semangat yang besar nan membara.
Jika dulu Arga pergi sekolah ia akan selalu langsung berangkat dan langsung menuju keruang musik atau tidak perpustakaan.
Namun kali ini berbeda lagi. Arga punya Angel dan entah sejak kapan mulainya setiap ingin berangkat sekolah Arga pasti terpikirkan untuk menghampiri perempuan itu.
Apa karena faktor baru pertama kali jatuh cinta hingga Arga akhir akhir ini merasa sifatnya sangat aneh.
Sudah terhitung lama Arga dan Angel menjalin hubungan mereka. Dan Arga akui sendiri dirinya memiliki perubahan drastis.
Namun perubahan sifatnya itu selalu ia tahan saat didepan Angel. Walau sudah lama mereka berpacaran namun Arga masih gengsi untuk menunjukannya. Masih sama dengan yang pertama. Dingin.
Tapi Arga juga bersyukur karena Angel tidak mempermasalahkan, dan ia mau menerima.
Ya, mungkin salah satu dari tidak mempermasalahkan Angel adalah ia sudah terbiasa.
Merasa sudah siap semua yang diperlukan, Arga segera berjalan turun sembari kedua tangannya yang sibuk memasang dasi di kerah seragam.
" Loh kok udah mau berangkat. Masih pagi banget ini Ga" ujar Jessica saat sedang menata sarapan, melihat anaknya sudah rapi.
" Iya Ma lagi pengen aja" balas Arga saat sudah duduk dimeja sembari memakan 2 potongan roti.
" Ke perpustakaan lagi, atau ruang musik? Heran Mama kamu itu cinta banget sama dua tempat itu."
" Yang bener langsung ke sekolah? Kayaknya ada kebohongan yang tersembunyi " sambar Bara yang bsru datang sembari mencomot satu roti di piring anaknya.
Laki laki paruh baya itu terkekeh saat tangannya ditepuk sang istri.
Sedangkan Arga diam tak membalas laki laki itu memilih memasukan bajunya dengan benar agar terlihat rapi.
" Bohong apa kamu Ga? Emang mau kemana dulu? " balas Jessica sembari menaruh dua tangannya di pinggang.
" Jemput temen dulu"
" Pasti cewek" sahut Bara lagi kali ini dengan kopi ditangannya.
Jessica yang mendengar ucapan Bara sangat antusias lalu menyolek lengan anaknya.
" Sini sini kasih tau Mama siapa ceweknya. Udah gak sabar punya mantu ini"
Seketika Bara dan Arga menatap Jessica secara bersamaan. Begitu santainya Jessica mengucapkan kalimat di mulutnya, yang membuat Arga menarik panjang nafasnya.
" Apa sih Ma. Arga cuma jemput temen. Bukan mau jemput manten" balas Arga kemudian memakan sisah rotinya.
" Keceplosan Mama. Ya makanya kamu cepet sekolahnya. Terus cepet cari pacar juga. Biar bisa cepet nikah. Kamu tau gak tadi waktu Mama ke pasar teman Mama pamer soalnya anaknya udah nikah terus punya anak"
Arga hanya pasrah mendengar ocehan Jessica. Bisa bisanya ibunya memberi kode untuk cepat menikah. Baru pacaran aja udah punya gengsi besar. Apalagi status pernikahan.
Ah, Arga tak memilih memikirkan ini, mungkin ibunya berbicara seperti itu karena Arga adalah anak tunggal, satu satunya anak mereka.
" Arga berangkat. Assalamualaikum " setelah selesai menghabiskan sarapannya Arga memilih buru buru berangkat agar ibunya tidak menanyainya yang tidak tidak.
Bisa depresi ia lama lama berada didalam rumah.
" Waalaikumsalam hati hati "
__
" Kemarin kemana aja sama Gy? "
Arga melirik gadis disampingnya sejenak kemudian memberi jam tangan yang sempat Angel titipkan tadi.
" Gak kemana mana. Langsung pulang"
" Kalau boleh tau, lo mau ngomongin tentang apa sama Gy? " Tanya Angel lagi.
Kemarin saat Arga memberitahu Angel akan pulang bersama Gy, Arga sempat bilang ingin membicarakan sesuatu dengan dengan sahabatnya itu, dan, bukan Angel namanya kalau tidak kepo.
Sih ratu kepo itu tidak akan membiarkan dirinya tersesat dijalan karena gengsi bertanya.
Maka dari itu Angel memaksa Arga untuk bercerita.
" Nanti bakal gue kasih tau"
" Kenapa nanti? Kenapa gak sekarang aja? " balas Angel cepat.
" Belum cukup waktu"
Angel hanya berdecak pelan, namun masih bisa didengar oleh Arga. Mendengar decakan Angel, Arga mengulurkan tangan kirinya kearah puncak kepala Angel. Sesekali ia menggerakan tangannya disana dan membuat beberapa anak buah rambut Angel berantakan.
Sesekali juga Angel marah, Angel menjauhkan tangan Arga pada kepalanya. Kemudian membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
" Gak usah marah " ujar Arga pelan sambil menarik pelan tas ransel milik Angel.
" Siapa yang marah? "
" Angel"
" Nggak, gue gak marah, ngapain juga"
" Kenapa bicaranya dingin?"Angel mengubah posisi kepalanya menjadi menghadap Arga, sembari sedikit membuka mulutnya.
" Lo aja dingin, masa gue gak boleh dingin, gak adil. "
" Gak, lo gak boleh dingin. Cukup gue"
" Itu namanya lo egois. Pokoknya gue mau dingin" Angel kembali merubah posisinya jadi menghadap kedepan.
" Kalau lo dingin, yang hangatin gue siapa? "
" Hangatin? " tanya Angel sembari mengerutkan kedua alisnya. Mendadak pembahasan mereka menjadi ambigu.
Arga menghela nafas panjang, memasukan tangannya pada celana.
" Cukup gue yang bersifat dingin, lo jangan. Karna sifat dingin gue nunjukin kalau gue sayang sama lo" ungkap Arga sambil menyempatkan diri melirik gadisnya yang masih terlihat kesal.
"Lo lebih bagus ceria didepan gue. Itu aja udah bikin gue suka. Jadi jangan berfikiran apapun tentang sifat dingin gue "
Angel seketika menemukan sebuah ketenangan dikedua mata Arga. Arga adalah cowok paling dingin yang pernah Angel temui, tapi Arga juga cowok dengan perhatian dan kelembutan lebih yang pernah Angel temui.
Jangan lupa laki laki itu juga sulit ditebak.
Angel berhenti menatap kedua mata Arga, kemudian segera menatap kearah bawah. Bukan apa apa hanya saja dirinya merasa bersalah.
" Sorry "
" Kenapa sorry? "
" Gak deh gak jadi" Angel yang tadinya menatap kearah bawah menjadi kembali mendongak.
Arga menautkan kedua alisnya sembari memasang wajah bingung.
" Nanti pulang sekolah gak ada acara kan? " tanya Arga menegakkan tubuhnya.
" Em ... nanti aku mau ketemu Gavin"
" Ya udah gue ikut"
Kepala Angel memutar sempurna untuk menatap Arga.
" Kalau gue mau ketemu Gavin kok lo selalu mau ikut? " tanya Angel sembari melirik Arga curiga.
Arga sedikit menahan gelak tawanya, sedikit memperlihatkan gigi rapi miliknya.
" Kenapa memangnya? "
" Iya juga ya, yaudah deh ikut aja nanti. Tapi kalau lama gimana? soalnya gue kalau udah ketemu Gavin suka lupa waktu"
" Gue ingetin nanti"
Hai ✋✋
Jangan lupa untuk vote
Terima kashi
KAMU SEDANG MEMBACA
' HATTERS '
Teen Fiction[PERBAIKAN CERITA] " Sepandai pandainya gue diam, bukan berarti gue gak mikirin lo " " Percuma gue udah gak mau lagi terikat sama lo " " Gue masih tetap sama, masih tetap disini. Silahkan, nanti kalau lo sadar, silahkan balik kesini " __ Jika ada...