14 (Hatters)

328 24 1
                                    

" Coba kamu jelasin sama ibu, apa yang ada didalam foto ini?" titah seorang wanita paruh baya yang kini sedang menginstrogasi muridnya.

Laki laki yang terintegrasi itu hanya bisa diam dan menahan amarahnya. Ya seorang lelaki itu adalah Arga, karna kasus fotonya bersama dengan Gy kemarin ia sekarang tengah dipanggil oleh Bu Andin selaku guru bk disekolahnya.

" Saya gak tau Bu " balas Arga dengan berusaha menampilkan ekspresi wajah seperti biasa.

" Arga, difoto ini terlihat wajah kamu dengan jelas dan perempuan ini siapa dia? Asal kamu tau Arga kamu adalah murid yang di didik disini, sekolah ini juga cukup terkenal, kalau sampai foto ini tersebar, bukan nama kamu saja yang menjadi rusak tetapi sekolah ini juga"

Lelaki itu hanya bisa melafalkan banyak doa dalam hatinya agar bisa terbebaskan dalam masalah ini.

" Maaf Bu"

Dengan perasaan yang berat lelaki itu hanya bisa mengucapkan permintaan maaf pada gurunya, berharab agar ia bisa cepat keluar dari ruangan menyeramkan ini.

" Baik, tapi kamu harus janji sama ibu kalau kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali "

___

" Apa!! Lo sampai dipanggil Bu Andin" teriak Andys dan Abdul histeris.

Setelah keluar dari ruangan bk, mood Arga benar benar menghilang seketika. Lelaki itu mulai menceritakan perbincangannya dengan Bu Andin pada kedua temannya, mungkin dengan bercerita perasaannya bisa sedikit lega.

" Kok masalahnya jadi tambah besar sih, sampai ke bk lagi" sambar Abdul.

"Gak bisa dibiarin nih ,tuh hatters udah mulai ngelunjak" lanjut Andys

Arga hanya memilih untuk diam dan membiarkan kedua temanya mengoceh membicarakanya. Hari ini ia kembali kehilangan mood baiknya. Rasa penasaran pada seseorang yang menjadi hattersnya itu kian hari semakin besar. Arga rasa dirinya harus segera mencari tahu, sebelum semuanya bertambah menjadi besar.

" Ga coba lo inget inget lagi, lo pernah ada masalah sama siapa aja, gak mungkin kan itu hatters tiba tiba gak suka sama lo, pasti semua itu ada alasannya"

" Bener tuh Ga, apa jangan jangan hatters lo mbak Endang lagi, gara gara kemarin lo lupa bayar jajannya"

Tukk..

Sebuah pukulan kecil dengan cepat melayang pada kepala Abdul. Dengan posisi seperti ini masih saja kurcaci buruk rupa itu bercanda.

" Kenapa kepala sang kurian dipukul" marah Abdul.

" Ini lagi serius, bantu kek. Lama lama gue jadiin kecoak bakar lo" lanjut Andys. Abdul hanya memasang wajah kesal tak berdosanya.

" Gue gak pernah ada masalah sama siapapun" serba Arga dengan tampang datarnya.

" Gue juga mikir gitu, gue juga gak pernah denger lo pernah ada masalah. " Arga hanya diam sebari mengajak otaknya untuk berfikir.

" Tunggu deh, apa Aurel ya? " tebak Andys yang membuat Arga langsung menatapnya.

" Kok jadi Aurel, emang Aurel punya masalah sama Arga? Kan Aurel suka sama Arga, ya gak mungkin lah Aurel jadi hatters" bela Abdul.

" Abdul dudul, iya gue tau Aurel suka sama Arga, tapi kan dia udah gak ada hubungan lagi sama Arga. Tapi Aurel masih aja ngejar ngejar sih Arga, dan Arga udah gak mau berhubungan lagi sama dia. Nah dari situ bisa kita simpulkan kalau bisa aja hattersnya Arga itu A u r e l"

Detik berikutnya otak Arga sudah mulai sedikit bekerja setelah mendengar ceramah dari Andys. Pikirnya benar juga apa yang dibicarakan Andys tadi, Aurel adalah gadis yang tidak suka penolakan, apalagi dalam urusan lelaki. Dan Aurel pun pernah juga berkata bahwa ia akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Arga kembali. Hal itu juga sukses membuat Arga sedikit percaya pada Andys.

___

" Jadi Lo dipanggil Bu Andin hari ini?"
Lelaki dengan tubuh tinggi tegaknya itu hanya mengangguk setelah lagi lagi mendapat beberapa pertanyaan yang kali ini dari seorang perempuan didepanya.

Setelah selesainya pelajaran Pak Anto semua siswa segera diistirahatkan. Dan kini seperti biasa Arga berdiam diri diperpus karna masih menghindar dari para siswi yang menginstrogasinya habis habisan. Kali ini lelaki itu tidak sendiri, tidak bersama Andys maupun Abdul, melainkan bersama Gy.

" Masa Bu Andin sama sekali gak percaya sama lo? Dan difoto itu bukanya waktu kita dibelakang sekolah "

Tanya lagi Gy, sebenarnya sampai detik ini lelaki itu masih malas untuk berbicara, tetapi perempuan didepanya ini melemparinya berbagai macam pertanyaan dengan sangat banyak.

"Percuma gue jelasin, Bu Andin gak bakal ngerti " balas Arga singkat, Gy menghela nafas panjang.

" Kok bisa gitu. Ya lo jangan kayak gitu dong Ga lo harus jelasin, kalau gak masalahnya bisa membesar, apalagi kalau udah ditangan bk"

Kali ini lelaki itu tidak membalas perkataan perempuan didepanya itu. Gy yang mendapat respon datar dari wajah Arga kembali menghela nafasnya panjang.

Perempuan itu kembali teringat dengan perkataan Aurel, perubahan Arga disebabkan oleh dekatnya ia dengan Angel.

Apa nanti lelaki yang berada didepannya ini akan meninggalkannya? Dan lebih memilih untuk bersama Angel.

" Gue kebelakang dulu" ujar Arga sebari menatap Gy, kemudian segera melangkahkan kakinya keluar perpustakaan.

' Is not Arga '

___

Disamping menghilangkan stres diotaknya Arga melangkahkan kakinya menuju ruang musik yang dari dulu menjadi base camenya saat sedang bosan. Baru saja lelaki itu membuka pintu ia dikejutkan oleh perempuan yang tidur terduduk didepan sebuah piano, ditambah telapak tanganya yang ia gunakan sebagai bantal.

" Angel? " lirih Arga. Lelaki itu segera masuk kemudian mendudukan dirinya disamping perempuan yang sedang tertidur pulas.

Kedatanganya kesini sebenarnya ingin sekali kemainkan piano yang sudah lama tak ia mainkan, tetapi melihat Angel yang tertidur pulas, ia mengurungkan niatnya karna tak ingin menggangu tidurnya.

Entah mengapa lelaki itu tiba tiba tertarik ingin melihat wajah pulas milik Angel saat ini. Tenang, satu kata yang terlintas diotaknya. Dengan masih menatap wajah milik perempuan yang berada didepannya, lelaki itu terkejut saat melihat Angel mulai membuka matanya.

" AAA, NGAPAIN LO!!? " teriak Angel keras sampai membuat Arga mengangkat tangan untuk memegang telinganya.

" Gak usah teriak bisa? "

" Gak bisalah. Lo ngapain disini? Buntutin gue ya lo? Dasar penguntit"

" Gue baru masuk"

" Alasan" balas Angel ketus sebari merapihkan seragam serta rambutnya yang sedikit berantakan karna tidurnya.

Lelaki itu kembali memperhatikan gadis didepannya yang wajahnya kusut karna baru terbangun dari tidurnya itu, entah dorongan dari mana mulutnya tiba tiba mengucapkan sesuatu.

" Lo lebih bagus tidur dari pada bangun"

" Lebih cantik"























kasih saran bisa lah ya hehehe

Saran untuk Arga, Angel, Abdul, Andys, Mbak Sri, Mbak Endang dan lain lain

Semoga ceritanya gak bikin bosen dan buat kalian suka...

Dan yang terpenting jangan lupa votenya... :)

' HATTERS 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang