GE-09

9.4K 1K 57
                                    

Hai, masih ada yang belum vote😾

Ayo vote😾

Happy Reading❤
.
.

ERGA memandang penuh kekosongan pada jendela kamarnya, sudah 3 hari dia dirawat di rumah sakit, sebentar lagi pasti dia dirujuk ke RSJ.

Sebab, 3 hari ini Erga selalu menangis tiba-tiba, tertawa, lalu mengamuk.

Sebentar lagi nih, dia divonis gila.

Lona tau? Tentu saja dia tau.

Lona selalu memandang Erga dari luar kamar, kasihan tapi Lona masih kesal. Walau sudah tak se sakit hati diawal tapi ya..

"Lo masih gamau nemuin dia?." Lona melirik singkat pada Yara yang ada disebelahnya.

Giman ya, maunya sih Lona nemuin Erga tapi. "Uda Lon, jangan kelamaan ngehukum dia. Kasihan, mana masih muda uda gila." ceplos Yara kalem.

Lona mendelik, dia menyentil dahi Yara pelan. "Iya-iya, gue udah cukup ngehukum dia. Gue gak mau calon suami gue di masa depan gila di masa sekarang." cetus Lona pelan.

Yara tersenyum pelan dan menepuk bahu Lona. "Itu baru temen gue." ujarnya bangga.

Decakan sebal Lona berikan, dia mengatur pernapasannya terlebih sebelum masuk ke kamar Erga. Dia melihat Erga menangis lagi, dan kali ini hanya diam di tempat.

"Udah lah, gue masuk dulu." guman Lona pada Yara.

Yara mengangguk, menepuk bahu Lona pelan.

Perlahan Lona masuk ke kamar Erga, dan langsung menutupnya. Berjalan tanpa suara mendekati Erga yang masih tak sadar jika Lona ada di dekatnya.

"Lonaa..hiks..gue mau Lonaa..hiks..balikin Lona.." Lona terenyuh mendengar lirihan Erga, segitu cintanya dia sampai..ah..Lona gak bisa melanjutkan kata-katanya.

Erga menunduk, menyeka air matanya dan kembali memandangi jendela, lirihan pilu terus terdengar dari sela bibirnya.

"Lonaa..hiks..Erga kangen.." lirihnya lagi.

Greb.

"Maafin aku ya, ngehukum kamu kelamaan ya?." jantung Erga berdegup sangat cepat, dia tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Lona?." tanya nya lirih sembari menoleh ke belakang.

Lona memberikan senyum manisnya pada Erga, lalu mencium pipinya lembut. "Iya manis, ini aku Lona." jawab Lona halus.

Sudut mata Erga berkerut, dia membalik badannya dan menatap Lona lekat. "Lona.." lirihnya masih tak percaya.

Lona terkekeh pelan dan memeluk Erga semakin erat. "Iya manis, ini Lona." sahutnya lagi.

Tak mau Lona yang memeluknya ini pergi, Erga membalas pelukan Lona semakin erat. "Lonaaa..hiks..Lona balik..hiks..huaaa..hiks..Lona-nya Erga balik..hiks..huaaaaa." tangisnya pecah.

Dia...tak percaya jika Lona ada dipelukannya saat ini.

Tapi ketimbang itu, Erga lebih bersyukur karena Lona balik lagi padanya.

"Maafin aku..hiks..huaaaa..hiks..maaf.."

"Cup-cup sayang."

"Huhuuuu..hiks.."

"Udah sayang."

"Aku jahat banget ya..hiks..maafin aku.."

"Heem, udahan ya manis."

Erga mengangguk pelan, dan menyamankan posisinya dileher Lona.

Dia merindukan aroma gadis ini.

...

"Makan sayang." Lona menyuapi Erga bubur yang disediakan Rumah Sakit, Erga menerima suapannya dengan senang hati.

Raut wajahnya tak semenyedihkan beberapa hari silam, lumayan enak dipandang lah.

Tangannya tak mengizinkan Lona pergi, dia menahan ujung rok abu-abu Lona agar tak menjauhinya.

"Gamau tahu, mau pake tempe." rajuknya saat Lona menyelipkan tahu di bubur yang dia makan.

Lona tertawa pelan. "Iya manis." sahutnya sembari menyuapi Erga dengan tempe.

Tatapan mata Erga tak lepas dari Lona, Papa dan mamanya saja tak dia perdulikan. Yang dia tau, Lona ini hanya miliknya, sampai kapanpun itu.

"Jangan jauhin aku lagi.." lirihnya memohon, matanya berkaca-kaca penuh melas.

Lona diam, dia terus menyuapi Erga tak menjawab pertanyaannya, Erga merasa panik lagi, cengkramannya pada rok Lona mengerat.

"Lona..jangan jauhin aku lagi..Lonaaa..hiks.." tangisnya pecah lagi, dia memaksa Lona untuk menjawab ucapannya tadi.

Lona sampai kuawalahan sendiri, dia meletakan nampan bubur tadi ke nakas dan menenangkan kepanikan Erga.

"Tenang, manis jangan panikan gini atuh." ujarnya khawatir, Erga mengeleng ribut.

"Janji! Janji sama Erga kalau Lona gabakal jauhin Erga lagi!." jeritnya takut, matanya bergulir penuh ketakutan saat ini.

Lona memeluk Erga erat dan mengangguk. "Iya manis, Lona gak bakal jauhin Erga lagi." ujarnya buru-buru menenangkan Erga.

Napas Erga memburu, dia meremat seragam yang Lona pakai dan menyenderkan kepalanya dibahu Lona.

"Hahh..E-Erga takut...Lona bakal pergi lagiii..hiks..Erga gamauuu..hiks..nanti Erga jadi gila kayak Om Neza sama om Das..hiks..gamauu..hiks..mereka gila karena ditinggal istri mereka..Erga gamau..hiks..gamau kalau Lona ninggalin Erga!." racaunya tak terkendali.

Lona menggeleng pelan. "Lona gak bakal tinggalin Erga lagi." bisiknya.

"J-janji!?."

"Iya manis."

Erga harap itu benar, Erga tak mau bernasib sama seperti Om-om nya yang lain, Erga tak mau.























Bersambung😾

Terima kasih untuk vote dan komennya❤

Grumpy Erga [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang