GE-27

5.6K 632 37
                                    

Met baca, ini mulai sepi jadi sebaiknya aku cepet selesaikan dan buat cerita baru, padahal kemaren ini banyak yang minta dibuat cerita, tapi lihatlah sekarang.

Hm..
.
.

4 Tahun Kemudian.

Tak terasa hubungan mereka bisa berjalan sampai 4 tahun lamanya, tentu saja masalah selalu datang dihubungan mereka.

Dan yang selalu mengalah pastinya adalah Lona.

Mereka sempat LDR sebentar karena Lona harus berobat ke luar negeri selama beberapa minggu.

Erga kuliah Jurusan Bisnis sementara sementara Lona meneruskan perusahaan milik mamanya dan menjadi CEO diusia mudanya.

Langkah kaki jenjang milik Erga terdengar di koridor lantai 25, tempat dimana ruangan Lona berada.

Dia memakai kaus putih dilapis kemeja biru tak dikancing, celana panjang hitam dan kacamata yang bertengger dihidungnya.

"Rak, Lona ada di dalam kan?." tanya Erga saat melihat Raka, si sekretaris Lona keluar dari dalam ruangan sebelah ruangan Lona.

Raka, si cowok kalem bermata teduh itu mengangguk tanpa bersuara, dia berjalan menuju meja tempat dia biasa duduk lalu melanjutkan pekerjaannya.

Erga tak terlalu akrab dengan Raka, dia mengedik tak acuh lalu masuk dengan santainya ke ruangan Lona.

"Beb!." panggilnya begitu riang.

Lona yang saat ini terlihat begitu feminin dan cantik menoleh, rambut yang dicepol dan dipadu kemeja putih yang melekuk bentuk tubuhnya.

Tak lupa kacamata baca bertengger dihidungnya.

Senyum manis terukir diwajahnya.

"Manis~" sahutnya lembut riang.

Erga segera mengunci pintu ruangan Lona dan berlari pelan, bersyukur sekarang dia sudah bisa berjalan dan tak malu lagi bersanding bersama Lona.

Dengan santainya dia duduk dipaha Lona dan mengalungkan tangannya di leher Lona. "Kangen iih." adunya manja.

Lona menahan pinggang dan punggung Erga. "Maaf ya, aku sibuk banget sayang." ujarnya pelan.

Erga mengerucutkan bibirnya sebal.

"Makannya, kita nikah aja yuk." rengeknya lagi sembari menggesek pangkal pahanya dipaha Lona.

Wajahnya dibuat seimut mungkin, agar Lona luluh padanya.

Lona tersenyum tipis. "Nanti kita bahas itu ya." jawab Lona lembut.

"Kamu mah, asal aku bahas nikah pasti selalu ngehindar. Kenapa sih?." protes Erga pelan, dia memainkan dasi yang Lona pakai.

Dia berharap bisa main sama Lona, tapi Lona selalu menolaknya, memang salah sih.

Tapi Erga hanya takut Lona pergi darinya.

"Aku takut gak bisa ada terus sama kamu, untuk beberapa saat ini aku terus ke luar kota dan negeri untuk ngurus cabang kantor." Lona kembali memberikan pengertian.

Erga menunduk pelan, memeluk leher Lona dan mendusel. Merasa bersalah karena terus mendesak kekasihnya ini agar menikahinya.

"Agas sama Yara mau nikah 2 minggu lagi, terus kita kapan.." cicitnya.

"Nanti ya sayang, aku harus nyelesaikan urusan ku dulu."

"Dari tahun lalu jawaban kamu itu terus."

"Yah, memang urusan aku banyak manis."

"Tauk ah, mau tidur aja."

Erga lelah merajuk, dia menyamankan diri dibahu Lona dan memejamkan matanya.

Maaf Erga, aku harus yakinkan Papa dulu supaya mau nerima kamu. Batin Lona.

Pesan yang Papanya kirim beberapa waktu lalu menambah beban pikirannya seketika.

Papa Jalang.
Putuskan Erga, atau papa buat dia cacat lagi!

Kamu harus nikah sama Raka, Lona!

"Ck, sial.."

Kenapa sekarang dia harus diatur jalang sialan itu sih!?.

Akh, tidak bisa.

Lona akan memberontak pastinya.

Mana mungkin dia melepaskan Erga yang sudah bertahun-tahun bersamanya demi bersama orang baru seperti Raka.

Memang sih, Raka jaaauuuh lebih tampan daripada Erga.

Tapi Lona suka yang manis, bukan yang tampan:(





















Bersambung😾

Grumpy Erga [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang