Adakah yang menunggu ini up?
Happy Baca😾
.
.ERGA kini merasa menjadi seperti Agas 2 bulan lalu, saat Yara masuk rumah sakit. Agas juga seperti dia keadaannya.
Kegiatan Erga saat 3 hari ini selalu mengunjungi Lona, walau Lona dinyatakan Koma tanpa jangka waktu yang bisa ditentukan.
Erga tak gentar, dia terus datang dan mengajak Lona bicara.
Jatuhnya lebih kek orang gila sih Erga ini, di rumah sakit dia akan mengoceh terus menerus seakan Lona ini bangun.
Saat di rumah dia akan menangis sampai tertidur dan membuat matanya bengkak.
"Lonaaaaa, Erga dateng lagi nih. Erga bawa mainan loh, banyak hihi." Erga dengan semangat masuk ke kamar inap Lona.
Mendorong kursi rodanya cepat, tak sabar ingin bertemu Lona lagi.
Saat sampai disamping kasur yang Lona tempati, Erga langsung meraih tangan Lona dan mencium punggung tangan yang tidak diinfus.
"Erga lupa, Assalamualaikum Lona. Erga, calon imam kamu datang hehehe." beginilah Erga, dia tak akan berhenti mengoceh sampai tertidur dengan kepala yang bertumpu dipinggir kasur.
Erga memandang wajah Lona yang terliha damai, kepala dan beberapa bagian wajah yang diberi kapas.
Tulang rusuk Lona patah, begitu juga dengan tangan kanannya.
Lona koma, dan tak tau kapan akan membuka matanya. "Lona tau gak, Erga tuh jadi anak baik beberapa hari ini. Erga belajar, Erga sholat, Erga berdoa semoga Lona cepet sadar..tapi.."
Perlahan, wajah yang tadinya terulas senyum manis itu mengeluarkan air matanya lagi.
"Tapi kenapa Lona gak bangun juga..hiks..Erga kangen..Erga kangen banget sama Lona..hiks..plis bangun Lonaaa..huaaaaaaaaa." Erga kembali menangis.
Mau berpura-pura bahagia jug Erga gabisa, kebahagiaannya adalah Lona.
Tapi..gadis itu..kini memejamkan matanya dengan damai.
Erga takut..dia takut gadis kesayangannya itu tak akan bangun lagi.
"GABOLEH!..hiks..LONA GABOLEH NINGGALIN ERGA GABOLEH HUAAAAAAA..hiks..BANGUN LONAA!..hiks..ERGA MOHON LONA BANGUUN!!! ARGHH!!." histerisnya menyedihkan.
Dadanya sesak, kerongkongannya tercekat dan napas sulit dirasa.
Erga kangen Lona..dia mau Lona-nya seger bangun.
"Kamu mau aku panggil sayang kan!?..hiks..sayang..hiks..Lona sayang ayo bangun..hiks..manis kangen..hiks..manis mohon Lona bangun.." tangisnya pilu.
Erga menyesali semuanya, hidupnya berantakan kini.
Lona berdampak besar dalam hidup Erga, dan kini gadis itu tak kunjung bangun.
Erga mencengkram sprei kasur Lona erat, menangis sepuasnya disana.
"Manis kangen..hiks..manis kangen sama Lona..hiks..sayang bangun..hiks..plis..manis mohon.." pintanya benar-benar hancur.
Erga menunduk dalam, air mata turun membasahi celana sekolah yang dia pakai.
Kapan Lona bangun, kapan..kapanhal itu terjadi.
Erga rasanya mau mati jika seperti ini. Berlebihan memang, tapi tak ada yang tau seberapa besar cinta Erga pada Lona.
Cinta Erga lebih besar daripada cinta Lona padanya, tapi tak ada yang tau akan hal itu.
Tak ada kecuali Erga sendiri.
"Kamu jangan jadi kayak Om Neza..hiks..dia pergi ninggalin Tante Amaya dan sekarang? Tante Amaya terpuruk..hiks..aku gamau kayak gituu..hiks..gamauuu!!."
Erga meremat rambutnya kuat dan memukul kepalanya berulang kali.
Tapi sesaat dia teringat sesuatu. "G-gak boleh pukul kepala..hiks..n-nati Lona marah..iya..Erga gaboleh pukul kepala." Erga berhenti menangis.
Sedetik setelahnya dia kembali mengoceh riang seakan tadi dia tak menangis.
"Lona tau? Manis beliin baaaanyak banget boneka buat Lona, manis simpan di kamar Lona sayang..hihi, manis baik kan? Jelas dong hehehe."
Ini hanya peralihan, peralihan dari rasa sakit di dadanya karena Lona tak merespon satupun yang dia katakan.
"Hiks..Erga bodoh.." rutuknya dan kembali menangis.
"Capek..hiks..aku capek nangis Lona capek..hiks..tapi kalau aku gak nangis..hiks..dada aku sesek Lona..sesek sampai rasanya mau mati!!"
Erga memundurkan kursi rodanya dan kembali mengamuk.
"Arghh!!."
Prang!
Erga melempar gelas kaca yang ada di nakas sampai pecah, lalu menangis lagi. Matanya tertuju pada pecahan gelas tadi.
Perlahan dia meraih pecahan itu, lalu mulai memandang pergelangan tangannya.
"Sedikit aja..plis..aku mau tenang sedikit.." lirihnya sembari menyayat kembali pergelangan tangannya.
Erga sedikit bernapas lega saat darah mulai mengalir turun dari tangannya.
Hanya ini satu-satunya cara agar Erga bisa tenang. Benar, menyayat bagian tubuh yang membuat kelegaan hadir di diri Erga.
"Kalau sayang tau..manis pasti dimarahin..tapi kalau gak gini manis bisa gila bahkan lebih dari ini..manis..kangen..bangun..Lona..hiks..kumohon bangun.."
Jika saja Erga tau Lona akan seperti ini, Erga tak akan berlaku mengikuti egonya.
Kini Erga merasa semua sia-sia saja.
Bersambung😾
Komennya sepi, sebel aku.
Apalagi votenya juga pelit, dahlah males.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grumpy Erga [Tamat]
Teen FictionLona Bravesia, gadis berandal yang suka balap liar, tawuran dan keluar masuk club malam hanya untuk bersenang-senang. Sahabat Yara yang selalu mengeluh betapa membosankan hidupnya. Bertemu Erga Jayaraksa, seorang cowok galak yang duduk di kursi roda...