GE-12

7.5K 865 54
                                    

Hai kaliaaaan, apa kabar hari ini? Aku ada rencana mau update seminggu sekali nih, tapi masih rencana doang kok.

Masih tetep up setiap hari walau cuma 1 kali sehari gapapa kan ya?.

Happy Baca😾
.
.

ERGA memandangi ponselnya, malam minggu ini ada hal yang sedikit aneh, kenapa Lona tak menyepam pesan padanya?.

Biasanya Lona akan mengajaknya pergi, Agas saja sedang malam mingguan sama Yara saat ini.

"Apa..aku lihat saja alat pelacaknya." Erga membuka sebuah aplikasi yang terhubung pada kalung Lona.

Disana sudah terpasang alat pelacak kecil, dan titik merah saat ini menunjukan posisi Lona sekarang.

Jantung Erga berdegup cepat, matanya menyorot tak percaya pada titik yang tertuju. "Lona lagi di arena balap!?." pekiknya shock.

Bahaya, ini berbahaya! Erga gabisa biarin Lona ikut balapan. Bisa membahayakan dirinya dan Erga tak mau Lona sampai terluka.

Dengan menggeser tubuhnya, Erga ke tepi kasur, dia menarik kursi rodanya dan berusaha pindah sendiri.

"Aku harus kesana!." benar, Erga harus menghentikan Lona agar tak turut dalam balapan itu.

Biar saja jika Lona marah, yang penting gadisnya tak turut serta dalam balap liar itu.

"PAK JUKI AYO PERGI!." teriaknya kuat sampai menggema keseluruh rumah, Erga hanya mengenakan hodie hitam dan celana seluut.

Pak Juki, supir mereka berlari tergopoh dari arah dapur, hanya pakai sarung dan singlet putih.

Wajar saja, ini sudah jam 12 malam, pastinya mereka akan istirahat tapi Erga malah berteriak seperti ini.

Untung saja kamar Mama dan Papanya ada di lantai 2, jadi mereka tak akan bangun. "Ada apa den!?." tanya Pak Juki sesaat setelah sampai.

Erga mendelik kesal. "Anter Erga, cepetan!." serunya tak sabar.

Pak Juki mengangguk cepat, dia berlari kearah pintu garasi, biarin aja pergi hanya menggunakan singlet yang penting den mudanya tidak berisik.

Karena semua sudah tau, jika Tuan Muda mereka sudah menghendaki sesuatu, mereka harus menurutinya jika tidak dia akan menggila.

Seperti kasus beberapa bulan lalu, yang Tuan Muda mereka ini hampir dibawa ke RSJ karena gadis yang dia suka mengabaikannya.

Erga terus memandang ke titik merah di ponselnya, memastikan Lona belum memulai balapannya.

"Jangan balapan, plis Lona, aku takut kamu kenapa-napa." racaunya kalut, hampir saja dia membanting ponselnya jika saja tak ingat itu adalah ponsel ke 13 nya.

Ponselnya yang lain, rusak karena dia selalu melemparnya saat marah ataupun mengamuk.

....

Lona tertawa bersama teman 1 arena balapnya, hari ini dia mendapat taruhan 1 mobil Lambhorgini jika dia berhasil menang.

"Lawan gue siapa sih? Gak sabar gue pengen liatnya." celetuk Lona penasaran.

Grumpy Erga [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang