Haloha kalian.
Happy Reading😾
.
.2 Minggu kemudian.
Erga menghela napas kasar saat latihan hari ini selesai, dia sudah melakukan operasi pemasangan pin dan kini tengah rawat jalan.
Erga melatih kakinya agar lebih terbiasa dibawa jalan.
"Capek.." lirihnya sembari duduk di kursi yang sudah tersedia diruang latihan.
Peluh mengalir dipelipisnya. Mama dan Papa Erga tak ada menemaninya karena mereka sibuk bekerja.
"Kamu mau pulang?." tanya Dokter Sam.
Erga mengangguk tanpa menoleh, perlahan dia meraih dua tongkatnya dan berdiri. "Saya pamit Dok, minggu depan saya datang lagi." pamit Erga seraya berjalan perlahan.
Dokter Sam hanya mengangguk, memandang punggung Erga yang mulai menjauh. Dokter Sam ini juga mengenal Psikolog yang menangani kesehatan mental Erga.
Anak itu divonis memiliki penyakit Anxiety, skizhovernia yang masih ditahap awal.
Saat diberi tau soal penyakitnya, Erga hanya diam dengan raut wajah datar tak beremosi.
Rumah sakit tempat Erga terapi sama dengan rumah sakit tempat Lona dirawat. Walau merek 1 rumah sakit, tetap saja Erga tak berani menjenguk Lona.
Dia tak tau kabar Lona selama 2 minggu belakangan ini, Yara dan Agas juga tak ada memberitahunya.
Perlahan Erga berjalan di lorong rumah sakit, dari arah berlawanan ada seorang suster yang tengah mendorong kursi roda seorang gadis.
"Kamu harus istirahat lagi ya, kaki kamu juga udah mulai bisa dibawa terapi jalan Lona."
Deg!
Erga terdiam, dia menoleh tepat saat keduanya lewat. Mata Erga sontak membulat tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Lona..." lirihnya tak percaya.
Gadis yang diketahui adalah Lona itu juga menatapnya, tapi gadis itu langsung mengalihkan tatapan matanya.
Raut wajah gadis itu datar sekali.
"Lona..itu Lona kan?." Erga berbalik dan hendak mengejar.
"Lona!." panggilnya kuat.
Suster yang mendengar panggilan itu berhenti mendorong, sementara Lona menoleh dengan singkat lalu mengalihkan tatapannya lagi.
Erga berusaha berjalan secepat mungkin. "Ada apa dek?." tanya Suster tadi.
Erga sampai didepan kursi roda Lona dan berusaha menetralkan napasnya.
Matanya berair melihat Lona sudah membuka matanya, namun terlihat asing dimata Erga. "Kamu udah bangun? Kapan kamu bangun?." tanya nya antusias.
Lona menaikan sebelah alisnya, terlihat heran melihat cowok yang sksd padanya.
"Lo siapa? Kenapa sok kenal sama gue?." tanya Lona dingin.
Disanalah Erga terdiam, kaget, shock, kecewa semua tercampur ke dalam hati Erga. Apa maksudnya ini.
Tangan Erga bergetar, tapi dia berusaha tenang. "Aku Erga, temen kamu." ujar Erga masih antusias.
Lona menelisik keadaan Erga, lalu mengangguk. "Oh, gitu. Gue udah sadar 2 hari yang lalu Erga." ujar Lona tak sedingin tadi.
Erga mengulas senyuk tipis, tak ada kata Manis yang terucap dibibir Lona, itu membuat Erga sedih seketika.
"Aku ikut ke kamar kamu ya?."
"Boleh."
Erga masih bertanya-tanya, kenapa Lona tak mengingatnya?
Bersambung😾
Terima kasih untuk vote dan komennya, aku lagi dirumah sahabat aku jadi gak sempet update.
Hehe, biasalah ciwi-ciwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grumpy Erga [Tamat]
Teen FictionLona Bravesia, gadis berandal yang suka balap liar, tawuran dan keluar masuk club malam hanya untuk bersenang-senang. Sahabat Yara yang selalu mengeluh betapa membosankan hidupnya. Bertemu Erga Jayaraksa, seorang cowok galak yang duduk di kursi roda...