GE-19

5K 669 37
                                    

Kenapa kalian masih gamau vote huaaaaaaaaa😭.

Sakit hati Ryn..hiks..sedih..

Silahkan baca..
.
.

LONA turun dari lantai 2 rumahnya, malam ini dia harus menjenguk Yara lagi, besok dia harus membantu Agas dan Erga di Galeri Agas.

Maksudnya, akan ada festival sekolah, jadi mereka harus menyiapkan banyak keperluan.

Karena Lona dan Erga tak terlalu sibuk, jadi mereka bisa bantuin Agas.

Agas juga katanya bergadang terus di studio sekolah demi menyelesaikan lukisan nya.

"Kasih tau Erga gak ya?." gumam nya sembari berjalan melewati ruang santai rumah nya. Ada mama dan papanya sedang menonton disana.

Gema yang sadar dengan langkah kaki seseorang menoleh kebelakang dan langsung berdiri. "Lona, kamu mau kemana?." tanya Gema langsung.

Lona berdecak sebal, dia berhenti melangkah dan menatap Gema dengan tatapan dingin.

"Apa?." tanya nya malas.

Gema berdiri didepan Lona dan menelisik pakaian yang Lona pakai, dia jadi lebih protective karena Lona membawa pacarnya kemarin.

Tentu saja dia harus waspada, karena pacar putri satu-satunya cacat, Gema tak mau anaknya mendapat jodoh yang seperti itu.

"Kamu mau kemana Lona?." tanya Gema lembut.

Lona mendecih pelan, kemudian berbalik tanpa menjawab. "Lona! Papa lagi tanya sama kamu!." serunya kesal.

Tak perduli, Lona tak akan pernah peduli pada ucapan laki-laki jalang itu, walau benar pria itu adalah Papa kandungnya.

Tapi pekerjaan yang Papanya jalani membuat kata Papa Kandung tak ada gunanya lagi untuk Lona.

Dengan cepat dia menaiki motor sportnya dan mengeluarkannya dari garasi.

Jam baru menunjukan pukul 8 malam, dia mau menginap di RS aja, malas juga kalau mau tidur di rumah.

Apartemennya sudah dia jual, katanya dia gamau lagi tinggal disana, banyak hantunya.

"Menyebalkan, mau tau urusan orang saja." gerutunya sembari mengendari kendaraannya di jalan komplek.

Sangat sepi, ditambah rintik hujan yang membuat suasana menjadi agak seram.

Tumben sekali jalanan sini sepi, biasanya akan ramai anak-anak komplek nongkrong diCafe dan kedai kopi.

Heran saja Lona.

Dia mengendarai motornya dengan cepat, suasana agak tak mengenakan.

Dan benar saja, dibelakangnya sudah ada 2 mobil jip hitan yang mengikutinya.

"Sial..ini kayaknya gue lagi diincar nih." Lona sering baca cerita tentang penculikan dijalan.

Dan cirinya agak sama dengan yang Lona alami saat ini.

Dia meng gas motornya lebih kencang dari yang dikira, dia tak akan membiarkan hal buruk terjadi padanya.

Masih ingat dipikirannya, perkataan Erga yang tak mau Lona sama terluka atau dia bisa stress dan menggila.

Saat keluar dari komplek, Lona banting stir ke kiri dan kembali mengebut dijalan, mobil tadi masih mengejarnya.

"Ck! Jalanan kenapa sepi banget sih!?." sial, Lona gabisa nyelap-nyelip karena jalanan sepi, ini lebih memudahkan mereka menangkap Lona.

Brum.brum!

NGENGG!!

Motornya semakin ngebut dijalan, bahkan rintikan hujan yang mengenai wajahnya tak dipedulikannya, sampai akhirnya Lona melihat perlintasan rel kereta api.

Palangnya hampir tertutup, dengan kecepatan yang sudah mencapai maximal, Lona melewati palang itu dan berhasil melewati rel kereta api.

WUSHH!!

Kereta api lewat sesaat setelah Lona lewat, Lona dapat bernapas lega setelah melihat 2 mobil itu terhenti.

Dengan cepat Lona pergi menuju jalan potong, mobil itu tak akan bisa mengejarnya karena Lona melewati gang pemukiman warga.

"Gila, itu bener-bener gila." Lona rasa, tadi dia sedang bercanda dengan maut.

Hampir aja dia mati ketabrak kereta api demi menghindari 2 mobil jip tadi.

Dan sebaiknya, ini Lona rahasiakan dari Erga.

Atau dia bisa panik gak ketulungan karena mendengar kejadian, Lona yang hampir bertermu malaikat Izrail.
























Bersambung😾

Grumpy Erga [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang