PERGI ATAU BERTAHAN

33 8 0
                                    

Jika bertahan tak cukup untuk membuatnya paham.
Mungkin kehilangan akan membuatnya lebih mengerti, bahwa ;
Yang tak pernah menyerah juga punya rasa lelah dan yang berjuang sendirian pun pada akhirnya menemukan alasan untuk tidak lagi bertahan”

-Nraini. Azhra-

***

Rasa ini begitu sakit hingga untuk menceritakannya saja  sudah tidak bisa , ketika semua telah hancur namun tetap ber eskspetasi yang kudapat hanya kecewa dan hancur namun bodohnya aku tetap melakukan  itu dan merasa sakit lagi tetapi tak berhenti. Hidupku begitu hambar hingga masalahpun akan kujadikan hiburan untukku. Aku lelah.

-hrvinafratilova-

Happy reading

***

Hujan terlalau lebat membuat jalanan sedikit licin
Rehan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang dan sangat berhati hati

Sejak tadi ia belum pulang dari sekolah akibat dihukum oleh bu Murti karena bersembunyi di atas atap kantor saat ingin di hukum oleh guru BK
Membuat atap kantor bagian belalang ambruk karna ulahnya

Ckckck re...re...

Alhasil ia tidak boleh pulang sebelum jam 5

Saat ini Ia melewati halte didekat sekolahnya
Matanya membulat sempurna
melihat seseorang tergeletak dipinggir jalan
Tubuh orang itu sedikit tak jelas terlihat karna genangan hujan yang sangat amat memenuhi jalan

Rehan mendekati orang tersebut dan turun dari motornya

"VANY!"

"Lo masih bisa dengar gue!?"

"Vany!" Ia menggoyangkan kencang bahu gadis itu agar terbangun namun nihil Vany tidak sama sekali sadar

Rehan meletakkan kepala Vany dipahanya
Ia menyentuh dahi gadis itu menggunakan punggung tangannya
Ternyata sangat dingin wajah gadis itu terlihat sangat amat pucat

Cowo itu tidak bisa membawa Vany menggunakan motornya apalagi saat ini sedang hujan deras
Ia menghubungi Devan ternyata cowo itu mengangkatnya

Devanjing : "apa?"

"Gue boleh minta tolong"
Ucapnya dengan suara panik dan
bergetar

Devanjing:"Minta tolong apa?"

"Jemputin gue di halte sekolah! Gue tadi gak sengaja liat vany pingsan di dekat jalan!"
Rehan sedikit mengeraskan ucapanya agar suaranya tidak terdengar tenggelam

Devanjing : "sory kalo tentang vany gue ga bisa!" Tolaknya

"Gila lo! Dia juga manusia! Lo ga punya perikemanusiaan?"
Tanya Rehan tidak percaya dengan tolakan kasar dari mulut Devan

Devanjing : "gue gak perduli!"

Tuttt

Devan mematikan sambungan telpon secara sepihak

"Gila bener tu orang!" Maki Rehan dengan nada bicara tidak biasa biasa saja

Tak lama berfikir Rehan kembali membuka Roomchat dan menghubungi seseorang dan harapan ia dapat membantunya dan Vany yang tengah lemas

"Halo ga!"

"Apa?"Jawab Angga

"Ga gue minta tolong jemputin gue di halte sekolah pake mobil!"Pintanya

" Emang untuk apa? Hujan hujan gini?"

"Stttt Vany pingsan gue nemu dia di jalan! Dah gosah banyak nanya cepat bawa mobil lu!"

"OTW"

****

"Jadi udah Stadium dua ya dok?" Tannya gadis itu dengan suara begetar

"Iya, kita berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkannya, kita hanya bisa mohon kepada Allah dan tawakal" Ucap Dokter Sala dengan raut wajah teduh

"Untung aja teman teman saya bawa saya ke rumah sakit ini,,, kalo di rumah sakit lain bisa ketahuan" Ucap Gadis itu dengan nada suara lemas dan dibalas anggukan oleh Dokter Sala

"Tolong yah Dok dirahasiakan" Ucap gadis itu

Gadis itu bangkit dari brankar dan menuju pintu dengan memegang kepala dan dibantu oleh Dokter Sala
Tubuhnya seperti sangat susah untuk dikendalikan

Ia membuka pintu dan sudah disambut cepat oleh Angga dan Rehan

"Vany lo gak papa kan?" Tanya Rehan khawatir namu dibalas gelak tawa oleh Vany membuat Rehan mengerutkan dahi bingung

"Lo kok ketawa?" Tanya Rehan bingung

"Re,,,, re,,, Tadi Dokter bilang aku cuma kecapean aja,,, astaga,,,,Kamu perhatian ke aku?!" Tanya Vany dengan tertawa mengejek

"Apa si lu Van!" Sentak Rehan sebal dan dibalas tawa oleh Angga "Yaudah kita pulang aja" Ajak Angga

****

Mereka sedang berada didalam mobil Angga untuk mengantar Vany pulang

Karna kejadian sore tadi saat Rehan melihat Vany tergeletak itu sangat membuat Rehan khawatir

"Van gue boleh main ke rumah lo?" Tanya Rehan dibalas tawa dan anggukan oleh Vany

"Alah palingan lo mau modusin  Vina adiknya Vany! Kaga Van?" Ledek Angga yang sedang menyetir membuat Vany tertawa

"Emang Vina mau sama lo Re?" Sambung Angga mengejek

"MAU GUE PATAHIN LEHER LO!?" Sentak Rehan emosi membuat mereka tertawa galak

"Oh iya Vany tadi gue sempet minta tolong ke Devan buat antar lo ke rumah sakit" Jelas Rehan membuat Vany mengalihkan pandangannya pada sumber suara

"Terus?" Sambung Vany

"Dia nolak" Ucap Rehan membuat Vany tersenyum teduh

"Lo masih mau perjuangin dia?" Tanya Angga mengarah pada Vany

"Padahal lo udah disakitin terus sama dia" Jelas Rehan

"Yang namanya juga berjuang ya pasti harus rela sakit" Jelas Vany

"Pertanyaan gue cuma dua Pergi atau bertahan?" Tanya Angga pada Vany

"Gue akan bertahan sampai dimana kemampuan gue untuk bertahan!"Jelas Vany membuat Rehan dan Angga tersenyum teduh

"Beruntung banget Devan" Ucap Rehan masih terfokus pada jendela mobil dengan tersenyum

.
.
.
.
.

Pengen lempar Rehan ke segitiga permuda





DEVANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang